Bursa Asia Merosot Tersengat Harga Minyak

Sentimen rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga dan pemilu AS semakin dekat bayangi bursa Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2016, 08:41 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 08:41 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang2
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia cenderung melemah pada perdagangan Kamis pekan ini seiring laporan keuangan dari sektor teknologi mengecewakan menekan bursa Amerika Serikat (AS). Sentimen itu berimbas ke bursa Asia.

Saham Apple menekan bursa AS. Selain itu, Apple, sejumlah hasil dan prediksi perusahaan AS juga membebani bursa AS. Namun saham Boeing mampu mengangkat indeks saham Dow Jones.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen di awal pekan. Penurunan itu juga diikuti indeks saham Jepang Nikkei yang melemah 0,2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Bursa Asia yang bervariasi ini juga seiring pelaku pasar menanti laporan keuangan perusahaan Samsung Electronics Co dan Bank of China Ltd. Demikian mengutip laman Bloomberg, Kamis (27/10/2016)

Di sisi lain, harga minyak berbalik arah ke zona merah. Harga minyak sentuh level terendah dalam tiga pekan ini karena keraguan investor terhadap realisasi rencana OPEC untuk memangkas produksi minyak pertama kali dalam delapan tahun.

Sementara itu, indeks dolar AS sentuh level terkuat dalam tujuh bulan seiring spekulasi pelaku pasar terhadap rencana bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga tahun ini.

Bursa Asia juga kena imbas penurunan bursa AS lantaran sejumlah perusahaan melaporkan kinerja belum sesuai harapan. Hampir 80 persen perusahaan yang masuk indeks saham S&P 500 mencatatkan kinerja melebihi harapan. Namun pelaku pasar kecewa terhadap kinerja Apple Inc dan Intel Corp serta data ekonomi yang bervariasi.

Pelaku pasar pun kini fokus terhadap rencana kenaikan suku bunga, pemilihan presiden AS dan pertemuan bank sentral AS untuk minggu depan.

"Bursa Asia masih cenderung sideway seiring pemilu AS mendekat dan investor antisipasi skenario kebijakan moneter dan ekonomi," ujar Chris Weston, Chief Market Strategist IG Ltd.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya