Bursa Asia Tertekan Skandal Email Hillary Clinton

Bursa Asia mayoritas bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Senin (31/10/2016).

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 31 Okt 2016, 08:40 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 08:40 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia mayoritas bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Senin (31/10/2016). Pelemahan dinilai karena dipengaruhi skandal email calon presiden AS, data ekonomi Jepang yang lemah juga penurunan harga minyak.

Melansir CNBC, Dow Jones Industrial Average turun 8,49 poin ke level 18.161,19, menghapus keuntungan sekitar 75 poin sebelum dugaan skandal email salah satu calon Presiden AS, Hillary Clinton diselidiki.

Indeks tersebut diperdagangkan 74,71 poin lebih rendah menyusul pernyataan mengenai penyelidikan email itu.

S&P 500 ditutup 0,31 persen turun dan Nasdaq Composite Indeks pun turun 0,5 persen.

"Pasar memberi kita ide yang rasional tentang bagaimana mereka bereaksi terhadap keunggulan Trump, politik mendominasi sesi perdagangan pada Jumat," ujar Kepala Strategis Market IG Chris Weston.

Selain itu, indeks Australia ASX 200 mendatar, terbebani 1,05 persen penurunan karena sub indeks saham energi dan finansial yang turun 0,52 persen. Sementara indeks Korea Selatan Kospi turun 0,27 persen pada pembukaan perdagangan.

Indeks Nikkei 225 turun 0,26 persen, karena investor menunggu pernyataan dari Bank of Japan, yang memulai pertemuan dua hari membahas kebijakan moneter pada Senin. Tapi banyak analis tidak mengharapkan pergerakan yang mengejutkan dari bank sentral tersebut.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya