Liputan6.com, Tokyo - Laju Bursa Asia sedikit mereda di akhir pekan ini usai melonjak terpicu aksi ambil untung investor. Sementara dolar menguat tipis dan optimisme perpanjangan pemotongan pasokan OPEC mengangkat harga minyak.
Melansir laman Reuters, Jumat (17/2/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Indeks sempat menguat ke posisi tertinggi dalam 19 bulan beberapa hari lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sementara indesks Nikkei Jepang turun 0,7 persen, menutup 0,9 persen lebih rendah untuk minggu ini. Saham Australia turun 0,2 persen, menurunkan keuntungan sepekan menjadi 1,4 persen.
Rilis data ekonomi yang positif di Asia pada minggu ini, didorong peningkatan ekspor dan kenaikan harga komoditas telah mendukung pasar saham. Meskipun, masih ada kekhawatiran jika setiap ancaman pengetatan yang ditimbulkan Presiden AS Donald Trump bisa membalikkan kondisi.
Sementara Singapura merevisi pertumbuhan produk domestik bruto pada kuartal keempat yang naik tajam. Adapula Taiwan yang menaikkan target pertumbuhan ekonomi 2017 ke level tertinggi dalam tiga tahun.
Di sisi lain, ekspor Indonesia meningkat melaju tercepat dalam lebih dari lima tahun pada Januari. Kemudian inflasi China tercatat melebihi harapan pada Januari hingga mendekati level tertinggi dalam enam tahun; dan Malaysia melaporkan pelebaran surplus transaksi berjalan.
Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah. Kebanyakan indeks Wall Street turun dipicu beberapa faktor.
Penurunan ini memangkas kenaikan beberapa sesi. Salah satu faktor adalah turunnya saham energi sebesar 1 persen.
Dow Jones Industrial Average naik sekitar 10 poin, menutup perdagangan di level tertinggi. Chevron berkontribusi penurunan paling besar, sementara 3 M mendapat keuntungan paling besar.
"Kondisi pasar AS dan harga logam dasar yang melemah akan membuat pasar lokal menunggu untuk mengambil sikap pada awal perdagangan pagi ini," ujar Kepala Analis Pasar CMC Markets Ric Spooner dalam catatannya.
Adapun Dolar menguat tipis setelah mencetak penurunan terbesar satu hari dalam lebih dari dua minggu pada Kamis kemarin karena ketidakpastian tentang waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve berikutnya, yang mengimbangi penguatan data ekonomi.
Indeks Dolar yang melacak terhadap sekeranjang mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 100,57. Namun berada di jalur minggu 0,2 persen lebih rendah.
Sementara harga minyak dunia naik terdorong sentimen positif laporan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) empertimbangkan untuk memperluas pakta pengurangan pasokan minyak dengan non-anggota.