Menakar Prospek IPO 3 Calon Emiten

Sejumlah perusahaan akan menawarkan saham perdana ke publik pada kuartal II 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mei 2017, 10:45 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 10:45 WIB
20160502-BEI Lakukan Perubahan Fraksi Harga Baru
Pekerja tengah melintas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/5).PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perubahan fraksi harga yang baru yang dimulai Senin, 2 Mei. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan berencana menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada kuartal II 2017. Perusahaan itu beragam mulai dari sektor keuangan hingga kontraktor.

Dari catatan yang dikumpulkan Liputan6.com, ada sekitar tiga perusahaan yang akan melepas saham ke publik atau IPO, seperti ditulis Senin (15/5/2017).

Pertama, PT Totalindo Eka Persada Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham baru atau sebesar-besarnya 30,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan usai penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Jumlah itu juga termasuk saham yang akan dialokasikan untuk pelaksanaan program employee stock allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 1 persen dari jumlah saham yang ditawarkan. Perseroan menawarkan saham IPO di kisaran Rp 300-Rp 490 per saham. Total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 645 miliar-Rp 1,05 triliun.

Dana hasil penawaran saham perdana antara lain digunakan untuk pembayaran sebagian utang perseroan sekitar 35 persen, 60 persen akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan, dan lima persen akan digunakan untuk mendukung pengembangan bisnis perseroan di sektor konstruksi.

Perseroan telah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi efek untuk proses IPO antara lain PT Bahana Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas.

Perseroan menawarkan saham pada masa penawaran awal 8-22 Mei 2017, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan pada 31 Mei 2017. Masa penawaran saham perdana 2,5,dan 6 Juni 2017. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juni 2017.

Prospek 3 Calon Emiten

Kedua, PT Hartadinata Abadi Tbk, produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi akan menawarkan saham 1,5 miliar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru. Jumlah itu setara dengan 30 persen dari jumlah modal disetor usai IPO. Perseroan menawarkan saham IPO di kisaran Rp 280-Rp 356 per saham. Total dana yang berpotensi diraup dari IPO sekitar Rp 420 miliar-Rp 534 miliar.

Dana hasil IPO sekitar 50 persen akan digunakan refinancing sebagian dari pinjaman modal kerja. Sisanya untuk pembelian bahan baku, pembelian tooling chain machine, dan pembentukan serta penerapan aplikasi sistem e-commerce.

Perseroan telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi efek untuk pelaksanaan IPO antara lain PT Mandiri Sekuritas, PT MNC Sekuritas, dan PT RHB Sekuritas.

Jadwal IPO antara lain tahapan pengumpulan minat (bookbuilding) 9-23 Mei 2017, pernyataan efektif dari OJK diharapkan pada 8 Juni 2017, dan pencatatan saham di BEI pada 20 Juni 2017.

Ketiga, PT First Indo American Leasing Tbk, perusahaan pembiayaan modal kerja, investasi dan multiguna akan melepas 766 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang ditawarkan ke publik itu sebanyak-banyaknya 35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka ekspansi kredit Perseroan. Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Harga penawaran di kisaran Rp 105-Rp 115 per saham.

Perseroan akan melakukan masa penawaran awal 12-18 Mei 2017. Pernyataan efektif dari OJK pada 30 Mei 2017. Kemudian masa penawaran umum pada 2-5 Juni 2017. Pencatatan saham di BEI pada 8 Juni 2017.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, pasar saham cukup baik di kuartal II 2017 dapat mendukung rencana perusahaan untuk IPO. Berdasarkan data BEI, IHSG naik 7,15 persen secara year to date (Ytd) ke level 5.675 pada Jumat pekan lalu. Sektor saham industri dasar dan manufaktur catatkan penguatan sektor saham terbesar.

Selain itu, pelaksanaan tax amnesty atau pengampunan pajak sudah selesai dilakukan menurut David mendorong perusahaan untuk melepas saham ke publik. "Mereka (perusahaan) sudah membenarkan asetnya karena butuh waktu ketika tax amnesty," kata David saat dihubungi Liputan6.com.

David mengatakan, bagi pelaku pasar saham yang ingin masuk ke saham-saham IPO sebaiknya memperhatikan sejumlah hal antara lain pertumbuhan laba perusahaan, prospek usaha ke depan, dan dana yang dipakai IPO untuk apa saja.

Ia mengakui, memang perusahaan yang melepas saham ke publik ini masih kecil tetapi cukup menarik. "Sektor saham perusahaan so far so good," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya