Suku Bunga The Fed Tetap, Wall Street Naik Terbatas

Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve prediksi inflasi bakal naik membayangi laju the Federal Reserve.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Feb 2018, 05:06 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 05:06 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street sedikit berubah. The Federal Reserve menyatakan inflasi akan meningkat pada 2018 menjadi katalis terhadap wall street. Dengan kenaikan inflasi memberikan sinyal kalau suku bunga acuan naik pada Maret.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 72,57 poin atau 0,28 persen ke posisi 26.149,46. Indeks saham S&P 500 naik tipis 1,4 poin atau 0,05 persen ke posisi 2.823,83. Kemudian indeks saham Nasdaq bertambah 9 poin atau 0,12 persen ke posisi 7.411,48.

Hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menjadi katalis pergerakan wall street. The federal Reserve mempertahankan suku bunga usai pertemuan dalam dua hari ini. Meski suku bunga tetap pada awal 2018, suku bunga diperkirakan tetap naik secara bertahap pada 2018.

"Mereka (the Fed-red) lebih percaya diri dengan harapkan kenaikan inflasi," ujar Kevin Logan, Ekonom HSBC Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (1/2/2018).

The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017. Diperkirakan suku bunga akan kembali naik sebanyak tiga kali pada 2018. Selain itu, bank sentral AS juga akan memangkas neraca sesuai jadwal.

"The Fed melihat pertumbuhan inflasi. Mereka tetap akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali, dan bahkan empat," kata Portfolio Manager, Resource Credit Income Fund, Mike Terwillger.

Adapun tanda ekonomi kuat lainnya dengan rilis laporan tenaga kerja ADP yang menunjukkan penambahkan tenaga keerja sektor swasta sebanyak 234 ribu pada Januari 2018. Angka ini lebih baik dari yang diharapkan analis skeitar 185 ribu.

Adapun wall street sempat menguat tinggi pada awal perdagangan. Ini didorong kenaikan saham Boeing yang prediksi laba bersih akan lebih baik, dan diharapkan dapat catatkan rekor untuk pemesanan pesawat komersial. Saham Boeing naik 4,6 persen. Selain itu, di antara 11 sektor saham S&P 500, saham teknologi membukukan kenaikan seiring investor cermati saham Facebook dan Microsoft.

Saham perawatan kesehatan masih tertekan sehingga bebani indeks saham acuan utama wall street. Hal itu karena perusahaan raksasa Amazon, Berkshire Hathaway, dan JP Morgan bergabung untuk memangkas biaya kesehatan pegawai di AS.

Sektor perawatan kesehatan S&P pun turun 1,6 persen. Sementara itu, analis juga mengharapkan pertumbuhan kinerja laba perusahaan masuk S&P 500 naik 13,7 persen. Sejauh ini, 37 persen perusahaan melaporkan kinerja, dan 80,5 persen mencatatkan kinerja di atas harapan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

The Fed Pertahankan Suku Bunga

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga pada pertemuan awal 2018 ini. Akan tetapi, the Fed menyatakan inflasi bakal naik pada 2018.

Hal ini juga menunjukkan kalau suku bunga the Fed berpotensi naik pada Maret di bawah pimpinan the Fed yang baru Jerome Powell. Pada pertemuan awal 2018, suku bunga the Fed tetap di 1,25 persen-1,5 persen.

Dengan kenaikan solid dalam data tenaga kerja, pengeluaran rumah tangga dan investasi, the Fed memperkirakan ekonomi tumbuh dalam kecepatan moderat. Pasar tenaga kerja pun akan tetap kuat pada 2018.

"Inflasi akan meningkat pada 2018, dan untuk menstabilkan target the Fed dua persen dalam jangka pendek," tulis pernyataan bank sentral yang berada di bawah pimpinan Janet Yellen.

The Fed juga mengatakan kalau memilih Jerome Powell untuk menggantikan Janet Yellen yang efektif pada 3 Februari. Powell telah bekerja sama dengan Yellen dalam beberapa tahun terakhir. Powell dinominasikan oleh Donald Trump dan dikonfirmasi oleh Senat AS.

Powell diharapkan tidak ubah kebijakan yang dipegang Yellen. Janet Yellen mempelopori mengangkat suku bunga dari nol di tengah ekonomi pulih dan memacu pertumbuhan lapangan kerja usai resesi 2007-2009.

The Fed membuat kebijakan mempertimbangkan ekonomi AS meningkat dan tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 17 tahun di kisaran 4,1 persen. Akan tetapi, the Fed menegaskan kalau kenaikan suku bunga secara bertahap masih diperlukan.

"The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga pada Maret tetapi sudah selesai," ujar Bruce Bittles, Chief Investment Strategist Robert W.Baird and Co seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (1/2/2018).

Usai rilis the Fed pertahankan suku bunga, bursa saham AS sedikit menguat. Pelaku pasar terus bertaruh kalau the Fed menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2018.

Diperkirakan the Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan berikut pada Maret 2018. The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017. Selain itu, the Fed juga akan memangkas neraca pada jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kenaikan suku bunga ini juga akan bergantung pada kenaikan inflasi yang terus berlanjut. The Fed juga mencatat kalau inflasi ada kenaikan dalam beberapa bulan terakhir tetapi masih rendah. Ada pun pernyataan the Fed belum membahas kemungkinan dampak perbaikan pajak oleh Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya