Penasihat Ekonomi Trump Mundur, Bursa Asia Tertekan

Di Korea Selatan, indeks Kospi juga melemah 0,43 persen meskipun saham unggulan Samsung Electronics mengalami penguatan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Mar 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Pengunduran diri dari Penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi salah satu pemberat gerak bursa saham.

Mengutip CNBC, Rabu (7/3/2018), indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,91 persen di awal perdagangan karena pelemahan dolar AS terhadap yen Jepang mengusul pemberitaan pengunduran diri Kepala Ekonomi Gedung Putih Gary Cohn.

Sebagian besar saham-saham yang berorientasi ekspor tertekan. Sektor otomotif dan teknologi menjadi pemberat gerak indeks acuan Jepang tersebut.

Di Korea Selatan, indeks Kospi juga melemah 0,43 persen meskipun saham unggulan Samsung Electronics mengalami penguatan 1,66 persen di awal perdagangan.

indeks acuan di Korea Selatan tersebut tertekan meskipun adanya sinyal positif pembicaraan soal nuklir antara AS dengan Korea Utara.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tertekan 0,9 persen. Sebagian besar sektor pembentuk indeks berada di zona merah kecuali sektor tambang khususnya saham produsen emas yang naik 2,17 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengunduran Diri Cohn

Gary Cohn, kepala penasihat ekonomi Donald Trump
Gary Cohn, kepala penasihat ekonomi Donald Trump (AP/Andrew Harnik)

Kepala penasihat ekonomi Gedung Putih Gary Cohn telah mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Mantan Direktur Goldman Sachs ini memutuskan untuk berhenti setelah Trump mengumumkan akan mengenakan tarif bea yang tinggi pada impor baja dan tembaga.

Dalam sebuah pernyataannya, Cohn mengatakan bahwa merupakan sebuah kebanggaan bisa melayani negara terutama dengan adanya pemberlakukan kebijakan ekonomi yang pro pertumbuhan ekonomi untuk menguntungkan masyarakat AS.

"Terutama untuk reformasi perpajakan yang cukup bersejarah," jelas dia.

"Saya berterima kasih kepada presiden karena memberikan kesempatan untuk ikut dalam pemerintahan selama ini," lanjut dia.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya