Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak positif pada sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini. Rilis data ekonomi neraca perdagangan menjadi sentiment positif IHSG.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (16/4/2018), IHSG menguat 28,38 poin atau 0,45 persen ke posisi 6.298,71. Indeks saham LQ45 naik 0,60 persen ke posisi 1.028,80. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.Sebanyak 165 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 145 saham melemah dan 138 saham lainnya diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.305,03 dan terendah 6.262,23.
Pada sesi pertama, total frekuensi perdagangan saham sekitar 193.084 kali dengan volume perdagangan 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 97,31 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.766.Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian melemah 0,09 persen, sektor saham konstruksi susut 0,24 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,17 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sektor saham aneka industri naik 1,83 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 1,07 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,98 persen.Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham HADE menguat 23,21 persen ke posisi Rp 69, saham TRIL melonjak 22,35 persen ke posisi Rp 104, dan saham FREN menanjak 19,23 persen ke posisi Rp 62 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PKPK melemah 17,42 persen, saham BIMA susut 8,05 persen ke posisi Rp 80, dan saham HELI tergelincir 6,49 persen ke posisi Rp 346 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,69 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,02 persen, indeks saham Shanghai merosot 1,48 persen, indeks saham Singapura susut 0,35 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,15 persen.
Â
Â
Ekspor RI Tumbuh 6,14 Persen pada Maret
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2018 mencapai USD 15,58 miliar, naik sebesar 10,24 persen dibandingkan Febuari 2018. Sementara dibandingkan Maret 2017, ekspor Indonesia juga meningkat hingga 6,14 persen.
"Ekspor bulan Maret sebesar USD 15,58 miliar. Angka ini naik apabila dibandingkan dengan bulan Febuari sebelumnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Peningkatan ekspor disumbang oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar USD 14,24 miliar naik 11,77 persen dibanding Febuari 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Maret 2017 naik 8,16 persen.
"Ada beberapa komoditas non migas yang mengalami peningkatan harga dari Januari sampai Maret," ujar Suhariyanto.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2018 terhadap Febuari 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 358,9 miliar atau 18,58 persen. Sedangkan penurunan terjadi pada timah sebesar USD 92,5 juta atau 45,25 persen.
Secara kumulatif (Januari-Maret 2018), nilai ekspor Indonesia mencapai USD 44,27 miliar atau meningkat 8,78 persen. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD, 40,41 miliar meningkat 9,53 persen.
Sementara itu, menurut sektor, ekspor November disumbang oleh industri, tambang, migas dan pertanian. Masing masing sektor menyumbang industri 72,37 persen, tambang 16,72 persen, migas 9,16 persen dan pertanian 1,75 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement