Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini. Pergerakan IHSG bervariasi itu di tengah pengumuman lembaga pemeringkat internasional Moody’s menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa2 dengan prospek stabil.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Jumat (13/4/2018), IHSG melemah tipis 1,86 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.308,93. Indeks saham LQ45 turun tipis 0,01 persen ke posisi 1.033,80. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.335,20 dan terendah 6.301,38. Sebanyak 151 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 156 saham menguat jadi membuat IHSG melemah terbatas. Sedangkan 134 saham diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 175.583 kali dengan volume perdagangan lima miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,8 triliun. Investor asing masih jual saham Rp 108,65 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.752.
Sektor saham pun masing-masing menguat dan melemah. Sektor saham infrastruktur turun 0,84 persen, sektor saham industri dasar tergelincir 0,22 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 0,12 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham TAXI melonjak 13,25 persen ke posisi Rp 188 per saham, saham BKDP menguat 5,15 persen ke posisi Rp 102 per saham, dan saham DYAN menanjak 3,7 persen ke posisi Rp 112 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan yaitu saham HELI turun 27,60 persen ke posisi Rp 362 per saham, saham ABBA turun 20,62 persen ke posisi Rp 77 per saham, dan saham IIKP tergelincir 4,72 persen ke posisi Rp 202 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,08 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,39 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,56 persen, indeks saham Singapura menguat 0,67 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,17 persen.
Kenaikan Peringkat Utang Jadi Sentimen Positif
VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, Moody’s menaikkan peringkat surat utang Indonesia membuat premium risiko Indonesia di mata investor asing menjadi lebih kecil. Imbal hasil obligasi atau cost of funding menjadi lebih rendah. Hal tersebut akan mendorong investor asing meningkatkan porsi pada pasar modal Indonesia.
"Selain itu diharapkan dapat memberikan positif pada nilai tukar rupiah,” ujar Angganata saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan investor asing masih jual saham, menurut Angganata hal tersebut karena ada kecenderungan dari kebijakan pemerintah pengaruhi industri. Contohnya rencana penurunan tarif tol. Namun diharapkan sentiment kenaikan peringkat utang dari Moody’s dapat menjadi pendorong untuk investor asing masuk ke pasar saham setelah kenaikan peringkat dari Moody’s terutama dalam jangka pendek.
Sementara itu, Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, lembaga pemeringkat Moody’s menaikkan peringkat utang Indonesia seharusnya menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Akan tetapi, pelaku pasar belum merespons hal tersebut mengingat jelang akhir pekan sehingga merealisasikan aksi ambil untung. Hal itu lantaran IHSG sudah menguat beberapa waktu lalu.
"Harusnya positif karena outlook dari stable ke positif. Tapi ini jelang akhir pekan jadi belum. Kemungkinan respons pada awal pekan depan,” kata William saat dihubungi Liputan6.com
Ia mengatakan, pelaku pasar lebih menunggu rilis laporan kinerja keuangan kuartal I 2018. Hal itu akan berdampak signifikan untuk IHSG.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement