Sektor Saham Konstruksi Tekan Laju IHSG

Investor asing masih lakukan jual saham dan rupiah tertekan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2018, 16:25 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 16:25 WIB
IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Tekanan IHSG itu terjadi meski rilis inflasi April 2018 lebih rendah ketimbang Maret.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (2/5/2018), IHSG menguat 17,64 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.012,23. Indeks saham LQ45 susut 0,07 persen. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 219 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. Sebanyak 178 saham menguat dan 89 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.012,93 dan terendah 5.970,39.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Tercatat total frekuensi perdagangan saham sekitar 411.437 kali dengan volume perdagangan saham 6,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 257,21 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.935.

Sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 2,03 persen dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang naik 1,64 persen.

Sementara itu, sektor saham konstruksi tergelincir 1,54 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian melemah 1,5 persen dan perdagangan tergelincir 1,3 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham NICK naik 70 persen ke posisi Rp 340 per saham, saham GDST menguat 30,30 persen ke posisi Rp 129, dan saham INDRA menanjak 24,90 persen ke posisi Rp 1.505 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SSTM melemah 24,73 persen ke posisi Rp 414, saham SMRU tergelincir 14,14 persen ke posisi Rp 498 per saham, dan saham ULTJ merosot 14,09 persen ke posisi Rp 1.280 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,27 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,39 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,16 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,03 persen, dan indeks saham Taiwan merosot 0,37 persen. Sementara itu, indeks saham Thailand menguat 0,34 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,04 persen.

 

Sesi I, IHSG Melemah Terbatas

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG melemah terbatas usai pengumuman inflasi April 2018 sebesar 0,1 persen.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu (2/5/2018), IHSG melemah tipis 2,98 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.991,60. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 958,20.

Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.012,93 dan terendah 5.970,39. Sebanyak 194 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 156 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 105 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 312.535 kali dengan volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,2 triliun. Investor asing lepas saham Rp 188,18 miliar di pasar regular. Tercatat posisi dolar Amerika Serikat menguat di kisaran Rp 13.942.Sektor saham pun sama-sama menguat dan tertekan.

Sektor saham aneka industri naik 1,81 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menguat 1,6 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,79 persen.Sementara itu, sektor saham pertanian merosot 1,42 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,94 persen.

Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham BUMI naik 11,67 persen ke posisi Rp 268 per saham, saham INDY menguat 10,56 persen ke posisi Rp 3.770 per saham, dan saham POLY menanjak 8,55 persen ke posisi Rp 165 per saham.Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SOCI melemah 7,63 persen ke posisi Rp 218 per saham, saham HELI merosot 7,41 persen ke posisi Rp 200 per saham, dan saham TRAM susut 6,13 persen ke posisi Rp 306 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,67 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,36 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,25 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,31 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,46 persen, dan indeks saham Taiwan susut 0,47 persen.

Sementara itu, indeks saham Singapura menguat 0,11 persen.IHSG melemah terbatas ini terjadi di tengah rilis data ekonomi inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat inflasi pada April 2018 sebesar 0,1 persen.

Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Maret 2018 yang sebesar 0,2 persen namun lebih tinggi dibandingkan April 2017 yang sebesar 0,09 persen.Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,09 persen.

Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,41 persen."Jika dibandingkan periode yang sama, pada April 2017 memang April ini sedikit lebih tinggi dibanding 2017 yang 0,09 persen. Sedangkan dibandingkan April 2016, mengalami deflasi sebesar -0,45 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor BPS, Jakarta, Rabu 2 Mei 2018.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya