Investor Menanti Suku Bunga Acuan BI, IHSG Melemah Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah. Namun, pelemahan IHSG terbatas.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Sep 2018, 16:18 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2018, 16:18 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Jumat (29/12). Angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah. Namun, pelemahan IHSG terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (26/9/2018), IHSG melemah tipis 1,02 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.873,27. Indeks saham LQ45 susut 0,12 persen ke posisi 925,50. Indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 180 saham melemah sehingga mendorong IHSG tertekan. Sedangkan 180 saham menguat dan 125 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.908,58 dan terendah 5.870,30.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 373.034 kali dengan volume perdagangan saham 10,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 21,87 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.893.

Sebagian besar sektoral saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 1,58 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 0,76 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,37 persen.

Sementara itu, sektor saham perdagangan susut 0,56 persen. Disusul sektor saham barang konsumsi melemah 0,43 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,29 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham TRIO menanjak 25,26 persen ke posisi Rp 238 per saham, saham NIKL melonjak 24,43 persen ke posisi Rp 4.330 per saham, dan saham DIGI mendaki 19,42 persen ke posisi Rp 1.230 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INCF melemah 25,60 persen ke posisi Rp 125 per saham, saham ARTA tergelincir 24,66 persen ke posisi Rp 220 per saham, dan saham PANI susut 15,97 persen ke posisi Rp 500 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menghijau. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,15 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,68 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,39 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,14 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,92 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,10 persen. Sementara itu, indeks saham Taiwan melemah 0,04 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, para pelaku pasar menyoroti rencana Bank Indonesia (BI) yang akan menaikkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate (7-DDR) sebesar 25 basis poin dari 5,5 persen menjadi 5,75 persen.Ini usai keputusan bank sentral Amerika Serikat nanti untuk menaikkan suku bunga. 

"Apalagi sebelumnya rupiah sempat sentuh level 15.000 kemudian pada akhirnya kembali terapresiasi ke level 14.915. Wacana BI itu diyakini akan mengurangi dampak dari capital outflow,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, hal tersebut memberikan sentimen positif untuk penguatan IHSG dan rupiah.

 

 

IHSG Menguat pada Awal Sesi Perdagangan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham rabu pekan ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu 26 September 2018, IHSG melemah tipis 2,74 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.871,55. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 6,76 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.881,90

Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,07 persen ke posisi 927,57. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Hanya ada satu yang berada di zona merah yaitu Pefindo25.

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.883,29 dan terendah 5.870,30. Sebanyak 122 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 64 saham melemah dan 103 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 23.189 kali dengan volume perdagangan 480 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 292 miliar. Investor asing jual saham Rp 19 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.920.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perdagangan melemah 0,38 persen. Sektor saham industri dasar menguat 0,61 persen dan datatkan kenaikan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan mendaki 0,45 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI menguat 24,76 persen ke posisi Rp 1.280 per saham, saham DGST menanjak 13,87 persen ke posisi Rp 197 per saham, dan saham ETWA melonjak 12,25 persen ke posisi Rp 91 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham HEXA melemah 10,12 persen ke posisi Rp 3.020 per saham, saham IPCM tergelincir 9,33 persen ke posisi Rp 408 per saham, dan saham SRAJ susut 8,21 persen ke posisi Rp 123 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya