Eskalasi Perang Dagang Diprediksi Tarik IHSG ke Zona Negatif

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (24/9/2018), [IHSG ](3650624 "")melemah 75,52 poin atau 1,27 persen ke posisi 5.882,22.

oleh NurmayantiBawono Yadika diperbarui 25 Sep 2018, 06:20 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 06:20 WIB
IHSG.
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan saham Selasa (25/9/2018). Investor kini berharap adanya rekonsiliasi antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam hal perdagangan.

"Di tengah pemberlakuan tarif oleh AS terhadap China, sentimen ini akan menjadi sentimen eksternal yang cukup berdampak bagi gerak IHSG," ujar Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati di Jakarta, Selasa.

Meski begitu, Suryo menjelaskan, ada kemungkinan bagi China tidak menyelesaikan konflik dagang dalam meja perundingan.

"Satu sisi, kemungkinan perang dagang ini juga bisa berlangsung lama. Pasalnya, China tak akan mengubah kebijakan domestiknya meski mendapat tekanan dari AS," ujarnya.

Suryo memprediksi IHSG mengindikasikan tren pelemahan di level support 5.937 dan resisten 5.977.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji juga meramalkan demikian. Sinyal potensi pelemahan IHSG cukup besar pada pergerakan indeks saham Selasa ini. IHSG bakal terproyeksi dalam rentang 5.823-5.987.

"Secara teknikal, indikasi pola grafik engulfing candlestick pada IHSG cukup memberi sinyal bahwa IHSG bakal bearish yakni melemah. Jadi potensinya bakal lanjutkan pelemahan," ujarnya.

Seiring pelemahan IHSG, saham rekomendasi untuk dibeli hari ini antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL).

Kemudian ada juga saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

 

Penutupan Kemarin

IHSG
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu beranjak dari zona merah. 10 sektor saham melemah telah menekan IHSG. Di sisi lain, investor asing melakukan aksi beli saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (24/9/2018), IHSG melemah 75,52 poin atau 1,27 persen ke posisi 5.882,22. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,64 persen ke posisi 927,99. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.958,56 dan terendah 5.876,64. Sebanyak 268 saham melemah sehingga menekan IHSG. 112 saham menguat dan 122 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 356.554 kali dengan volume perdagangan 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,6 triliun.

Investor asing beli saham Rp 243,98 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.871.

10 sektor saham tertekan. Sektor saham barang konsumsi melemah 1,59 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang susut 1,56 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 1,53 persen.

Saham-saham yang mampu menguat antara lain saham DIGI melonjak 25 persen ke posisi 825 per saham, saham INAF mendaki 24,84 persen ke posisi 4.020 per saham, dan saham NIKL menanjak 24,67 persen ke posisi 2.830 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TRAM melemah 17,32 persen ke posisi 210 per saham, saham CANO merosot 13,81 persen ke posisi 181 per saham, dan saham BKSW turun 13,50 persen ke posisi 173 per saham.

Sebagian besar indeks saham acuan merosot. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,62 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,25 persen. Sedangkan indeks saham Singapura naik 0,05 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, secara eksternal, ketika negara lain sedang peringati hari libur nasional antara lain China, Korea Selatan dan Jepang, pelaku pasar cenderung wait and see. 

Di sisi lain, minimnya sentimen positif dari dalam negeri juga memberikan pengaruh tersebut. Ditambah lagi dengan ada harapan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve sebesar 25 basis poin (bps).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya