Wall Street Tergelincir Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

Dow mengalami penurunan pertama dalam enam sesi, sementara S & P dan Nasdaq mengalami hari terburuk sejak 25 Juni.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Okt 2018, 05:34 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 05:34 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York Wall street ditutup melemah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi (treasury) Amerika Serikat (AS) yang mencapai posisi tertinggi dalam beberapa tahun yang terdorong penguatan data ekonomi dan kekhawatiran tentang inflasi.

Dow mengalami penurunan pertama dalam enam sesi, sementara S & P dan Nasdaq mengalami hari terburuk sejak 25 Juni.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial turun 200,91 poin, atau 0,75 persen, menjadi 26.627,48. Sementara indeks S&P 500 melemah 23,9 poin, atau 0,82 persen, menjadi 2.901,61 dan Nasdaq Composite turun 145,58 poin, atau 1,81 persen, menjadi 7.879,51.

Pasar kali ini antara lain dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahunan AS yang tercatat naik ke posisi tertinggi dalam tujuh tahun mencapai 3,23 persen. Ini juga merupakan lompatan harian terbesar sejak pemilihan presiden AS tahun 2016.

Selain itu, data pengangguran dan pesanan pabrik terbaru menjadi bagian laporan ekonomi yang dilaporkan menguat minggu ini.

Data Kamis, yang menunjukkan klaim pengangguran turun ke level terendah 49 tahun, menyusul komentar pekan ini dari beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, yang menyoroti kekuatan ekonomi AS.

"Kenaikan tingkat obligasi hari ini, sebenarnya tindak lanjut dari kondisi di seluruh dunia pada treasuries," kata JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar TD Ameritrade di Chicago.

Ekuitas telah berjuang selama setahun terakhir ketika suku bunga naik lebih cepat daripada antisipasi investor.

Meskipun ada kemunduran, saham AS tetap mendekati level rekor, meningkatkan kekhawatiran tentang valuasi seiring musim pelaporan laba triwulanan yang akan segera dimulai.

Sektor saham finansial merupakan salah satu dari beberapa yang menguat di Wall Street. Sektor ini naik 0,71 persen. Demikian pula sektor saham perbankan yang biasanya mendapat manfaat dari kenaikan suku bunga, naik 0,81 persen.

Adapun saham yang menjadi hambatan terbesar pada indeks S&P adalah kelompok saham FANG, yang berada di antara saham yang membantu mendorong Nasdaq ke rekor tertinggi baru-baru ini. Saham Google induk Alphabet Inc (GOOGL.O) melemah 2,8 persen dan Netflix Inc (NFLX.O) merosot 3,6 persen.

Saham Apple Inc turun 1,76 persen, dan Amazon.com Inc merosot 2,22 persen. Kedua perusahaan membantah laporan Bloomberg bahwa sistem mereka telah disusupi oleh chip komputer berbahaya yang dimasukkan intelijen China.

“Investor khawatir. Apakah ada lebih banyak bagian dari rantai pasokan teknologi global yang diretas?,” kata Michael O’Rourke, Kepala Strategi Pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Perdagangan Saham Sebelumnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu menguat dengan indeks saham Dow Jones mencatat rekor pada hari kedua. Hal itu dipicu data ekonomi AS yang mendorong kenaikan imbal hasil surat berharga dan sektor saham keuangan.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 54,45 poin atau 0,2 persen ke posisi 26.828,39. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 2,08 poin atau 0,07 persen ke posisi 2.925,51. Indeks saham Nasdaq bertambah 25,54 poin atau 0,32 persen ke posisi 8.025,09.

Rilis data ekonomi AS berdampak terhadap wall street. Laporan the ADP National Employment menunjukkan data tenaga kerja sektor swasta bertambah 230 ribu pada September, terbesar sejak Februari. Laporan dari the Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa sentuh level tertinggi pada September.

Dengan data tersebut diharapkan bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pada Desember. Imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun sentuh level tertinggi dalam tujuh tahun ke posisi 3,179 persen. Selain itu, imbal hasil surat berharga bertenor dua tahun sentuh level tertinggi lebih dari 10 tahun.

Kenaikan imbal hasil surat berharga mengangkat sektor saham keuangan di wall street. Sentimen positif lainnya terhadap sektor saham keuangan itu didorong dari sinyal Italia akan pangkas defisit anggaran dan utang. Sebelumnya sentimen tersebut menekan bursa saham global.

Sektor saham keuangan tercatat performanya kurang begitu baik pada 2018. Namun, pada Rabu waktu setempat, sektor saham keuangan naik 0,81 persen, yang merupakan penguatan terbesar harian sejak 19 September.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya