Neraca Perdagangan Defisit, IHSG Bakal ke Zona Merah

Dari dalam negeri, data neraca perdagangan bulan April yang tercatat defisit USD 2,5 miliar menurunkan optimisme pasar.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Mei 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 06:30 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan terkoreksi pada perdagangan saham Kamis (16/5/2019).

Dari dalam negeri, data neraca perdagangan bulan April yang tercatat defisit USD 2,5 miliar menurunkan optimisme pasar.

"Sedangkan dari sektor global sentimen perang dagang diperkirakan masih akan mempengaruhi tekanan jual. IHSG kemungkinan melanjutkan pelemahan 5.937-6.064," tutur Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta.

Sementara itu, dari sisi teknikal, candlestick IHSG memang membentuk long black body mengindikasikan pelemahan masih akan berlanjut.

"Terlihat masih ada pola bearish continuation (tertekan lanjutan) pada pergerakan IHSG hari ini," ungkap Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gustama.

Adapun dirinya memprediksi IHSG akan terperosok ke zona merah dengan diperdagangkan pada support dan resistance di 5.896-6.149.

Untuk saham rekomendasi hari ini, Nafan memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Kemudian Christoper menyarankan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

 

Aksi Jual Investor Asing Rp 2 Triliun dalam 3 Hari

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Investor asing masih melepas saham hingga perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal ini turut menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (15/5/2019), IHSG merosot 1,49 persen ke posisi 5.980. IHSG pun sudah menyusut 3,4 persen secara year to date. Demikian mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Investor asing pun lepas saham selama tiga hari berturut-turut. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 2,15 triliun. Investor asing melepas saham terbesar pada Selasa 14 Mei 2019 yang mencapai Rp 998,91 miliar.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mendorong ketidakpastian. Hal itu membuat aksi jual investor asing di pasar saham.

Meski aksi jual investor asing terjadi dalam tiga hari ini, investor asing masih membukukan aksi beli mencapai Rp 58,89 triliun sepanjang tahun berjalan 2019.

Sektor saham industri dasar dan kimia catatkan koreksi terbesar mencapai 16,95 persen selama tahun berjalan 2019. Disusul sektor saham aneka industri turun 12,80 persen dan sektor saham pertanian merosot 12,57 persen.

Kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih memimpin sebagai kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Bank Central Asia Tbk membukukan kapitalisasi pasar sebesar Rp 666 triliun. Disusul kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 475 triliun dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 395 triliun.

 

Penutupan Kemarin

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mau beranjak dari zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini.  Neraca dagang defisit USD 2,5 miliar pada April dan  perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 15 Mei 2019, IHSG merosot 90,31 poin atau 1,49 persen ke posisi 5.980,88. Indeks saham LQ45 merosot 1,94 persen ke posisi 932,28. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Sebanyak 287 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 130 saham diam di tempat dan 115 saham menguat.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.107,44 dan terendah 5.980,88. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 492.250 kali dengan volume perdagangan 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 515,92 miliar di pasar regular.

Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.460. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,09 persen. Sektor saham infrastruktur merosot 2,8 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar melemah 2,46 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,6 persen.

Saham-saham yang bukukan penguatan di tengah melemahnya IHSG antara lain saham POSA naik 24,87 persen ke posisi Rp 492 per saham, saham ETWA menguat 24,14 persen ke posisi Rp 72 dan saham MTPS melonjak 23,53 persen ke posisi Rp 945 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham PORT turun 18,46 persen ke posisi Rp 530 per saham, saham SIMA merosot 15,62 persen ke posisi Rp 54 per saham, dan saham TKIM susut 10,98 persen ke posisi Rp 5.875 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,52 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,53 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,58 persen, indeks saham Shanghai menanjak 1,91 persen dan indeks saham Taiwan bertambah 0,39 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand turun 0,46 persen dan indeks saham Singapura susut 0,15 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, neraca dagang Indonesia pada April alami defisit USD 2,5 miliar. Padahal neraca dagang Indonesia pada Maret tercatat surplus USD 0,54 miliar. Oleh karena itu, berakibat pada pelemahan IHSG.

Padahal sebelumnya, IHSG menguat karena respons positif dari meredanya sentimen perang dagang antara AS dan China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya