Koreksi IHSG: Peluang Rebound atau Tekanan Berlanjut?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada perdagangan Selasa 11 Maret 2025. IHSG ditutup melemah 52,36 poin atau 0,79% di level 6.545,80.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 12 Mar 2025, 08:54 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 08:54 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada perdagangan Selasa 11 Maret 2025. IHSG ditutup melemah 52,36 poin atau 0,79% di level 6.545,80. Pelemahan ini dipicu oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik yang membebani pergerakan indeks, mendorong investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 248 miliar.

Dari sisi global, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menjelaskan tensi perang dagang kembali memanas setelah Amerika Serikat menerapkan tarif baru terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Sebagai respons, China turut mengenakan tarif terhadap Kanada, meningkatkan ketidakpastian perdagangan global. Kondisi ini berdampak negatif pada aset negara berkembang, termasuk Indonesia.

Di dalam negeri, tekanan datang dari keputusan Goldman Sachs yang menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan Indonesia. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan meningkatnya risiko fiskal akibat sejumlah kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Pelemahan rupiah yang turun 0,28% ke level Rp16.335 per dolar AS turut memperburuk sentimen pasar, berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi di akhir pekan lalu.

“Meski IHSG bergerak di zona merah sepanjang sesi perdagangan, indeks masih bertahan di atas area gap support, membuka peluang untuk technical rebound dalam waktu dekat,” kata Hendra, dikutip Rabu (12/3/2025).

Secara teknikal, pergerakan IHSG diperkirakan berada dalam rentang 6.500 - 6.670 dengan resistance psikologis di 6.600. Potensi rebound ini didukung oleh rilis laporan keuangan emiten yang masih berlangsung, dengan beberapa perusahaan besar menunjukkan kinerja solid.

 

Promosi 1

Peluang bagi Investor

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Menurut Hendra, koreksi yang terjadi dapat menjadi peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham dengan valuasi menarik. Beberapa saham yang layak diperhatikan antara lain BBRI dengan target harga 3.920, yang masih memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan kredit positif. SSIA juga menarik dengan rekomendasi trading buy di target 1.010, mengingat prospek kawasan industri dan proyek infrastruktur yang sedang berjalan.

“Sementara itu, ANTM dengan target 1.600 bisa menjadi pilihan spekulatif buy, terutama dengan tren harga emas yang masih solid di tengah ketidakpastian global,” jelas Hendra.

Dengan berbagai faktor yang ada, meskipun tekanan pasar masih tinggi, peluang rebound tetap terbuka. Hal ini akan bergantung pada meredanya sentimen eksternal serta hasil laporan keuangan emiten yang mampu memberikan dorongan positif bagi pasar.

IHSG Berpotensi Menghijau, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 12 Maret 2025

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7/2024) menunjukan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (12/3/2025). IHSG akan menguji posisi 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat.

IHSG merosot 0,79 persen ke posisi 6.545 dan masih disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan Selasa, 11 Maret 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave (y) dari wave B sehingga IHSG masih berpeluang menguji 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat membentuk bagian dari wave B.

“Adapun area koreksi lanjutan diperkirakan menguji 6.408-6.484,” kata dia.

Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.361,6.246 dan level resistance 6.698-6.818.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.480-6.660.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ).

Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness

Saham ANTM menguat 2,01% ke 1.520 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi ANTM saat ini  berada pada bagian dari wave (a) dari wave [y], sehingga ANTM masih rawan terkoreksi terlebih dahulu," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 1.445-1.475

Target Price: 1.535, 1.565

Stoploss: below 1.420

 

2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness

Saham BBCA bergerak terkoreksi ke 8925 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBCA saat ini  berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 1 pada skenario hitam, sehingga BBCA masih rawan berbalik terkoreksi," tutur dia.

Buy on Weakness: 8.600-8.825

Target Price: 9.125, 9.500

Stoploss: below 8.425

 

 

3. PT Multpolar Tbk (MLPL) - Spec Buy

Saham MLPL terkoreksi 3,36% ke 115 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi MLPL saat ini  berada pada bagian dari wave [b] dari wave 2, sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali.

Spec Buy: 109-114

Target Price: 122, 132

Stoploss: below 105

 

 

4.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) - Buy on Weakness

Saham ULTJ terkoreksi 4,70% ke 1.420 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A pada skenario hitam, sehingga koreksi ULTJ akan relatif terbatas," ujar dia.

Buy on Weakness: 1.370-1.415

Target Price: 1.445, 1.525

Stoploss: below 1.340

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya