Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada perdagangan Selasa 11 Maret 2025. IHSG ditutup melemah 52,36 poin atau 0,79% di level 6.545,80. Pelemahan ini dipicu oleh kombinasi sentimen eksternal dan domestik yang membebani pergerakan indeks, mendorong investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 248 miliar.
Dari sisi global, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menjelaskan tensi perang dagang kembali memanas setelah Amerika Serikat menerapkan tarif baru terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Sebagai respons, China turut mengenakan tarif terhadap Kanada, meningkatkan ketidakpastian perdagangan global. Kondisi ini berdampak negatif pada aset negara berkembang, termasuk Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Di dalam negeri, tekanan datang dari keputusan Goldman Sachs yang menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan Indonesia. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan meningkatnya risiko fiskal akibat sejumlah kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
Advertisement
Pelemahan rupiah yang turun 0,28% ke level Rp16.335 per dolar AS turut memperburuk sentimen pasar, berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi di akhir pekan lalu.
“Meski IHSG bergerak di zona merah sepanjang sesi perdagangan, indeks masih bertahan di atas area gap support, membuka peluang untuk technical rebound dalam waktu dekat,” kata Hendra, dikutip Rabu (12/3/2025).
Secara teknikal, pergerakan IHSG diperkirakan berada dalam rentang 6.500 - 6.670 dengan resistance psikologis di 6.600. Potensi rebound ini didukung oleh rilis laporan keuangan emiten yang masih berlangsung, dengan beberapa perusahaan besar menunjukkan kinerja solid.
Peluang bagi Investor
Menurut Hendra, koreksi yang terjadi dapat menjadi peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham dengan valuasi menarik. Beberapa saham yang layak diperhatikan antara lain BBRI dengan target harga 3.920, yang masih memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan kredit positif. SSIA juga menarik dengan rekomendasi trading buy di target 1.010, mengingat prospek kawasan industri dan proyek infrastruktur yang sedang berjalan.
“Sementara itu, ANTM dengan target 1.600 bisa menjadi pilihan spekulatif buy, terutama dengan tren harga emas yang masih solid di tengah ketidakpastian global,” jelas Hendra.
Dengan berbagai faktor yang ada, meskipun tekanan pasar masih tinggi, peluang rebound tetap terbuka. Hal ini akan bergantung pada meredanya sentimen eksternal serta hasil laporan keuangan emiten yang mampu memberikan dorongan positif bagi pasar.
Advertisement
IHSG Berpotensi Menghijau, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 12 Maret 2025
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (12/3/2025). IHSG akan menguji posisi 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat.
IHSG merosot 0,79 persen ke posisi 6.545 dan masih disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan Selasa, 11 Maret 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave (y) dari wave B sehingga IHSG masih berpeluang menguji 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat membentuk bagian dari wave B.
“Adapun area koreksi lanjutan diperkirakan menguji 6.408-6.484,” kata dia.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.361,6.246 dan level resistance 6.698-6.818.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.480-6.660.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness
Saham ANTM menguat 2,01% ke 1.520 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi ANTM saat ini berada pada bagian dari wave (a) dari wave [y], sehingga ANTM masih rawan terkoreksi terlebih dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.445-1.475
Target Price: 1.535, 1.565
Stoploss: below 1.420
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA bergerak terkoreksi ke 8925 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBCA saat ini berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 1 pada skenario hitam, sehingga BBCA masih rawan berbalik terkoreksi," tutur dia.
Buy on Weakness: 8.600-8.825
Target Price: 9.125, 9.500
Stoploss: below 8.425
3. PT Multpolar Tbk (MLPL) - Spec Buy
Saham MLPL terkoreksi 3,36% ke 115 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi MLPL saat ini berada pada bagian dari wave [b] dari wave 2, sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali.
Spec Buy: 109-114
Target Price: 122, 132
Stoploss: below 105
4.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) - Buy on Weakness
Saham ULTJ terkoreksi 4,70% ke 1.420 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A pada skenario hitam, sehingga koreksi ULTJ akan relatif terbatas," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.370-1.415
Target Price: 1.445, 1.525
Stoploss: below 1.340
Advertisement
