Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas menyebut, pencatatan saham perusahaan teknologi di dalam negeri akan sangat menguntungkan Indonesia, karena menjadi potensi masuknya aliran dana investor asing ke Indonesia.
Tak hanya itu, hal ini juga memungkinkan lembaga dalam negeri (asuransi, dana pensiun, dan manajemen aset) serta investor individu untuk berinvestasi pada ekonomi baru.
Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar untuk ekonomi digital secara global dan terbesar di ASEAN. Meski demikian, bursa domestiknya kekurangan hadirnya ekonomi digital.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengatasi dana asing yang terus keluar secara konsisten sejak 2013,  perusahaan rintisan teknologi di Indonesia memungkinkan partisipasi investor asing yang cukup besar. Sejak Januari 2016 hingga Juni 2020, dana keluar dari investor asing mencapai USD 2,9 miliar.
Sementara itu, total kesepakatan yang masuk ke Indonesia untuk industri teknologi mencapai USD 14,0 miliar. Satu-satunya proxy yang cukup besar di Indonesia adalah Sea Ltd, dengan ekstensi kehadiran di sektor game dan e-commerce, serta dominasinya yang meningkat pesat di pembiayaan digital.
Hal ini dipengaruhi dengan sedikitnya perusahaan teknologi yang terdaftar. Selain itu, banyaknya dana keluar dari investor asing tak terlepas dari lemahnya pertumbuhan pendapatan di sektor non-teknologi di Indonesia.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Diperkirakan Bakal Dual Listing
PT Mandiri Sekuritas melihat minat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan teknologi akan tinggi pada awal 2021. Termasuk perusahaan rintisan kecil dengan nilai kurang dari USD 1 miliar untuk IPO.
Diperkirakan perusahaan teknogi ini akan melirik bursa saham di luar negeri seperti bursa saham Nasdaq di Amerika Serikat. Hal ini untuk optimalkan nilai IPO. Selain itu, IPO juga membutuhkan partisipasi investor asing mengingat pasar modal dalam negeri yang dinilai masih kecil dan batasan kepemilikan maksimal 10 persen per reksa dana dalam satu saham.
Di sisi lain, bursa saham AS menawarkan pasar yang jauh lebih dalam dengan kehadiran investor global yang kuat.Namun, diperlukan kapitalisasi pasar besar untuk memiliki basis investor yang kuat.
PT Mandiri Sekuritas memandang, pendaftaran dual listing atau ganda juga untuk menghindari pajak capital gain, terutama perusahaan berbadan hukum Indonesia. Namun, pajak itu tidak berlaku untuk saham pendiri dan alokasi untuk karyawan.
Selain itu, masalah yang masih ditangani untuk pencatatan domestik termasuk saham preferen, dual share, saham pendiri dan keputusan untuk papan pencatatan saham.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Advertisement
Bakal Dual Listing
PT Mandiri Sekuritas melihat minat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan teknologi akan tinggi pada awal 2021. Termasuk perusahaan rintisan kecil dengan nilai kurang dari USD 1 miliar untuk IPO.
Diperkirakan perusahaan teknogi ini akan melirik bursa saham di luar negeri seperti bursa saham Nasdaq di Amerika Serikat. Hal ini untuk optimalkan nilai IPO. Selain itu, IPO juga membutuhkan partisipasi investor asing mengingat pasar modal dalam negeri yang dinilai masih kecil dan batasan kepemilikan maksimal 10 persen per reksa dana dalam satu saham.
Di sisi lain, bursa saham AS menawarkan pasar yang jauh lebih dalam dengan kehadiran investor global yang kuat.Namun, diperlukan kapitalisasi pasar besar untuk memiliki basis investor yang kuat.
PT Mandiri Sekuritas memandang, pendaftaran dual listing atau ganda juga untuk menghindari pajak capital gain, terutama perusahaan berbadan hukum Indonesia. Namun, pajak itu tidak berlaku untuk saham pendiri dan alokasi untuk karyawan.
Selain itu, masalah yang masih ditangani untuk pencatatan domestik termasuk saham preferen, dual share, saham pendiri dan keputusan untuk papan pencatatan saham.