BEI Beri Sanksi Teguran Tertulis kepada Indo Premier Sekuritas, Kenapa?

BEI menyatakan kalau pemberian sanksi kepada PT Indo Premier Sekuritas berdasarkan hasil pemeriksaan bursa tahun 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mar 2021, 13:51 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2021, 13:40 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Indo Premier Sekuritas. Hal ini seiring pelaksanaan kegiatan transaksi marjin belum sesuai ketentuan.

Pengumuman tersebut disampaikan di keterbukaan informasi BEI dengan surat pengumuman Nomor:Peng-00010/BEI.ANG/02-2021. BEI menyatakan kalau sanksi itu berdasarkan hasil pemeriksaan bursa tahun 2020.

“Dengan ini kami umumkan bahwa PT Bursa Efek Indonesia telah mengenakan sanksi teguran tertulis kepada PT Indo Premier Sekuritas karena berdasarkan hasil pemeriksaan bursa tahun 2020 diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan transaksi marjin PT Indo Premier Sekuritas belum sesuai dengan ketentuan terkait transaksi marjin dan short selling,” dikutip dari keterbukaan informasi yang diteken Direktur BEI Kristian Manullang dan Laksono Widodo.

Adapun transaksi marjin merupakan mekanisme perdagangan saham dengan memakai dana yang disediakan pihak ketiga dalam hal ini perusahaan sekuritas atau broker.

Dengan fasilitas ini, investor dapat membeli saham dalam jumlah besar dengan memanfaatkan fasilitas utang yang diberikan perusahaan sekuritas tempat investor terdaftar sebagai nasabah setelah buka rekening investasi.

Update

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menuturkan, pihaknya belum dapat menjelaskan detil mengenai penyebab sanksi tersebut. Akan tetapi, BEI sudah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Apa saja temuan yang belum sesuai, kami tidak dapat menjelaskannya karena sifatnya confidential. Kami sudah koordinasikan dengan OJK dan sudah kamis jelaskan ke perusahaan untuk dapat ditindaklanjuti," ujar dia kepada wartawan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penutupan IHSG pada Sesi I

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan saham Selasa (16/3/2021). IHSG menguat terbatas seiring investor asing melakukan aksi jual.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG naik tipis 7,09 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.331,35. Indeks saham LQ45 menguat 0,45 persen ke posisi 947,36. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 6.355,41 dan terendah 6.312,25.

Sebanyak 160 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 290 saham melemah sehingga menekan IHSG. 172 saham diam di tempat.  Total frekuensi perdagangan saham 803.560 kali dengan volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 108,82 miliar.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Namun, sektor saham tambang turun 1,46 persen dan memimpin pelemahan. Diikuti sektor saham pertanian merosot 0,73 persen dan sektor saham  industri dasar susut 0,16 persen. Sektor saham perdagangan naik 1,07 persen dan mencatatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham aneka industri sebesar 0,81 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,58 persen.

Saham-saham masuk top gainers antara lain saham VIVA naik 34,62 persen, saham GWSA melonjak 31,51 persen, saham HRME mendaki 28 persen, saham MDIA terbang 28 persen, dan saham PTIS naik 24,76 persen.

Saham-saham masuk top losers antara lain saham DAYA melemah 6,98 persen, saham AMAR susut 6,95 persen, saham UNIQ tergelincir 6,92 persen, saham BBHI merosot 6,91 persen, saham BSIM turun 6,9 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 137,1 miliar, saham MIKA sebesar Rp 15,9 miliar, saham GGRM sebesar Rp 15,5 miliar, saham LSIP sebesar Rp 11,4 miliar dan saham ASII sebesar Rp 10,4 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 149 miliar, saham INCO sebesar Rp 58,8 miliar, saham TLKM sebesar Rp 26,2 miliar, saham MDKA sebesar Rp 23,9 miliar dan saham ANTM sebesar Rp 16,5 miliar.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,73 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,79 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,49 persen. Lalu indeks saham Thailand menguat 0,32 persen, indeks saham Shanghai naik 0,59 persen, indeks saham Singapura naik terbatas 0,10 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,33 persen.

Lalu saham INPC tergelincir 6,8 persen, saham BBSI susut 6,85 persen, saham DNAR turun 6,71 persen dan saham ARTO merosot 6,68 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya