Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari Centro Department Store pada pekan ini. Sebanyak lima perusahaan menggugat PT Tozy Sentosa yang merupakan perusahaan pengelola Centro Department Store dan Parkson Department Store.
Lima perusahaan ini merupakan pemasok barang untuk Tozy Sentosa. Lima perusahaan itu mengajukan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan nomor perkara 106/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Jkt.Pst, seperti dikutip dari laman sip-pn.jakartapusat.go.id, pada Selasa 16 Maret 2021.
Limaperusahaan tersebut adalah PT Primajaya Putra Sentosa, PT Indah Subur Sejati, PT Multi Megah Mandiri, PT Harindotama Mandiri, dan PT Mahkota Petriedo Indeperkasa. Selain, ada gugatan dari lima perusahaaan, pusat perbelanjaan Centro Plaza Ambarukmo yang berlokasi di Yogyakarta berhenti operasi setelah 15 tahun berdiri. Hal tersebut diketahui dari unggahan video TikTok @jogja24jam.
Advertisement
Terlihat, beberapa orang dari manajemen Centro Plaza Ambarukmo berpamitan kepada masyarakat, khususnya para pelanggan setia Centro.
"Kami seluruh karyawan Centro Plaza Ambarukmo mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jogja yang sudah menemani kami selama 15 tahun ini,” ujar salah seorang tim manajemen, dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, Jumat, 19 Maret 2021.
Bicara soal Centro, pusat perbelanjaan ini bagian dari Parkson Retail Asia Limited. Di Indonesia, perjalanan bisnis Parkson Retail Asia Limited dimulai dengan akuisisi Centro Department Store pada 2011 di bawah naungan PT Tozy Sentosa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mengenal Parkson
Mengutip dari laman centro.co.id, Jumat, (19/3/2021),Parkson menyebutkan mengejar strategi merek ganda di Indonesia, jaringan Centro Department Store yang ada diperluas di segmen kelas menengah dan mengenalkan Parkson Department Store untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah ke atas di kota besar di Indonesia.
Parkson termasuk salah satu pelaku usaha ritel terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Parkson Retail Asia terdaftar di Bursa Efek Singapura pada 3 November 2011 memiliki 61 department store yang berada di Malaysia, Vietnam, Indonesia hingga 30 Juni 2020. Demikian mengutip dari laporan tahunan 2020.
Di Indonesia, ada 15 toko dengan luas 138.000 square meters (sqm). Sedangkan di Malaysia ada 42 toko dan Vietnam ada 4 toko.
Parkson didirikan pada 1987. Perusahaan ritel ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perseroan memadukan model penjualan pemegang konsensi dan penyewa utama di pusat perbelanjaan besar.
Selain itu, perseroan juga melengkapi operasional department store dengan gerai makanan dan minuman. Sedangkan untuk supermarket, Parkson memiliki merek Kem Chicks.
Perseroan juga berusaha untuk memenuhi permintaan pasar muda, memenuhi perkembangan mode dan kontemporer. Bahkan Parkson juga meluncurkan merek label pribadi dan lini pakaian agen merek internasional.
Advertisement
Kinerja Keuangan
Pada 30 Juni 2020, perseroan alami kerugian yang membengkak. Perseroan mencatatkan rugi 84,92 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 913,12 miliar (asumsi kurs satu dolar singapura terhadap rupiah di kisaran 10.751) dari periode sama tahun sebelumnya rugi 34,60 juta atau sekitar Rp 500,12 miliar.
Pendapatan Parkson juga turun 32,42 persen dari 398,54 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 4,28 triliun menjadi 269,33 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 2,89 triliun. Ebitda tercatat positif 20,74 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 223,15 miliar dari sebelumnya rugis 7,90 juta dolar Singapura.
Total aset tercatat naik menjadi 443,44 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 4,77 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 258,18 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 2,77 triliun. Total liabilitas tercatat USD 509,40 juta pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 243,39 juta dolar Singapura.
Mengutip laporan tahunan Parkson, pertumbuhan rata-rata penjualan toko yang sama di Indonesia cenderung turun. Tercatat same store sales growth (SSSG) minus 30,2 persen hingga 30 Juni 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya -2,2 persen. Penjualan yang minus di Indonesia itu terbesar dibandingkan Malaysia dan Vietnam yang masing-masing minus 23,1 persen dan 26,9 persen.
Perseroan menyatakan SSSG negatif tersebut lantaran pandemi COVID-19 yang terjadi yang dimulai pada pertengahan kuartal III 2020.
Kontribusi pendapatan dari Indonesia yang berasal dari penjualan eksternal pelanggan mencapai 31,58 juta dolar Singapura pada 30 Juni 2020. Angka ini turun dari periode 2019 sebesar 47,75 juta dolar Singapura. Kinerja di Indonesia juga masih rugi 25,12 juta dolar Singapura pada 30 Juni 2020. Rugi ini meningkat dari periode 2019 sebesar 8,61 juta dolar Singapura.
Adapun pemegang saham Parkson antara lain UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 71,21 persen atau setara 479,80 juta saham, lalu HSBC (Singapore) Nominees Pte Ltd sebesar 4,95 persen, dan Philip Securities Pte Ltd sebesar 1,03 persen.