Aihuishou Incar Dana IPO Rp 14,56 Triliun di Amerika Serikat

Aihuishou telah menunjuk Bank of America dan Goldman Sachs untuk mengerjakan IPO dan berencana mengajukan penawaran saham pada Mei 2021

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2021, 10:14 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2021, 10:14 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Platform perdagangan elektronik bekas China Aihuishou berniat kumpulkan dana menjadi USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,56 triliun (asumsi kurs Rp 14.564 per dolar AS). Dana itu berasal dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat (AS) pada Juni 2021.

Menurut sejumlah sumber, perusahaan berusia 10 tahun yang didukung ritel online JD.Com menargetkan valuasi USD 4 miliar-US 5 miliar. Demikian dilansir dari Channel News Asia, ditulis Senin (19/4/2021).

Aihuishou telah menunjuk Bank of America dan Goldman Sachs untuk mengerjakan IPO dan berencana mengajukan penawaran saham pada Mei 2021. Namun, perusahaan dan dua bank tersebut menolak berkomentar.

Aihuishou mendaur ulang ponsel bekas, komputer, laptop, kamera dan produk elektronik lainnya dari individu dan perusahaan serta kembali menjualnya di web dan aplikasinya, serta toko offline di 140 kota.

Sumber menyebutkan perusahaan bertujuan menarik investor yang memiliki bisnis ramah lingkungan, sosial dan tata kelola atau ESG. Adapun International Finance Corporation dan Tiger Global termasuk salah satu investor perseroan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

IPO di AS

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

JD.Com mengungkapkan pada 2019, pihaknya akan menggabungkan bisnis bekas Paipai miliknya dengan Aihuishou selama lima tahun ke depan dan investasikan USD 20 juta untuk ditukar dengan kepentingan non pengendali di perusahaan tersebut.

Pada Februari 2021, Aihuishou menyelesaikan penggalangan dana pra IPO senilai USD 200 juta dengan JD.com sebagai pemegang saham terbesarnya juga berinvestasi. Perusahaan menolak mengomentari penggalangan dana tersebut.

Berdasarkan data Refinitiv, IPO di Amerika Serikat sejauh ini bernilai sekitar USD 4,3 miliar. Data menunjukkan kesepakatan IPO senilai USD 12,03 miliar pada 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya