Hacker Kembalikan Aset Kripto yang Dibobol Senilai Rp 3,71 Triliun

Poly Network mendesak peretas untuk mengembalikan aset kripto yang dicuri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Agu 2021, 21:15 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 21:15 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Poly Network, platform keuangan terdesentralisasi, atau DeFi, mengumumkan peretasan aset kripto senilai USD 600 juta atau sekitar Rp 8,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.385 per dolar AS).

Peretas mengeksploitasi kerentanan sistem di Poly Network, sebuah platform yang menghubungkan berbagai blockchain. Poly Network mendesak peretas untuk mengembalikan aset yang dicuri.

Blockchain dapat diartikan sebagai buku besar kegiatan yang menjadi dasar berbagai kripto atau mata uang kripto. Setiap koin digital memiliki blockchain sendiri dan mereka berbeda satu sama lain. Poly Network mengklaim dapat membuat berbagai blockchain ini bekerja satu sama lain.

Poly Network adalah platform keuangan terdesentralisasi. DeFi adalah istilah luas yang mencakup aplikasi keuangan berdasarkan teknologi blockchain yang terlihat memotong perantara seperti broker dan bursa. Oleh karena itu, ini disebut terdesentralisasi.

"Jumlah uang yang Anda retas adalah yang terbesar dalam sejarah defi," kata Poly Network dalam unggahannya di Twitter.

"Kami akan mengambil tindakan hukum dan kami mendesak para peretas untuk mengembalikan aset," Poly Network dalam cuitan lain.

Dilansir dari CNBC, Kamis (12/8/2021), peretas dilaporkan telah mengembalikan lebih dari USD 4,8 juta ke Jaringan Poly pada Rabu pagi. Kemudian pada pukul 11:00 waktu setempat, sekitar USD 258 juta atau sekitar Rp 3,71 triliun telah kembali dikirim.

"Saya pikir ini menunjukkan bahwa bahkan jika Anda dapat mencuri aset kripto, mencucinya dan menguangkannya sangat sulit, karena transparansi blockchain dan penggunaan analitik blockchain,” ujar Kepala Ilmuwan perusahaan analitik blockchain Elliptic, Tom Robinson.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sempat Ditransfer ke Tiga Alamat Berbeda

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Para peneliti di perusahaan keamanan SlowMist mengatakan total kripto senilai lebih dari USD 610 juta atau sekitar Rp 8,77 triliun telah ditransfer ke tiga alamat berbeda. Sekitar USD 33 juta atau sekitar Rp 474,64 miliar Tether yang merupakan bagian dari pencurian telah dibekukan, menurut penerbit stablecoin.

"Peneliti kami telah memahami kotak surat penyerang, IP, dan sidik jari perangkat. Serta melacak kemungkinan petunjuk identitas yang terkait dengan penyerang Poly Network," kata SlowMist.

Para peneliti perusahaan itu menyimpulkan, pencurian tersebut kemungkinan merupakan serangan yang telah lama direncanakan, terorganisir dan siap. Di mana DeFi telah menjadi target utama serangan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya