Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap I 2021 dalam program obligasi baru senilai Rp 15 triliun.
Total penerbitan obligasi perseroan tahap I sebesar Rp 1,2 triliun pada tingkat bunga tetap 4,25 persen untuk tenor 370 hari. Obligasi TBIG tahap I tersebut setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal.
Baca Juga
Penggunaan dana dari penawaran ini setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan terutama fasilitas pinjaman revolving USD 375 juta dari credit facilities yang ada.
Advertisement
“Obligasi TBIG tahap I dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 20 Agustus 2021,” tulis perseroan.
Total pinjaman kotor (gross debt) perseoran per 31 Maret 2021, jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya sebesar Rp 26,83 triliun dan total pinjaman senior sebesar Rp 11,57 triliun.
CFO PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman menuturkan, total pinjaman kotor (gross debt) dan total pinjaman senior (gross senior debt) pada kuartal pertama 2021 meningkat karena penarikan pinjaman bank untuk mendanai pembelian 3.000 aset menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Dana itu yang ditempatkan sebagai saldo kas menunggu penyelesaian transaksi pembelian aset ini pada awal April 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arus Kas Kuat
Dengan saldo kas yang mencapai Rp 5,1 triliun, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp21,72 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 6,46 triliun.
Helmy menuturkan, menggunakan EBITDA kuartal pertama 2021 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,3x dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,4x.
“Dengan senang hati kami umumkan Tahap I dari Penawaran Umum Keberlanjutan Obligasi senilai Rp15 triliun yang berlaku untuk dua tahun,” ujar dia.
Ia mengatakan, bisnis perseroan memiliki visibilitas arus kas yang kuat dan pertumbuhan yang kuat. Perseroan berharap dapat secara reguler mengakses pasar obligasi Rupiah seiring dengan pertumbuhan bisnis.
Advertisement