Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, krisis Evergrande sempat berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring pengaruh dari pasar keuangan global.
"Jadi memang gangguan di pasar modal murni berasal dari faktor eksternal bukan karena faktor domestik," ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Rabu (22/9/2021).
Baca Juga
Perry prediksi, perkembangan pasar modal Indonesia akan lebih dipengaruhi kondisi fundamental seiring dengan perkembangan ekonomi yang terus membaik di dalam negeri ketimbang terpengaruh kondisi teknikal di pasar keuangan global.
Advertisement
Seiring keyakinan ekonomi Indonesia yang membaik, defisit transaksi berjalan yang rendah, cadangan devisa besar, dan berbagai perbaikan yang dilakukan, terdapat kecenderungan nilai tukar rupiah juga akan terus menguat dan stabil ke depan.
Perry menuturkan, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global. "TIdak hanya yang terjadi di China, namun juga di Amerika Serikat yang berkaitan dengan isu pengurangan likuiditas atau tapering off bank sentral AS The Fed," kata Perry.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Berdampak ke SBN dan Rupiah
Perry menuturkan, krisis Evergrande tidak berdampak terhadap pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Ia mengatakan, krisis Evergrande berpengaruh terhadap Indonesia terjadi pada pasar modal tetapi kemudian berangsur mereda.
"Sementara dampaknya di pasar SBN maupun nilai tukar rupiah tidak nampak," kata dia.
Perry menunjukan tidak terpengaruhnya pasar SBN itu terlihat dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia, terutama Juli-17 September 2021 yang catat net inflow sebesar USD 1,5 miliar.
Advertisement