Gubernur BI Sebut Krisis Evergrande Sempat Berdampak ke Pasar Modal

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo perkirakan perkembangan pasar modal Indonesia akan lebih dipengaruhi kondisi fundamental.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2021, 08:07 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 08:07 WIB
BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Rapat memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, krisis Evergrande sempat berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring pengaruh dari pasar keuangan global.

"Jadi memang gangguan di pasar modal murni berasal dari faktor eksternal bukan karena faktor domestik," ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Rabu (22/9/2021).

Perry prediksi, perkembangan pasar modal Indonesia akan lebih dipengaruhi kondisi fundamental seiring dengan perkembangan ekonomi yang terus membaik di dalam negeri ketimbang terpengaruh kondisi teknikal di pasar keuangan global.

Seiring keyakinan ekonomi Indonesia yang membaik, defisit transaksi berjalan yang rendah, cadangan devisa besar, dan berbagai perbaikan yang dilakukan, terdapat kecenderungan nilai tukar rupiah juga akan terus menguat dan stabil ke depan.

Perry menuturkan, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global. "TIdak hanya yang terjadi di China, namun juga di Amerika Serikat yang berkaitan dengan isu pengurangan likuiditas atau tapering off bank sentral AS The Fed," kata Perry.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Berdampak ke SBN dan Rupiah

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perry menuturkan, krisis Evergrande tidak berdampak terhadap pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Ia mengatakan, krisis Evergrande berpengaruh terhadap Indonesia terjadi pada pasar modal tetapi kemudian berangsur mereda.

"Sementara dampaknya di pasar SBN maupun nilai tukar rupiah tidak nampak," kata dia.

Perry menunjukan tidak terpengaruhnya pasar SBN itu terlihat dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia, terutama Juli-17 September 2021 yang catat net inflow sebesar USD 1,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya