Liputan6.com, Jakarta - Johnson & Johnson mengumumkan anak perusahaan yang baru-baru ini dibuat untuk mengelola klaim atas produk berbasis bedak yang dituding menyebabkan kanker, telah mengajukan perlindungan kepailitan.
Anak perusahaan tersebut yakni LTL Management. Mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Kamis, 14 Oktober 2021 di North Carolina.
Dilansir dari CNBC, Jumat (15/10/2021), perusahaan menghadapi tindakan hukum dari puluhan ribu penggugat yang menuduh produk bedak bayi dan produk bedak lainnya mengandung asbes dan menyebabkan kanker.
Advertisement
Baca Juga
Para penggugat termasuk wanita yang menderita kanker ovarium dan lainnya yang berjuang melawan mesothelioma. Perusahaan mengatakan akan mendanai kewajiban LTL dalam jumlah yang ditentukan oleh hakim kebangkrutan, dan membangun komitmen senilai USD 2 miliar.
LTL juga telah menerima aliran pendapatan royalti tertentu dengan nilai sekarang lebih dari USD 350 juta atau Rp 4,9 triliun (asumsi kurs rupiah 14.086 per dolar AS) untuk berkontribusi pada biaya hukum potensial.
"Kami mengambil tindakan ini untuk memberikan kepastian kepada semua pihak yang terlibat dalam kasus bedak kosmetik," kata Penasihat Umum J&J Michael Ullmann dalam sebuah pernyataan.
“Sementara kami terus berdiri teguh di belakang keamanan produk bedak kosmetik kami, kami percaya menyelesaikan masalah ini secepat dan seefisien mungkin adalah demi kepentingan terbaik (perusahaan) dan semua pemangku kepentingan,” tambah Ullmann.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wall Street Menguat pada 14 Oktober 2021
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021 waktu setempat.
Wall street naik setelah laporan laba yang lebih baik dari perkiraan dari sejumlah emiten antara lain Walgreen Boots Alliance, UnitedHealth, Bank of America dan perusahaan besar lainnya.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 1,7 persen menjadi 4.438,26, dan merupakan lompatan terbesar sejak Maret 2021.
Indeks Dow Jones melonjak 534,74 atau 1,6 persen menjadi 34.912,56. Indeks Nasdaq bertambah 1,7 persen ke posisi 14.823,43.
Rata-rata indeks acuan berada di jalur untuk menutup pekan dengan lebih tinggi. Indeks S&P 500 dan Dow Jones sekitar dua persen dari rekor tertingginya. Indeks Nasdaq sekitar 4 persen.
Di sisi lain, sejumlah perusahaan tercatat telah merilis laporan kinerja yang dimulai dari beberapa bank dan anggota yang masuk Dow Jones melaporkan hasil kinerja keuangan sebelum bel.
Delapan anggota S&P 500 melaporkan laporan keuangan pada Kamis pagi waktu setempat dan delapan anggota S&P itu mengalahkan harapan laba per saham dari wall street.
"Sejauh ini, sebagian besar perusahaan besar Amerika Serikat telah mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi meski biaya tenaga kerja meningkat karena pertumbuhan penjualan begitu kuat. Kami berharap hal yang sama berlaku pada kuartal III,” ujar Chief Investment Officer UBS Global Wealth Management, Mark Haefele dilansir dari CNBC, Jumat, 15 Oktober 2021.
Advertisement