Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi yang akan catatkan saham perdana dinilai menjadi katalis positif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022.
"Yang sudah kita lihat, IHSG terutama dari sektor teknologi itu sudah mengalami kenaikan hampir 5 kali lebih,” ujar Direktur Utama BNI Sekuritas, Agung Prabowo dalam Economic Outlook 2022 - Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin (22/11/2021).
Ia menuturkan, unicorn masih banyak yang melepas saham perdana ke publik. Hal ini jadi katalis meningkatkan valuasi IHSG.
Advertisement
Baca Juga
"Pertumbuhan dari IPO tinggi sekali. Itu juga didorong oleh tech unicorn. Banyak sekali yang masih belum go public. Ini merupakan katalis untuk peningkatan valuasi IHSG di 2022,” imbuhnya.
Selain melantainya startup unicorn, faktor lain yang akan mempengaruhi gerak IHSG pada 2022 yakni partisipasi ritel di pasar modal.
Pada 2015, rata-rata 35 persen, investor ritel berpartisipasi di pasar modal. Tahun lalu, partisipasi investor ritel naik menjadi 48 persen. Sementara pada 2021 sudah hampir 60 persen.
"Peningkatan ini menarik meskipun tahun lalu terjadi outflow lebih dari USD 3 miliar. Tapi tahun ini sebenarnya sudah ada inflow USD 2,7 miliar ke pasar modal Indonesia. Tapi tetap proporsi ritel ada peningkatan hampir 60 persen dari nilai transaksi harian di BEI,” ujar Agung.
"Jadi ini hal-hal yang sangat positif dan jadi katalis. Kita harap ini jadi poin yang sangat positif untuk prospek pasar modal di Indonesia,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Potensi IHSG pada 2022 dari Danareksa
Sebelumnya, Danareksa Investment Management (DIM) prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa bergerak di kisaran 6.500-7.300.
Hal tersebut disampaikan oleh Chief Investment Officer PT Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi dalam acara Media Gathering Virtual, Selasa, 16 November 2021.
Penanganan COVID-19 di Indonesia yang dinilai baik telah meningkatkan Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Indeks kepercayaan konsumen mulai tumbuh pada Oktober 2021.
"Semakin membaiknya situasi COVID-19 di Indonesia terlihat dari kemajuan vaksinasi COVID-19 yang sangat baik, sehingga Indeks Kepercayaan Konsumen di bulan Oktober meningkat menjadi 113,4," kata dia.
Dia menuturkan, bahkan Amerika Serikat juga mengakui penanganan Indonesia sangat baik. Sehingga masyarakat pun semakin memiliki ekspektasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pihaknya optimistis pada 2022 fundamental makro ekonomi Indonesia semakin positif. Apalagi pelaku bisnis juga mulai kembali investasi atau belanja modal secara bertahap.
"Dengan adanya pertumbuhan kredit, maka pertumbuhan ekonomi pun akan semakin meningkat," kata dia.
Advertisement