Wall Street Terpukul Imbas Data Tenaga Kerja AS hingga Saham Teknologi

Wall street kompak melemah pada Jumat, 7 Januari 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq susut untuk pertama kali.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jan 2022, 07:24 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2022, 07:24 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada Jumat, 7 Januari 2022 didorong saham teknologi terpukul oleh kenaikan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 0,9 persen ke posisi 14.935,90. Indeks S&P 500 tergelincir 0,4 persen menjadi 4.677,03. Indeks S&P 500 melemah selama empat hari berturut-turut. Indeks Dow Jones tergelincir 0,01 persen menjadi 36.231,66.

Indeks Nasdaq catat kinerja terburuk mingguan sejak Februari 2021. Indeks Nasdaq melemah 4,5 persen dalam lima hari perdagangan pekan pertama pada 2022. Indeks S&P 500 merosot 1,8 persen, indeks Dow Jones turun 0,29 persen karena investor mengalihkan ke value stocks di tengah kenaikan suku bunga.

"Pasar saham sedang mengalami transisi saat ini, setelah 2021 yang sangat kuat,” ujar Pendiri ZEGA Financial, Jay Pestrichelli, dilansir dari CNBC, Sabtu (8/1/2022).

Ia melihat lebih banyak volatilitas pada saham individu dibandingkan indeks. Selain itu, ada perubahan kepemimpinan di pasar karena suku bunga baik. Investor mempertimbangkan kembali saham teknologi yang naik pada 2021.

Imbal hasil obligasi atau surat berharga Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai 1,8 persen pada Jumat, 7 Januari 2022. Imbal hasil obligasi AS pada akhir 2021 hanya 1,61 persen. Rilis risalah utama pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve pada Rabu pekan ini menjadi katalis utama pergerakan suku bunga.

Catatan pertemuan bank sentral AS menunjukkan siap untuk menarik kembali stimulusnya lebih cepat dari pada yang telah diantisipasi sejumlah pihak termasuk menaikkan suku bunga.

"Pergeseran dalam kebijakan the Fed sering menyuntikkan volatilitas ke pasar,” ujar Chief Market Strategist Truist Keith Lerner.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Data Tenaga Kerja AS Mengecewakan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Saham teknologi melemah pada Jumat pekan ini seiring imbal hasil yang melonjak. Dengan tingkat kenaikan suku bunga yang cepat, investor melepas saham yang berisiko terutama bervaluasi tinggi.

Saham Microchip Technology alami penurunan terbesar di indeks Nasdaq. Saham Microchip melemah 3,9 persen. Saham semikonduktor lainnya juga turun. Saham Nvidia dan AMD turun lebih dari tiga persen. Saham Netflix susut 2,2 persen dan Twilio merosot 3,5 persen.

Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja melaporkan ekonomi AS menambahkan pekerjaan jauh lebih sedikit pada Desember dari yang diharapkan. Laporan nonfarm payrolss meningkat 199.000 pada Desember 2021. Sebelumnya ekonom perkirakan tumbuh 422.000 berdasarkan survei Dow Jones.

Data tenaga kerja meski mengecewakan tetapi menunjukkan gambaran ekonomi yang membaik dan inflasi lebih tinggi.  Rata-rata penghasilan per jam naik 0,6 persen di atas harapan. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen, level terendah sejak Februari 2022 dan di bawah harapan 4,1 persen.

Gerak Saham Teknologi

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Pada pekan ini, saham perangkat lunak termasuk di antara saham paling terpukul pekan ini di tengah rotasi teknologi. Saham Salesforce turun 10 persen dan Adobe susut lebih dari 9 persen pada pekan ini. Saham CrowdStrike merosot 7,7 persen.

Hampir saham teknologi kapitalisasi besar merosot pada pekan ini. Saham Netxflix susut 10 persen pada pekan ini. Saham Microsoft melemah 6,6 persen dan saham Alfabet tergelincir lebih dari 5 persen.

Sektor saham keuangan dan energi menguat. Saham Schlumberger dan Hess naik sekitar 17 persen pada pekan ini. Saham Wells Fargo bertambah 14,1 persen. Saham Regions Financial naik 15,2 persen.

Saham GameStop melonjak 7,3 persen pada Jumat pekan ini seiring perseroan masuk ke aset kripto dan bermitra untuk mengembangkan game dan item lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya