Melihat Prospek Reksa Dana pada Tahun Macan Air

Pakar Feng Shui, Erwin Yap menuturkan, tahun Macan Air yang identik dengan pohon atau tanaman yang sangat lebat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Feb 2022, 13:28 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2022, 13:28 WIB
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek merupakan festival tradisional paling penting di Tiongkok. Festival dalam merayakan Imlek menandakan awal musim semi, dan awal tahun baru menurut kalender lunar Tiongkok.

Tak ayal, momentum ini diyakini juga penting untuk memastikan keberuntungan untuk tahun yang akan datang, tak terkecuali untuk urusan investasi bertepatan dengan tahun Macan Air.

Pakar Feng Shui, Erwin Yap menuturkan, tahun Macan Air yang identik dengan pohon atau tanaman yang sangat lebat. Pohon atau elemen kayu ini juga melambangkan ekonomi yang tahun ini diprediksi semakin tumbuh dengan dinamis dan agresif disertai dengan kompetisi yang semakin meningkat.

"Adapun perusahaan yang akan bertahan dan berhasil di tengah kompetisi di Tahun Macan Air ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki kekuatan di elemen kayu atau regulasi Green Economy dan juga elemen Tanah atau regulasi Labour Market,” ujarnya dikutip Selasa (1/2/2022).

Senada, Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management, Priyo Santoso juga mencermati prospek reksa dana berbasis ESG yang akan moncer di tahun ini. Hal itu merujuk pada kian tingginya minat investor atas produk investasi hijau.

"Apalagi, dengan diluncurkannya dua Indeks ESG baru akhir tahun lalu, di saat yang tepat dimana kesadaran dan permintaan akan produk berbasis ESG di Indonesia mulai meningkat,” kata Priyo kepada Liputan6.com.

BNP Paribas Asset Management sendiri saat ini sudah memiliki 3 reksa dana yang mengaplikasikan filter ESG, baik offshore maupun onshore, yaitu; BNP Paribas Cakra Syariah USD (reksa dana saham syariah pertama di Indonesia yang mengaplikasikan filter ESG sejak 2016), BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD (reksa dana syariah ESG yang fokus berinvestasi ke pasar saham China), dan BNP Paribas SRI Kehati.

Namun, secara umum, pilihan reksa dana tersebut tergantung pada tujuan investasi dan profil risiko dari masing-masing investor.

Bagi investor yang masih pemula dan memiliki profil risiko konservatif, reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang pertama.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Investasi Reksa Dana

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Bagi investor yang sudah lebih berpengalaman, sudah lebih memahami dan mengikuti perkembangan pasar, dan memiliki profil risiko agresif, maka reksa dana saham bisa dijadikan sebagai pertimbangan.

Jika dilihat secara keseluruhan, berdasarkan data OJK per Desember 2021, reksa dana saham dan pendapatan tetap masih mendominasi total dana kelolaan industri dengan komposisi masing-masing 23 persen dan 27 persen.

Bagi para investor yang merasa siap dan baru atau ingin mulai masuk ke kelas aset saham, reksa dana saham indeks bisa menjadi pilihan yang menarik. karena kemudahan dan transparansinya untuk dimonitor oleh investor.

"Investor bisa dengan mudah memantau pergerakan reksa dana, indeks, serta konstituennya kapan saja, melalui media yang tersedia untuk publik,” kata Priyo.

Di BNP Paribas AM, pihaknya memiliki 5 produk reksa dana saham indeks mulai dari yang onshore hingga offshore, seperti di antaranya BNP Paribas IDX Growth30 (yang mereplikasi penuh konstituen pada indeks IDX Growth30).

BNP Paribas SRI Kehati yang mereplikasi penuh Indeks SRI Kehati dan menerapkan konsep Sustainable & Responsible Investment, dan BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD yang merupakan reksa dana saham syariah pertama di Indonesia bertema teknologi global dan menerapkan index replication.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya