Total Restrukturisasi Kredit Bank Danamon Tersisa Rp 5 Triliun pada 2021

Direktur Bank Danamon, Dadi Budiana menyebutkan, sisa restrukturisasi kredit Danamon saat ini hanya sekitar Rp 5 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Feb 2022, 18:29 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 18:29 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatat total restrukturisasi kredit akibat pandemi COVID-19 turun signifikan.

Direktur Bank Danamon, Dadi Budiana menyebutkan, sisa restrukturisasi kredit Bank Danamon saat ini hanya sekitar Rp 5 triliun.

"Restrukturisasi di Danamon sepanjang tahun 2021 ini boleh dibilang kami mencapai kemajuan yang sangat signifikan,” ungkapnya dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (19/2/2022).

"Jadi kalau di posisi akhir tahun 2020 itu, total restrukturisasi kredit yang karena pandemi itu berada di level Rp 13,5 triliun tahun 2020. Di akhir 2021 sudah turun jauh ke Rp 5 triliun, hampir Rp 5,1 triliun," ia menambahkan.

Dengan demikian, total restrukturisasi di Bank Danamon merosot sekitar Rp 8,4 triliun. Sejalan dengan kondisi ekonomi yang perlahan membaik, Bank Danamon berhasil mencatatkan laba setelah pajak secara konsolidasian naik 56 persen year on year (yoy) di 2021, mencapai Rp 1,6 triliun.

Pertumbuhan yang sehat juga dicatatkan pada kredit enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan sebesar 6,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga mencapai Rp 58,2 triliun.

"Pertumbuhan tersebut didukung oleh kolaborasi yang berkesinambungan dengan MUFG, salah satu bank terbesar di dunia dan fokus pada perusahaan blue chip serta BUMN," ungkap Direktur Bank Danamon, Muljono Tjandra dalam kesempatan yang sama.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Bank Danamon pada 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2021. Direktur Utama Bank Danamon, Yasushi Itagaki mengungkapkan, laba setelah pajak secara konsolidasian tercatat naik 56 persen year on year (yoy) mencapai Rp 1,6 triliun.

"Pada tahun 2021, Danamon membukukan pertumbuhan profitabilitas dan mampu mempertahankan fundamental yang kuat di tengah kondisi ekonomi akibat pandemi covid-19,” ungkap Yasushi dalam Paparan kinerja Bank Danamon, Rabu, 16 Februari 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Danamon, Muljono Tjandra menambahkan, pertumbuhan yang sehat juga dicatatkan pada kredit enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan sebesar 6,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga mencapai Rp 58,2 triliun.

"Pertumbuhan tersebut didukung oleh kolaborasi yang berkesinambungan dengan MUFG, salah satu bank terbesar di dunia dan fokus pada perusahaan blue chip serta BUMN," kata Muljono.

Saldo giro dan tabungan atau CASA, meningkat 11 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 72,9 triliun. Rasio CASA dan tabungan meningkat 680 bps menjadi 59,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pembiayaan baru Adira Finance sepanjang 2021 menunjukkan pertumbuhan yang sehat mencapai 47 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Bank Danamon terus melanjutkan pengelolaan biaya  operasional dengan disiplin yang tinggi dibarengi dengan investasi di area Digital marketing dan sumber daya manusia. Sehingga rasio biaya pendapatan atau cost to income ratio menjadi 50 persen pada tahun 2021," imbuh Muljono.

Bank Danamon mencatatkan rasio kredit bermasalah atau NPL gross pada posisi 2,7 persen di kuartal IV 2021 atau membaik 10 bps dibanding dengan tahun sebelumnya.

Muljono menuturkan, raihan itu didukung oleh NPL coverage ratio yang paling tinggi sepanjang sejarah Danamon, yaitu 225,56 persen.

"Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) pada posisi 86 persen, LDR 84,6 persen, dan LCR di 187 persen. Itu menunjukkan tingkat likuiditas bank yang sangat baik,” tuturnya.

Adapun rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya. KPMM konsolidasi Danamon berada pada posisi 26,7 persen, sementara KPMM bank only tercatat sebesar 26,4 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya