Liputan6.com, Jakarta - PT Sigma Energy Compressindo Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat (8/4/2022).
PT Sigma Energy Compressindo Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-14 di BEI pada 2022 dengan catatkan kode saham SICO. Perseroan menawarkan 270 juta saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan menetapkan harga penawaran saham Rp 230. Dengan demikian, perseroan meraih dana IPO Rp 62,10 miliar.
Dana IPO antara lain digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 9,21 miliar atau setara dengan 15,50 persen kepada PT Bank KEB Hana Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian untuk pengembangan usaha perseroan Rp 26,60 miliar atau setara 44,75 persen. Selanjutnya modal kerja sebesar Rp 23,62 miliar atau setara dengan 39,75 persen.
Dalam rangka IPO, perseroan telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 27.000.000 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 4,22 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan.
Setiap pemegang 10 Saham Baru Perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan setelah enam bulan sejak diterbitkan Waran Seri I, sampai dengan satu hari kerja sebelum ulang tahun ke-1 (kesatu) penerbitan Waran Seri I.
Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kedaluwarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa berlaku Waran Seri I tidak dapat diperpanjang lagi. Adapun harga pelaksanaan waran Sigma Energy Compressindo Rp 350.
Jadwal perdagangan waran:
-Awal perdagangan waran seri I pada 8 April 2022
-Akhir perdagangan waran seri I:
Pasar regular dan negosiasi pada 3 April 2025
Pasar tunai pada 7 April 2025
-Periode pelaksanaan waran seri I 10 Oktober-8 April 2025
-Tanggal berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 8 April 2025
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Patok Harga IPO Rp 230 per Saham
Sebelumnya, PT Sigma Energy Compressindo Tbk, perusahaan yang bergerak di usaha jasa penyewaan alat monetisasi migas menetapkan harga perdana Rp 230 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
PT Sigma Energy Compressindo Tbk menawarkan saham perdana sebanyak 270 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak 29,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penih dalam perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan akan memperoleh dana Rp 61,10 miliar dari hasil IPO. Demikian mengutip dari prospektus singkat perseroan di laman e-ipo.co.id, Senin, 4 April 2022.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 27 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 4,22 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I. Setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan setelah enam bulan sejak diterbitkan waran seri I. Adapun harga pelaksanaannya Rp 350 yang berlaku mulai 10 Oktober 2022-8 April 2025. Total dana dari waran seri I sebanyak Rp 9,45 miliar.
Dana IPO antara lain digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 9,21 miliar atau setara dengan 15,50 persen kepada PT Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian untuk pengembangan usaha perseroan Rp 26,60 miliar atau setara 44,75 persen. Selanjutnya modal kerja sebesar Rp 23,62 miliar atau setara dengan 39,75 persen.
Dalam rangka IPO, perseroan telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek
Advertisement
32 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan yang antre di pipeline pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).
Adapun hingga 25 Maret 2022, sudah ada 12 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 3,18 triliun.
“Pada pipeline saham Bursa, hingga saat ini masih terdapat 32 perusahaan yang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan perkiraan nilai fundraise sebesar Rp 29,13 triliun,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Senin (28/3/2022).
Total nilai fundraise tersebut telah memperhitungkan harga saham tertinggi yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah dipublikasikan melalui sistem e-IPO.
Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, jumlah perusahaan dalam pipeline Bursa itu, terdapat perusahaan skala menengah dan perusahaan aset skala besar masing-masing 15 perusahaan.
Sedangkan 2 lainnya merupakan perusahaan dengan aset skala kecil. Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials
• 2 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
• 5 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
• 3 Perusahaan dari sektor Technology
• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor Energy
• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures
Perusahaan Perlu Siapkan Ini Sebelum IPO
Sebelumnya, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih semarak kendati di tengah pemulihan ekonomi. Sejak awal tahun hingga 25 Maret 2022, terdapat 12 perusahaan yang telah tercatat di BEI sebagai emiten baru.
Dengan performa pasar yang cenderung positif di tengah perubahan pandemi menjadi endemi dan isu global, pelaku bisnis perlu memahami hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dan harus dilakukan dalam mempersiapkan rencana IPO (Initial Public Offering).
“Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk perjalanan IPO, mulai dari aspek finansial hingga nonfinansial, salah satunya adalah ESG,” ungkap Capital Markets Leader dari PwC Indonesia, Jasmin Maranan dalam webinar bertajuk IPO Readiness: Taking Your Company Public?, Rabu (30/3/2022).
Dia menuturkan, saat ini investor dan pemangku kepentingan mulai mempertimbangkan untuk membuat cerita ekuitas perusahaan dengan ESG sebagai landasannya. Investor ingin berinvestasi dalam bisnis yang dapat memuaskan ekspektasi finansial pemegang saham dan juga menunjukkan secara kredibel bahwa mereka secara mendasar mengenali dan merespons risiko dan peluang yang ada terkait ESG, terutama seputar perubahan iklim.
Dalam sambutannya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, terdapat tiga hal yang patut dibanggakan dari Pasar Modal Indonesia.
Di antaranya, pertaman, pipeline dan jumlah perusahaan tercatat yang semakin bertambah. Kedua, Terbitnya POJK 22/2021 dan Peraturan Pencatatan I-A baru dan ketiga yakni rekor BEI sebagai bursa dengan jumlah pencatatan saham terbanyak dan fundraised terbesar di bursa ASEAN pada 2021.
"Kami sangat antusias dapat melakukan kerja sama kembali dengan PwC Indonesia dalam membantu memberikan sharing pendanaan melalui pasar modal serta memastikan klien PwC Indonesia mendapatkan experience yang baik dalam proses menjadi perusahaan publik,” kata Nyoman.
Advertisement