Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Menanti Kebijakan Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis, 28 April 2022 di tengah investor menanti kebijakan bank sentral Jepang.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Apr 2022, 09:39 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2022, 09:39 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis pagi (28/4/2022), seiring  investor di kawasan tersebut menantikan keputusan kebijakan moneter terbaru Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,16 persen. Sementara itu, indeks Topix naik 0,49 persen. Sementara itu, penjualan ritel Jepang naik lebih dari yang diharapkan pada Maret, menurut data pemerintah yang dirilis Kamis. Penjualan ritel naik 0,9 persen pada Maret dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di atas pasar rata-rata yang diperkirakan naik 0,4 persen, menurut Reuters.

“Konsensus yang luar biasa, tampaknya adalah bagi BoJ menegaskan kembali komitmennya terhadap kebijakan yang mengakomodasi,” ujar Vishnu Varathan dari Mizuho Bank dilansir dari CNBC, Kamis (28/4/2022).

Bank of Japan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter terbarunya pada pukul 11:00 HK/SIN pada Kamis. Yen Jepang diperdagangkan pada 128,74 per dolar Amerika Serikat.

Yen Jepang telah melemah terhadap dolar Amerika Serikat selama berminggu-minggu. Bank of Japan akan relatif lebih lambat untuk normalisasi kebijakan moneter dibandingkan bank sentral lainnya seperti the Federal Reserve Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,19 persen sementara indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,97 persen. Investor di Asia Pasifik akan terus memantau perkembangan seputar situasi COVID-19 di daratan China.

 

 

Gerak Mata Uang

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Ilustrasi bursa saham Asia

Presiden China Xi Jinping pada Selasa menyerukan upaya "all out" untuk membangun infrastruktur. Komentarnya muncul ketika daratan China sejak Maret menghadapi wabah COVID-19 terburuk sejak guncangan awal pandemi pada awal 2020.

Semalam di bursa saham Amerika Serikat, indeks S&P 500 naik 0,21 persen menjadi 4.183,96. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 61,75 poin, atau 0,19 persen, menjadi 33.301,93. Indeks Nasdaq Composite yang berteknologi tinggi sedikit berubah di 12.488,93. Indeks USD berada di 102,985 terus bertahan di atas level 102 yang dilintasi awal pekan ini.

Yen Jepang diperdagangkan pada 128,37 per dolar, lebih lemah dibandingkan dengan level di bawah 127,4 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini. 

Sedangkan, dolar Australia berpindah tangan pada 0,7118, turun dari level di atas 0,72 yang terlihat di awal minggu. Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka melemah 0,81 persen menjadi USD 104,47 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat susut 0,59 persen menjadi USD 101,42 per barel.

Penutupan Wall Street pada 27 April 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ilustrasi wall street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 27 April 2022. Indeks Nasdaq ditutup ke level terendah pada 2022 dan saham berusaha untuk pulih dari aksi jual saham teknologi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq sedikit berubah dan melemah tipis ke posisi 12.488,93. Indeks Dow Jones naik 61,75 poin atau 0,2 persen menjadi 33.301,93. Indeks S&P 500 bertambah 0,2 persen menjadi 4.183,96.

Rata-rata indeks acuan berjuang pada perdagangan Rabu pekan ini. "Kami mencoba menemukan tempat yang stabil. Kami perlu melihat sejumlah nama (perusahaan-red) datang dengan laba yang kuat, andal dan berkelanjutan sehingga investor kembali bergabung,” ujar Chairman dan CEO Aureus Asset Management, Kari Firestone, dilansir dari CNBC, Kamis (20/4/2022).

Laba perusahaan menjadi fokus seiring investor mencerna hasil kuartalan dari nama-nama perusahaan kapitalisasi besar.

Saham Microsoft naik 4,8 persen dan memberikan dukungan untuk rata-rata indeks utama setelah hasil laba yang kuat. Perusahaan membukukan laporan kuartalan lebih baik dari perkiraan dan mengeluarkan panduan pendapatan ke depan yang lebih optimistis.

Saham Visa juga melonjak hampir 6,5 persen dan mencatat penguatan terbesar di indeks Dow Jones. Hal ini setelah laporan kuartalan perusahaan yang melampaui perkiraan. Saham Enphase Energy melonjak 7,7 persen dan menjadi pemenang terbesar di indeks S&P 500.

Di sisi lain, saham induk usaha Google melemah 3,6 persen setelah hasil laba perusahaan raksasa teknologi itu meleset dari perkiraan konsensus. Manajemen mengingatkan kinerja kuartalan berpotensi melemah ke depan.

 

 

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street

Saham Boeing turun 7,5 persen dipicu hasil kinerja laba yang belum sesuai harapan. Saham Boeing menjadi penghambat terbesar di indeks Dow Jones.

Investor juga melihat nama-nama saham kapitalisasi besar lainnya. Induk Facebook Meta melaporkan kinerja usai bel perdagangan pada Rabu pekan ini. Apple dan Amazon dijadwalkan melaporkan kinerja keuangan pada Kamis pekan ini. Saham Meta melemah 3,3 persen pada Rabu, 27 April 2022. Koreksi harga saham juga diikuti Apple dan Amazon.

Investor mengamati kinerja perusahaan teknologi untuk membuktikan penjualan yang intens pada April 2022. Adapun indeks Nasdaq sekitar 23 persen di bawah level tertingginya. Indeks S&P 500 melemah 13,2 persen dari posisi rekor dan berada di bawah level support utama 4.200.

Pada April 2022, indeks S&P 500 melemah 7,7 persen. Indeks Nasdaq susut 12,2 persen. Indeks Dow Jones melemah hampir 4 persen.

"Inflasi, pengetatan kebijakan moneter the Fed, perang di Ukraina dan lockdown di China telah menjadi tantangan yang kuat bagi investor pada April 2022,” ujar Chief Market Strategist National Securities, Art Hogan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya