Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memberikan fasilitas non cash loan sebesar Rp 100 miliar kepada PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP). Pemberian fasilitas tersebut guna mendukung kelancaran proyek jalan tol Serang Panimbang.
Rencana transaksi ini merupakan transaksi afiliasi karena perseroan adalah salah satu pemegang saham WSP dengan kepemilikan saham sebesar 83,42 persen.
Baca Juga
Selain itu, berdasarkan susunan kepengurusan juga terdapat hubungan afiliasi di mana salah satu Anggota Direksi Wijaya Karya, yaitu Direktur Quality, Health, Safety and Environment merangkap jabatan selaku Komisaris Utama WSP.
Advertisement
Sementara, total rencana transaksi sebesar Rp 100 miliar itu setara 0,55 persen dari total ekuitas perseroan sebesar Rp 17,98 miliar sehingga bukan merupakan transaksi material.
"Perseroan telah menyetujui pemberian fasilitas non cash loan kepada WSP sebagaimana dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2021 dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2022, dan telah dianggarkan untuk pemberian berupa fasilitas Non Cash Loan sebesar Rp 100 miliar kepada WSP,” ungkap Sekertaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Selasa (18/5/2022).
Dengan adanya fasilitas tersebut, WSP selaku anak perusahaan perseroan dapat dengan segera memperoleh dana untuk modal kerja. Sehingga dapat memperlancar kegiatan operasional pembangunan jalan tol. Selain itu, penambahan modal kerja ini dapat membantu target penyelesaian ruas jalan tol yang direncanakan WSP agar selesai sesuai jadwal operasional.
Adapun realisasi pemberian fasilitas plafond pinjaman non cash loan dilakukan secara berkelanjutan atau berulang. Nilai transaksi yang diberikan tidak secara sekaligus, namun pelaksanaannya dilakukan berdasarkan kebutuhan dari WSP yang besarannya sesuai dengan plafon yang disetujui dalam RKAP.
Rencana transaksi ini merupakan transaksi yang berkelanjutan atau berulang yang nilai dan pelaksanaannya diprogramkan terlebih dahulu dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Perseroan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
WIKA Kantongi Rp 9,2 Triliun Kontrak Baru hingga Maret 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA meraih kontrak baru sebesar Rp 9,28 triliun hingga akhir Maret 2022. Jumlah itu naik 99,41 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Perolehan kontrak baru tersebut mencapai 21,79 persen dari target kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 42,57 triliun.
Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2022 ini ditargetkan 67 persen berasal dari induk, dan 33 persen dari entitas anak.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, pihaknya mengusung konsistensi performa kerja tetap tangguh pada masa pandemi. Dia juga mendorong pertumbuhan perusahaan bisa menjadi lebih cepat pada 2022 ini.
"WIKA ingin seluruh elemen, pulih bersama, menjadi lebih kuat, dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi pada dua tahun terakhir. Kerjasama dan inklusivitas yang telah dilakukan semua pihak bisa menjadi jawaban sekaligus solusi pemulihan," ujarnya dalam RUPST Tahun Buku 2021, Selasa, 12 April 2022.
Perseroan juga sukses meningkatkan raihan kontrak baru, dari Rp 23,37 triliun pada 2020 menjadi Rp 26,81 triliun pada 2021.
Kemudian, membukukan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk dan disetujui oleh RUPST sebesar Rp117,66 miliar.
Ke depan, kata Agung, WIKA juga akan fokus ke berbagai kontrak yang telah didapat. Salah satunya, revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta
Berkonsorsium dengan PT PP (Persero), WIKA mendapat kepercayaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Design and Build Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Angkatan Udara/Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
"Pada proyek ini, Konsorsium akan melaksanakan revitalisasi dengan cakupan pekerjaan airside dan landside yang meliputi penyehatan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway), peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat naratama dan naratetama," tutur Agung.
Advertisement
Perkuat Jaringan
Direktur Utama WIMA, Samyarto menuturkan, kerja sama dengan LNP semakin mendukung upaya untuk memperkuat jaringan pemasaran dan distribusi GESITS di Afrika Barat di masa depan.
"Setelah melakukan ekspor sebanyak 38 unit GESITS ke Senegal, kini WIMA telah mendapatkan permintaan masing-masing sebanyak 200 unit dari Senegal dan 250 unit dari Nigeria. Dengan adanya permintaan tersebut, WIMA menargetkan untuk keseluruhan unitnya dapat diekspor dalam waktu dekat," ungkap Samyarto.
Upaya pengembangan pasar di luar negeri turut mendapatkan dukungan dari Kementerian Luar Negeri melalui para Duta Besar di berbagai negara.
Duta Besar Indonesia untuk Senegal Dindin Wahyudin menuturkan, GESITS menjadi bukti komitmen Indonesia untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan menggantikannya dengan produk berbasis energi baru terbarukan.
"Kami kemudian aktif mempromosikan GESITS ke berbagai negara di Afrika Barat, dan banyak diantara mereka telah menunjukan minat untuk membeli GESITS," kata Dindin Wahyudin
Dindin menambahkan, minat terhadap GESITS juga datang dari Sierra Leons dan Cape Verde karena banyaknya penggunaan kendaraan roda dua di kedua negara tersebut.
Agung BW menuturkan, dalam rangka pengembangan pasar di luar negeri, WIMA akan mengambil langkah untuk menyesuaikan tampilan motor sesuai baik dari sisi warna maupun bentuk. Harapannya, penyesuaian-penyesuaian yang terjadi memudahkan produk GESITS untuk diterima di berbagai negara.
Siap Investasi Anak Usaha
Sebelumnya, Perusahaan konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) siap melakukan investasi sebesar Rp 1.686.129.840.000 atau Rp 1,68 triliun di anak usaha PT Jasa Marga Gedebage Cilacap.
Hal tersebut disampaikan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/3/2022).
PT Jasa Marga Gedebage Cilacap (JGC) merupakan perusahaan patungangan Wijaya Karya dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), PT Dayamulia Turangga (DMT), PT Jasa Sarana, PT Gama Group, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Perusahaan patungan tersebut dibentuk setelah pemenang Pelelangan Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap diumumkan pada 10 Desember 2021. Kemudian pada 28 Januari 2022, perusahaan patungan ini resmi dibentuk.
PT Wijaya Karya merupakan pemegang 10 persen saham PT JGC, sehingga sesuai porsinya, WIKA akan melakukan investasi sebesar Rp 1,69 triliun, dengan setoran modal awal sebesar Rp 609.600.000 dan berikutnya setoran akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan PT JGC.
Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 42/POJK.04/2020 tanggal 2 Juli 2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (POJK 42/2020) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (POJK 17/2020), Perseroan berpendapat bahwa Transaksi ini :
1. Berdasarkan POJK 42/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan,Rencana Transaksi tersebut merupakan Transaksi Afiliasi karena ada Pemegang Saham PT JGC dan Perseroan mempunyai kepemilikan Pemegang Saham yang sama yaitu dimiliki oleh Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara. Selain itu salah satu Anggota Direksi Perseroan menjabat sebagai anggota Dewan Komisarid di PT JGC.
2. Berdasarkan POJK 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, Rencana Transaksi tidak termasuk Transaksi Material. Nilai Transaksi tersebut adalah sebesar Rp 1.686.129.840.000 dan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk per 30 September 2021 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan rekan nilai ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp 17.980.009.548.000.
Perbandingan antara nilai rencana transaksi dengan nilai ekuitas Perseroan adalah sebesar 9,38 persen dimana nilai Rencana Transaksi tersebut tidak lebih dari 20 persen ekuitas Perseroan, sehingga Rencana Transaksi bukan merupakan transaksi material.
Dengan dilakukannya rencana transaksi, Perseroan dapat mendukung kebutuhan dana PT Jasa Marga Gedebage, yang merupakan salah satu entitas asosiasi Perseroan, dalam menunjang kegiatannya agar dapat melakukan kegiatan operasional ke depan dan diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap Perseroan nantinya.
Advertisement