Tower Bersama Infrastructure Siapkan Belanja Modal hingga Rp 3 Triliun, untuk Apa Saja?

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk pertumbuhan organik perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Mei 2022, 21:50 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2022, 19:35 WIB
20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 3 triliun pada 2022. 

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk pertumbuhan organik perseroan.

"Capex yang kita anggarkan untuk 2022 berkisar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Alokasi kami akan fokuskan pada pertumbuhan organik,” kata Helmy dalam paparan publik perseroan, Senin (23/5/2022).

Adapun pertumbuhan organik yang dimaksud terdiri dari pembangunan menara baru maupun berdasarkan pesanan dari operator. Belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk kolokasi dan fiber optik.

"Jadi tiga hal itu yang jadi mayoritas spending capex kita di 2022,” imbuhnya.

Adapun untuk ekspansi organik, perseran menargetkan penambahan atau pembangunan 3.500 tenan. Rinciannya, 1.200 merupakan tower baru dan sisanya 2.300 merupakan kolokasi. Saat ini perseroan telah memiliki sekitar 40 ribu tower.

Sementara kontribusi dari penambahan tenant baru maupun kolokasi terhadap pendapatan perseroan akan bergantung pada waktu realisasi tower-tower tersebut.

"Saat ini kita memiliki sekitar 40.000 tenan. Dengan penambahan 3.500 tenan itu setara kurang lebih 8-9 persen penambahan tenant kami. Tapi impact terhadap pendapatan tergantung pada tenant-tenant tersebut kami dapatkan. Apakah awal tahun, tengah tahun, atau akhir tahun,” beber Helmy.

Meski begitu, perseroan juga menjajal ekspansi secara anorganik melalui akuisisi. "Untuk anorganik sepanjang ada target dengan valuasi yang menurut kami visible dan baik maka kami akan berminat. Tapi kita sangat disiplin dalam melakukan akuisisi,” ujar dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 800 miliar. Dividen tersebut setara 52 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.

"Kita akan membagikan dividen atas hasil laba bersih 2021 jumahnya Rp 800 miliar dengan pay out ratio sekitar 52 persen, atau Rp 36 per lembar saham,” ungkap Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman dalam paparan publik perseroan, Senin (23/5/2022).

Adapun penggunaan sebagian laba tahun buku 2021 sebagai dividen telah disetujui pemegang saham dalam RUPS perseroan Senin, 23 Mei 2022.

Perseroan mencatatkan laba bersih Rp 1,55 triliun pada 2021. Naik 53,42 persen dibanding laba bersih perseroan di 2020 yang sebesar Rp 1 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut dihasilkan dari pertumbuhan pendapatan Tower Bersama Infrastructure sebesar 15,99 persen menjadi sebesar Rp 6,18 triliun pada 2021 dari sebelumnya sebesar Rp 5,33 triliun pada 2020.

Pendapatan Tower Bersama terbesar berasal dari sewa menara dari pihak ketiga yaitu dari PT Telekomunikasi Selular sebesar Rp 2,20 triliun, dan dari PT Indosat Tbk sebesar Rp 1,33 triliun.

Sisanya dari PT XL Axiata Tbk sebesar Rp 975,93 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp 916,26 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk sebesar Rp 439,73 miliar dan PT Smart Telecom sebesar Rp 270,49 miliar. Selain itu, terdapat pendapatan dari sumber lainnya  sebesar Rp 48,61 miliar.

 

 

Gerak Saham TBIG

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Senin, 23 Mei 2022, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) naik 0,72 persen ke posisi Rp 2.790 per saham. Saham TBIG dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 2.800 per saham.

Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 2.810 dan terendah Rp 2.750 per saham. Total frekuensi 8.156 kali dengan volume perdagangan 500.107 saham. Nilai transaksi Rp 138,6 miliar.

Penguatan saham TBIG tersebut terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang alami koreksi. IHSG merosot 1,12 persen ke posisi 6.840,77. Indeks LQ45 tergelincir 1,24 persen ke posisi 1.002,56. Seluruh indeks acuan kompak melemah. Pada awal pekan ini. IHSG berada di level tertinggi 6.972,18 dan terendah 6.802,71. Sebanyak 243 saham menguat dan 281 saham melemah. 164 saham diam di tempat.

Sepanjang 2022, saham TBIG melemah 6,10 persen ke posisi Rp 2.770 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 3.170 dan terendah Rp 2.670 per saham. Total volume perdagangan 17.648.749.272 saham dan nilai transaksi Rp 55,6 triliun. Total frekuensi perdagangan 352.121 kali.

Tender Offer Sukarela oleh Bersama Digital Infrastructure Asia

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd atau disebut BDIA akan melakukan penawaran tender sukarela atau tender offer atas saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Mengutip pengumuman dalam laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ditulis Kamis (12/5/2022), Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd melakukan penawaran tender sukarela sebanyak-banyaknya 2.484.796.875 saham TBIG. Jumlah saham itu setara 10,97 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam TBIG.

Adapun harga penawaran tender sukarela itu Rp 3.200 per saham. Dengan demikian, nilai penawaran tender itu maksimal Rp 7,91 triliun.

Periode penawaran tender sukarela ini akan dimulai pada 22 Juni 2022 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada 22 Juli 2022 pukul 15.15 WIB. Dalam pelaksanaan penawaran tender ini telah ditunjuk perusahaan PT Indo Premier Sekuritas.

"Pihak yang berhak untuk turut serta dalam penawaran tender sukarela ini adalah pemegang saham publik yang telah melengkapi dan mengajukan semua dokumen yang dipersyaratkan untuk penawaran tender sukarela ini sebelum tanggal penutupan penawaran tender sukarela,” demikian mengutip dari pengumuman KSEI.

Adapun pemegang saham yang memiliki saham dengan warkat atau scrip dan berniat untuk menawarkan saham-sahamnya kepada BDIA wajib untuk membuka rekening efek pada perusahaan sekuritas atau bank kustodian dan konversikan saham dengan warkat tersebut menjadi saham tanpa wakrat selambat-lambatnya empat hari bursa sebelum tanggal penutupan penawaran tender sukarela.

Sebelumnya Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd yang semula bernama Provident Consolidated Holdings Pte Ltd membeli 14.132.718.048 saham dengan harga Rp 3.200 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian sekitar Rp 45,22 triliun.

Transaksi pembelian saham TBIG dilakukan pada 22,25 dan 26 April 2022. Tujuan dari transaksi tersebut untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.

Dengan pembelian tersebut, manajemen PT Tower Bersama Infrastructure Tbk menyampaikan pemegang saham utama perseroan telah melakukan restrukturisasi kepemilikan saham pada perseroan, 9 Mei 2022.

“Namun, restrukturisasi kepemilikan saham ini tidak mengubah pihak pengendali akhir perseroan maupun pihak penerima manfaat akhir perseroan,” tulis perseroan.

Adapun hal tersebut tidak ada dampak kejadian, informasi dan fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya