Wall Street Beragam, Indeks S&P 500 Anjlok Jelang Hasil Pertemuan The Fed

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,38 persen ke posisi 3.735,48.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jun 2022, 06:32 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2022, 07:14 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street  bervariasi pada perdagangan Selasa, 14 Juni 2022. Indeks S&P 500 anjlok ke wilayah bear dan investor bersiap hadapi kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,38 persen ke posisi 3.735,48. Indeks Dow Jones merosot 151,91 poin atau 0,5 persen menjadi 30.364,83. Ini hari kelima indeks acuan alami koreksi. Indeks Nasdaq naik 0,18 persen menjadi 10.828,35.

"Ini adalah salah satu hari di mana pasar harus mengambil sikap menunggu dan melihat dan tentu saja itulah yang tampaknya terjadi di indeks utama,” ujar Chief Market Strategist National Securities, Art Hogan dikutip dari laman CNBC, Rabu (15/6/2022).

“Kami benar-benar terjebak di jalan tengah di sini,” ia menambahkan.

Saham mencapai posisi terendah selama jam terakhir perdagangan setelah melihat antara keuntungan dan kerugian yang tajam sepanjang hari. Indeks Dow Jones naik 170 poin pada titik tertinggi dan turun sekitar 370 poin pada posisi terendah. Indeks S&P 500 susut 22 persen dari posisi tertingginya.

Pergerakan saham terjadi karena suku bunga melonjak lagi untuk mengantisipasi kebijakan pengetatan yang lebih agresif dari the Fed. Imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai 3,48 persen pada perdagangan Selasa, 14 Juni 2022 dan mencapai level tertinggi baru ketika obligasi tenor dua tahun melonjak menjadi 3,43 persen.

“Jika suku bunga tidak naik, pasar saham tidak akan turun,” ujar Chief Investment Strategist The Leuthold Group.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sementara itu, saham Oracle melonjak lebih dari 10 persen setelah perseroan melaporkan penurunan pendapatan yang didorong oleh peningkatan besar dalam permintaan dalam bisnis cloud infrastrukturnya. Saham FedEx melonjak 14 persen di tengah kabar perusahaan akan menaikkan dividen kuartalan lebih dari 50 persen dan menambah tiga direktur bar uke dewan direksi.

Procter&Gamble, Coca Cola dan UnitedHealth masing-masing tergelincir 3,1 persen, 2,7 persen dan sekitar 1,7 persen menyeret indeks Dow Jones. Sembilan dari 11 sektor saham berada di zona merah, yang dipimpin sektor saham utilitas dan kebutuhan pokok konsumen. Indeks Dow Transports melonjak lebih dari dua persen didukung oleh keuntungan FedEx dan C.H Robinson.

Saham travel kembali turun dengan saham Norwegian Cruise Line dan Royal Caribbean susut masing-masing sekitar 3,7 persen dan 4,4 persen. Saham Delta merosot 2,5 persen.

Sektor saham teknologi sempat alami reli singkat selama sesi perdagangan yang dipimpin saham Tesla, Microsoft dan Nvidia.

Sektor saham pertumbuhan seperti teknologi telah terpukul dalam beberapa pekan terakhir seiring investor beralih ke sektor safe haven seperti kebutuhan pokok konsumen, menyebabkan indeks Nasdaq turun lebih dari 30 persen dari posisi tertingginya.

Menanti Pertemuan The Fed

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pergerakan wall street yang bervariasi ini menjelang pertemuan kebijakan the Federal Reserve. Pelaku pasar juga mengharapkan lebih dari 90 persen peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin, menurut FedWatch CME Group yang mengukur potensi suku bunga.

The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga 75 basis poin, yang lebih besar dari kenaikan 50 basis poin yang diharapkan banyak pelaku pasar.

“The Fed telah membiarkan inflasi menajdi tidak terkendali. Pasar saham dan kredit kehilangan kepercayaan pada the Fed,” tulis Bill Ackman dari Pershing Square.

‘Kepercayaan pasar dapat dipulihkan jika the Fed mengambil tindakan agresif dengan suku bunga 75 basis poin dan membuat komitmen kenaikan agresif hingga inflasi telah dijinakkan,” Ackman menambahkan.

Pergerakan pasar pada perdagangan Selasa pekan ini mengikuti aksi jual yang intensif yang membuat indeks S&P 500 melemah 33,9 persen sebelum pulih, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh indeks S&P Dow Jones. Data juga menunjukkan pasar bearish rata-rata bertahan lebih dari 18 bulan.

Adapun investor pada perdagangan Selasa pekan ini mencerna pembacaan inflasi penting lainnya dari indeks harga produsen Mei yang menunjukkan harga grosir naik 10,8 persen.

Penutupan Wall Street 13 Juni 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, aksi jual saham pada 2022 meningkat pada perdagangan Senin, 13 Juni 2022. Hal itu juga membuat indeks S&P 500 jatuh ke level terendah baru pada 2022, dan ditutup di wilayah bearish. Koreksi di wall street terjadi karena kekhawatiran resesi tumbuh menjelang pertemuan kunci the Federal Reserve pada pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun 3,8 persen menjadi 3.749,63, dan menandai level terendah sejak Maret 2021.

Penurunan indeks acuan itu mendorong kerugian dari rekor Januari menjadi lebih dari 21 persen. Indeks saham acuan ditutup di wilayah pasar bearish atau turun lebih dari 20 persen dari level tertingginya. Terakhir kali saham berada di pasar bearish pada Maret 2020 saat awal pandemi COVID-19.

Indeks acuan Dow Jones pun turun 876,05 poin atau 2,79 persen ke posisi 30.516,74 atau sekitar 17 persen dari rekor tertinggi. Indeks Nasdaq susut 4,68 persen ke posisi 10.809,23 sehingga membawa koreksi lebih dari 33 persen.

Rata-rata indeks acuan mencapai sesi terendah dalam 30 menit terakhir setelah laporan Wall Street Journal menyarankan the Federal Reserve atau the Fed akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga 0,75 persen pada Rabu,15 Juni 2022, lebih dari kenaikan 50 basis poin yang saat ini diharapkan.

Di sisi lain, harga treasury atau surat utang pemerintah AS turun mendorong imbal hasil bertenor 10 tahun mencatat pergerakan kenaikan terbesar sejak Maret 2020. Selain itu, bitcoin ambles 15 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya