Liputan6.com, Jakarta - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menyampaikan laporan terkait perubahan kepemilikan saham perseroan. Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesoemo menambah kepemilikan saham AKRA.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Haryanto Adikoesoemo membeli saham AKRA senilai Rp 1,49 miliar.
Baca Juga
Nilai transaksi tersebut merujuk pada jumlah saham yang dibeli sebanyak 1.269.200 lembar saham atau sekitar 0,01 persen dengan harga rata-rata pembelian Rp 1.178,23 per saham. Kini, Haryanto memegang 148.470.000 saham AKRA, setara dengan 0,74 persen atas saham Perseroan yang beredar.
Advertisement
"Tanggal transaksi pada 16 Juni 2022 dengan tujuan investasi, dan status kepemilikan saham langsung,” ujar Haryanto, dikutip Senin (20/6/2022).
Pemegang saham PT AKR Corporindo Tbk per 31 Mei 2022 berdasarkan data RTI antara lain PT Arthakencana Rayatama sebesar 59,60 persen, masyarakat 38,72 persen dan saham treasury sebesar 1,68 persen.
Pada penutupan perdagangan Senin, 20 Juni 2022, saham AKRA merosot 4,98 persen ke posisi Rp 1.050 per sajham. Saham AKRA dibuka melemah lima poin ke posisi Rp 1.100 per saham.
Saham PT AKR Corporindo Tbk berada di level tertinggi Rp 1.115 dan terendah Rp 1.035 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.565 kali dengan volume perdagangan 640.861 saham. Nilai transaksi Rp 67,6 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk mencatat laba bersih tumbuh 40 persen pada kuartal I 2022 menjadi Rp 428 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 305 miliar.
Pendapatan naik 98 persen menjadi Rp 10,13 triliun pada kuartal I 2022. Hal tersebut dipicu kenaikan harga BBM dan kimia dasar serta peningkatan volume penjualan.
Kinerja kuartal I 2022 yang kuat didorong oleh segmen perdagangan dan distribusi yang melaporkan pertumbuhan pendapatan 113 persen yoy diakibatkan pertumbuhan permintaan energi dan bahan baku di pertambangan, industri manufaktur, dan segmen lainnya seiring kenaikan barang dan harga komoditas disebabkan kondisi terkini di Indonesia.
Adapun rinciannya penjualan BBM naik 120 persen yoy menjadi Rp 7,53 triliun dan penjualan kimia dasar naik 112 yoy menjadi Rp 2,07 triliun.
Perseroan mencatat laba bruto naik menjadi Rp 738 miliar selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 635 miliar.
Laba usaha perseroan naik 18 persen menjadi Rp 541 miliar dengan kontrol biaya yang ketat dan peningkatan efisiensi. Perseroan menyatakan beban operasional dan beban keuangan tetap terkendali sehingga dongkrak laba bersih.
Advertisement
Prospek KEK
Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menuturkan, perusahaan dapat hasilkan kinerja yang kuat meski kondisi pasar penuh ketidakpastian akibat kondisi geopolitik terkini dan gejolak yang signifikan pasar energi dan komoditas.
Ia menuturkan, infrastruktur logistik dan rantai pasokan yang ekstensif dan manajemen risiko yang efektif memungkinkan perseroan untuk dapat mensuplai produk kepada konsumen sesuai kebutuhan konsumen selagi mengatur naik turun harga.
“Perseroan berhasil mengatur modal kerja secara efektif dan juga menjaga kondisi neraca keuangan dengan saldo kas Rp 2,2 Triliun dan net gearing 0.06x,” ujar dia.
Lebih dari 21 persen dari aset perseroan adalah di Kawasan industri terintegrasi JIIPE yang telah mendapatkan status sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pada 2021.
Pemulihan kondisi dan ketersediaan fasilitas di JIIPE,perusahaan cukup percaya diri untuk dapat membukukan kontrak penjualan dengan berbagai investor.
Negosiasi dengan calon investor sedang berjalan dan kami menargetkan untuk membukukan penjualan tanah yang signifikan tahun ini.
Kinerja 2021
Sebelumnya, bersih perusaahaan distribusi BBM dan kimia dasar serta penyedia solusi logistik dan rantai pasokan, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 20 persen menjadi Rp 1,11 triliun pada 2021, dibanding sebelumnya Rp 925 miliar pada 2020.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Selasa, (22/3/2022).
Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Purwantoro, Sungkoro & Surja Ernst & Young dengan opini wajar ke Bursa Efek Indonesia. Pertumbuhan laba bersih tersebut sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan laba bersih AKRA pada 2020 yang mencapai 30 persen.
Pertumbuhan laba bersih AKR Corporindo tersebut dihasilkan dari pertumbuhan pendapatan AKR Corporindo selama 2021 sebesar 45 persen menjadi Rp 25,71 triliun, dibanding sebelumnya Rp 17,72 triliun pada 2020.
Peningkatan pendapatan tersebut dihasilkan dari pertumbuhan volume perdagangan dan distribusi, dan juga sejalan dengan kenaikan harga jual BBM dan bahan kimia dasar yang didistribusikan.
“Tahun 2021 juga ditandai dengan kenaikan harga minyak dan bahan kimia, kondisi geopolitik yang sedang berlangsung juga telah mengakibatkan volatilitas yang sangat tinggi pada harga Energi dan kimia. AKRA terus memberikan kinerja yang positif di tengah masa-masa yang sulit, ini membuktikan ketahanan dari model bisnis AKRA," kata dia.
Kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi terbesar di Indonesia – JIIPE, juga turut berkontribusi pada pertumbuhan laba selama 2021. Pendapatan JIIPE tumbuh sebesar 68 persen menjadi sebesar Rp 535 miliar didorong oleh peningkatan penjualan lahan dan perjanjian sewa dari proyek smelter Freeport; JIIPE yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus kini dapat menawarkan berbagai insentif fiskal maupun non-fiskal yang menarik bagi para investor.
Dengan integrasi Pelabuhan laut dalam dan tersedianya akses transportasi multi moda, JIIPE menjadi pilihan investasi dari investor domestik dan asing.
Meski beban pokok pendapatan dan beban usaha meningkat, AKRA mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,44 triliun di 2021 dibanding sebelumnya sebesar Rp 1,25 triliun. Pada 2021, laba per saham AKRA meningkat sebesar 20,57 persen menjadi sebesar Rp 56,32 per saham, dibanding sebelumnya sebesar Rp 46,71 per saham.
Bahkan neraca perseroan tercatat semakin menguat dengan total aset Rp 23,51 triliun dan saldo kas sebesar Rp 2,6 triliun per 31 Desember 2021. Total liabilitas AKRA tercatat sebesar Rp 12,21 triliun dan ekuitas Rp 11,29 triliun.
Selanjutnya, AKR Corporindo juga melaporkan pengurangan signifikan dalam pinjamannya selama tahun 2021 sehingga Net gearingnya berkurang menjadi 0,02X.
Perseroan juga menghasilkan arus kas operasi bersih yang kuat mencapai Rp 2,94 triliun. Kas ini juga digunakan untuk mengurangi pinjaman dan mendanai investasi modal yang sedang berjalan serta menjaga pembayaran dividen yang tinggi kepada para pemegang saham.
Advertisement