Hartadinata Abadi Siap Tebar Dividen Rp 10 per Saham, Cek Jadwalnya

Pembagian dividen Hartadinata Abadi (HRTA) telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Juni 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Jun 2022, 18:50 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2022, 18:50 WIB
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan membagikan dividen tunai dari laba bersih perseroan 2021 dengan jumlah laba yang dibagikan sebesar Rp 46,05 miliar atau sebesar Rp 10 per lembar saham kepada para pemegang saham

Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Hartadinata Abadi pada 22 Juni 2022. Pembagian dividen itu pun didasarkan data keuangan per 31 Desember 2021 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 194,86 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 735,19 miliar, dan total ekuitas Rp 1,51 triliun.

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen tunai PT Hartadinata Abadi Tbk:

Cum dividen tunai di Pasar Reguler dan Negosiasi : 30 Juni 2022

Ex dividen tunai di Pasar Reguler dan Negosiasi : 1 Juli 2022

Cum dividen tunai di Pasar Tunai : 4 Juli 2022

Ex dividen tunai di Pasar Tunai : 5 Juli 2022

Batas akhir pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (recording date) : 4 Juli 2022

Pelaksanaan pembayaran dividen : 22 Juli 2022

Pada penutupan perdagangan Jumat, 24 Juni 2022, saham HRTA stagnan di posisi Rp 214 per saham. Saham HRTA dibuka di posisi Rp 214.

Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 216 dan terendah Rp 212 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.169 kali dengan volume perdagangan 30.648 saham. Nilai transaksi Rp 656,7 juta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 22 Juni 2022.

Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menuturkan, perseroan mencatat jejak rekam untuk menjaga kinerja sehingga memberikan dividen kepada investor. Adapun rata-rata dividen payout ratio perseroan antara 20-25 persen.

"Tahun 2022 setelah RUPS tahunan ini memang sudah diputuskan besaran dividen per saham Rp 10 atau dividen payout ratio setara 23,74 persen. Di mana nilai per share memberikan dividen yield sekitar 5 persen," ujar dia saat paparan publik perseroan.

Ia juga menyampaikan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan 32,78 persen menjadi Rp 1,37 triliun pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun.

Selama kuartal I 2022, hasil penjualan kepada wholesaler berkontribusi 89,81 persen, kemudian dari toko milik sendiri serta imbalan kemitraan sebesar 8,92 persen. Perseroan juga mencatat tambahan pendapatan dari hasil usaha Pegadaian sebesar 1,26 persen.

Laba bersih naik 19,28 persen menjadi Rp 50,68 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42,49 miliar.

Selain itu, Thendra menyampaikan, sejumlah strategi perseroan pada 2022. Pertama, innovative products. Perseroan mengembangkan produk logam mulia dan perhiasan yang lebih mengedepankan inovasi dan nilai dengan harga yang semakin terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

"Kita hadirkan produk inovasi sebagai salah satu pemain industri perhiasan emas dan batangan di Indonesia, merupakan salah satu perusahaan aktif keluarkan produk inovatif," kata dia.

 

Realisasikan Belanja Modal Rp 15 Miliar

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

Potensi Investasi Emas

Harga Emas Antam Kembali Turun
Petugas menunjukkan sampel logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, (23/7/2020). Usai cetak rekor ke posisi termahalnya di Rp 982 ribu, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Emas Antam) kembali turun Rp 5.000 menjadi Rp 977 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu terkait investasi emas, Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menjelaskan pergerakan rata-rata harga emas dunia year to date tahun 2022 bertumbuh masih di atas 4 persen.

"Investasi di instrumen investasi emas, satu yield masih jauh berada di atas rata-rata tahunan inflasi di Indonesia. Inflasi Indonesia level 3-4 persen,” kata dia.

Untuk beberapa antisipasi investor di setiap masa investasi, ketika ada potensi stagflasi, Thendra mengatakan, hal yang menjadi pertanyaan aset kelas apa yang bisa melindungi nilai investasi. Ia menuturkan, berdasarkan data historis return 1973, emas menjadi salah satu instrumen yang outperform saat stagflasi.

“Diperhatikan stagflasi terjadi emas memberikan return lebih 22,1 persen kepada investor dibabdingkan instrumen risiko seperti saham turun 1,5 persen. Dari Goldman Sach estimasi harga emas dunia masih akan capai 2.150 troy per ounce pada 2022,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya