Aldiracita Sekuritas Genjot Layanan Investor Ritel hingga Institusi

PT Aldiracita Sekuritas Indonesia akan mengembangkanan layanan bagi investor ritel dan institusional.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Jul 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2022, 08:30 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aldiracita Sekuritas Indonesia akan fokus mengembangkan dan optimalkan layanan kepada nasabah ritel. Salah satunya dengan meluncurkan aplikasi online trading bernama Strive untuk memudahkan investor ritel melakukan aktivitas investasi.

"Dengan aplikasi ini, investor dapat bertransaksi saham dengan lebih mudah, di manapun dan kapanpun," ujar CEO Aldiracita Sekuritas Rudy Utomo dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Sabtu (2/7/2022).

Selain itu, Aldiracita juga akan meningkatkan layanan kepada investor institusional dengan memberikan kemudahan  kecepatan bagi nasabah institusi tersebut dalam melakukan pesanan,penjualan dan pembelian saham dengan menggunakan sistem yang baru. 

“Di mana kedua hal tersebut direncanakan akan dilakukan pada Juli 2022. yang tentunya menjadi milestone bagi Aldiracita yang menandai partisipasinya dalam pengembangan pasar modal Indonesia melalui inovasi teknologi informasi,” ujar Rudy.

Selain mengembangkan perusahaan sekuritas, Aldiracita juga memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang manajer investasi yaitu PT Surya Timur Alam Raya (STAR Asset Management).

Perseroan juga turut mendukung pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia dengan menggelar kegiatan literasi dan inklusi keuangan di pasar modal bersama 21 perusahaan efek dan tiga asset management lainnya. Kegiatan literasi ini mengambil tema cerdas dalam berinvestasi.

Kegiatan literasi dan edukasi ini juga tak lepas dengan tren investasi di pasar modal Indonesia yang terus meningkat setiap tahun. Hal itu dapat dilihat berdasarkan data PT Kustodian Sentral Indonesia (KSEI) yang menunjukkan jumlah investor pasar modal pada akhir Mei 2022 mencapai 8,8 juta atau tumbuh 1,4 juta investor dalam lima bulan.

Pertumbuhan itu sekitar 15 persen. Dengan peningkatan yang signifikan terkait jumlah investor pasar modal yang signifikan, dibutuhkan pula edukasi tepat dan menyeluruh kepada setiap lapisan masyarakat. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sektor Saham Ini Bakal Jadi Penopang IHSG pada Semester II 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Aldiracita Sekuritas prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai kisaran 7.200-7.500 hingga akhir 2022. Sejumlah sentimen dalam negeri dan luar negeri bayangi IHSG.

“Target IHSG 7.200-7.500. Kita berada di area yang tidak pasti,” kata Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono dalam Media Gathering Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, ditulis Rabu (29/6/2022).

Sentimen yang akan bayangi IHSG pada semester II 2022 salah satunya pertumbuhan earning emiten.Hal ini didukung pemulihan ekonomi.

Meski demikian, Agus menilai, ada sejumlah risiko yang dapat guncang pasar modal antara lain perlambatan ekonomi global dapat sebabkan koreksi harga komoditas. Kemudian perang dagang Amerika Serikat-China, perang Rusia-Ukraina, dan gangguan rantai pasokan akibat tingginya permintaan tapi penjualan rendah.

Dia menuturkan, penopang IHSG mulai dari sektor komoditas, consumer staple, komunikasi dan bank.

Untuk saham pilihan, Agus memilih saham antara lain, Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). “BBTN, JPFA, INCO, PTBA, dan TLKM,” kata Agus.

 

 

IHSG Naik 5,02 Persen pada Semester I 2022 di Tengah Lesunya Bursa Global

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.

Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.

“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).

Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.

"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.

Dibayangi Harga Komoditas dan Suku Bunga The Fed

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh  pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.

Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi. 

“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.

Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya