Liputan6.com, Jakarta - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) absen bagikan dividen untuk tahun buku 2021. Hal itu karena produsen sepatu Bata ini masih mengalami kerugian Rp 51,23 miliar.
"Karena rugi 2020 dan 2021, kita tidak ada pembagian dividen 2021 karena rugi Rp 51,23 miliar,” kata Direktur BATA Hatta Tutuko dalam paparan publik BATA, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga
Penjualan pada 2021 turun menjadi Rp 438 miliar dari Rp 459 miliar pada 2020. "Penjualan turun dibandingkan 2020 karena masih dari dampak pandemi COVID-19,” ujar Hatta.
Advertisement
Laba kotor Bata pada 2021 mencapai Rp 195 miliar meningkat 200 persen dari 2020, yakni Rp 97,9 miliar. Sedangkan, BATA mengalami kerugian sebanyak Rp 51,23 miliar pada 2021, sebelumnya pada 2020 kerugiannya mencapai Rp 177 miliar. Sementara itu, penjualan BATA didominasi dari domestik sebanyak 99 persen dan 1 persen ekspor.
"Penjualan lebih ke domestik, hanya 1 persen ekspor,” kata dia.
Hatta Tutuko menuturkan, terkait susunan manajemen BATA menjadi sebagai berikut:
Jajaran Komisaris
Presiden Komisaris: Rajeev Gopalakrishnan
Komisaris: Shaibal Sinha
Komisaris Independen: Agus Nurudin
Jajaran Direktur
Presiden Direktur: Ajay Ramachandran
Direktur: Hatta Tutuko
Direktur: Susan
Direktur: Yosie Kuranji
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BATA Bikin Anak Usaha Sepatu Bata Online
Sebelumnya, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mendirikan anak usaha bernama PT Sepatu Bata Online. Saat ini baru beroperasi parsial.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 September 2021, yang dikutip Senin, 4 Oktober 2021, PT Sepatu Bata Online bergerak di bidang perdagangan eceran melalui media untuk komoditi tekstil, pakaian, alas kaki dan barang keperluan pribadi dan portal web atau platform digital.
“PT Sepatu Bata Online sampai saat ini baru mulai beroperasi secara parsial,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk, Theodorus Warlando dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyatakan fokus pada digital business pada 2021 melalui chat hop dan lainnya. Berdasarkan manteri paparan public perseroan pada Juni 2021 disebutkan, kontribusi segmen bisnis dari segmen e-commerce meningkat dari Rp 12,25 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp 23,58 miliar pada Desember 2020.
“Tahun ini kami berfokus kepada peningkatan penjualan double digit dibandingkan tahun 2020. Dengan fokus kepada penjualan digital, kami mengemban kerja sama dengan franchise dan juga pada retail yang semoga bisa terus berjalan,” ujar Accounting Manager BATA Sanusi Kamad saat paparan publik, Juni 2021.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Genjot Bisnis Digital
Sebelumnya, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) bakal mengoptimalkan penjualan dari saluran bisnis digital pada 2021. Dengan strategi tersebut, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan double digit.
"Fokus penjualan double digit dari 2020, ini target realistis. Kami fokus kembangkan kerja sama franchise, dan ritel terus berjalan," ujar Direktur PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko saat paparan publik pada Rabu (16/6/2021).
Target kinerja penjualan tersebut juga disumbang dari momen Lebaran pada 2021. Hatta menuturkan, kinerja pada Lebaran cukup baik sehingga mendorong perseroan optimistis kinerja 2021 jauh lebih baik dari 2020.
"Semester ini Lebaran kami berhasil, cukup memuaskan. Semester ini bisa ditutup dengan posisi optimis. Jauh lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
PT Sepatu Bata Tbk mencatat penjualan turun 49 persen menjadi Rp 459,58 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 931,27 miliar. Perseroan pun alami rugi Rp 177,76 miliar pada 2020 dari periode 2019 untung Rp 23,44 miliar. Saluran bisnis dari ekspor turun menjadi Rp 2,9 miliar pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 9,81 miliar.
Sedangkan dari domestik merosot menjadi Rp 456,67 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 921,45 miliar.
Sementara itu, Direktur PT Sepatu Bata Tbk, Susan Amin menuturkan, perseroan fokus untuk mengoptimalkan pengeluaran biaya pemasaran dengan tiga area antara lain melalui interaksi di media sosial, berkolaborasi dengan influencer, dan melalui online seperti layanan ChatShop, website Bata dan kolaborasi bersama e-commerce, serta Bata Club Customer.