Kolaborasi Komunitas Bukalapak dan Bank Indonesia Antar UMKM Go Digital

Dalam program yang berlangsung selama lebih dari 30 hari itu, Bukalapak mengadakan rangkaian program pemberdayaan UMKM.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Agu 2022, 15:43 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 15:43 WIB
Komunitas PT Bukalapak.com (BUKA) atau Bukalapak berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi DKI Jakarta gelar Program Onboarding UMKM Digital (Foto: Bukalapak)
Komunitas PT Bukalapak.com (BUKA) atau Bukalapak berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi DKI Jakarta gelar Program Onboarding UMKM Digital (Foto: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas PT Bukalapak.com (BUKA) atau Bukalapak berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi DKI Jakarta gelar Program Onboarding UMKM Digital dan Pameran Online Jakreatifest 2022.

Dalam program yang berlangsung selama lebih dari 30 hari itu, Bukalapak mengadakan rangkaian program pemberdayaan UMKM. Dimulai dengan sesi webinar bagi UMKM binaan KPwBI Provinsi DKI Jakarta dengan topik 'Optimasi Jualan Online Dengan Strategi Multiplatform' yang dibawakan oleh trainer sekaligus pelaku usaha dari Bukalapak.

Setelah itu, Bukalapak memfasilitasi onboarding ke marketplace Bukalapak, dan ditutup dengan memberikan wadah bagi para pelaku UMKM ini untuk berjualan produk-produk lokal di Jakreatifest 2022.

Lewat kolaborasi dengan pihak-pihak yang mengusung visi dan tujuan yang sama, Bukalapak yakin bisa menciptakan dampak yang lebih luas bagi perkembangan industri kecil dan menengah di Indonesia.

"Harapannya, kami bisa terus membantu para UMKM untuk meningkatkan kapabilitas bisnis melalui digitalisasi. Kami senantiasa terbuka untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta, dengan memanfaatkan expertise dan jangkauan ke UMKM dari Bukalapak," ujar Head of Merchant Community & Engagement Bukalapak, Ian Agisti dalam keterangan resmi, Jumat (12/8/2022).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko menilai digitalisasi sebagai salah satu kunci bagi UMKM untuk bertahan dan bangkit dari masa-masa penuh tantangan seperti pandemi Covid-19.

Semakin banyak UMKM yang mampu memanfaatkan platform digital untuk mengoptimalkan bisnisnya, semakin cepat langkah BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di tanah air.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebagai Wadah bagi Pelapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

"Kolaborasi dengan perusahaan teknologi terkemuka seperti Bukalapak adalah salah satu dari sekian banyak strategi yang kami ambil untuk mencapai tujuan tersebut. Semoga sinergi yang sudah terbangun antara KPwBI Provinsi DKI Jakarta dan Bukalapak dapat terus membawa dampak positif bagi seluruh pelaku usaha di seluruh penjuru negeri,"ujar dia.

Komunitas Bukalapak merupakan wadah bagi para pelapak (online sellers) untuk bertemu dengan sesama pelaku usaha dan berbagi ilmu seputar bisnis online.

Secara rutin, Komunitas Bukalapak mengadakan program pelatihan digital bagi para pelaku usaha, baik di dalam maupun luar ekosistem Bukalapak. Pelatihan ini diadakan secara mandiri oleh Komunitas Bukalapak maupun melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan, institusi, dan organisasi.

Sepanjang tahun lalu, Komunitas Bukalapak telah mengadakan lebih dari 150 kelas pelatihan online bagi para pelaku usaha dan telah berkolaborasi dengan 50 perusahaan.

Demi menciptakan dampak yang inklusif bagi pelaku UMKM, Komunitas Bukalapak juga memiliki program pemberdayaan khusus pelaku usaha perempuan. Marketplace Bukalapak kini melayani 6.8 juta pelapak dari seluruh Indonesia dan anggota Komunitas Bukalapak tersebar di 142 kota dan kecamatan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Realisasi Dana IPO hingga Juni 2022

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah merealisasikan dana hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 5,77 triliun hingga 30 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (18/7/2022), PT Bukalapak.com Tbk merealisasikan dana IPO Rp 5,77 triliun antara lain untuk modal kerja perseroan sebesar Rp 2,52 triliun atau 35,86 persen.

Selanjutnya modal kerja entitas anak yaitu PT Buka Mitra Indonesia sebesar Rp 964,88 miliar atau 30,16 persen, PT Buka Pengadaan Indonesia sebesar Rp 28,11 miliar atau 13,18 persen.

Selain itu, Bukalapak Pte Ltd sebesar Rp 1,05 miliar atau 0,49 persen, dan modal kerja entitas anak PT Five Jack sebesar Rp 10 miliar atau 4,69 persen. Kemudian pertumbuhan dan atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak serta modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan sebesar Rp 2,24 triliun atau 31,97 persen.

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk telah meraup dana IPO Rp 21,32 triliun. Rencana dana IPO itu antara lain untuk modal kerja perseroan sebesar Rp 7.03 triliun, modal kerja entitas anak yaitu PT Buka Mitra Indonesia sebesar Rp 3,19 triliun, PT Buka Usaha Indonesia sebesar Rp 3,19 triliun, dan PT Buka Investasi Bersama sebesar Rp 213,25 miliar.

Kemudian PT Buka Pengadaan Indonesia sebesar Rp 213,25 miliar, Bukalapak Pte Ltd sebesar Rp 213,25 miliar, dan PT Five Jack sebesar Rp 213,25 miliar.  Selanjutnya rencana IPO juga untuk pertumbuhan dan atau pengembanagn usaha perseroan dan entitas anak dan modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan sebesar Rp 7,03 triliun.

Adapun sisa dana IPO Bukalapak sebesar Rp 15,54 triliun ditempatkan di deposito, giro, reksa dana, dan obligasi.

 

Target Pendapatan 2022

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com (BUKA) membidik pendapatan hingga Rp 3 triliun hingga akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada tren pemulihan ekonomi saat ini yang berdampak positif bagi pendapatan perseroan, khususnya pada kuartal I 2022.

"Pendapatan tahun ini diestimasikan akan tumbuh antara 44 sampai 61 persen, yaitu Rp 2,7 sampai Rp 3 triliun. Hal ini juga sejalan dengan ekspektasi para analis yaitu sekitar Rp 2,961 triliun," ungkap Presiden PT Bukalapak.com, Teddy Oetomo dalam paparan publik perseroan, Rabu (29/6/2022).

Ia menjabarkan, pada kuartal I tahun ini, perseroan telah mengantongi Rp 788 miliar, raihan itu setara 28 persen dari estimasi pendapatan untuk satu tahun penuh pada 2022. Sementara TPV atau total processing value sampai dengan akhir tahun, diestimasikan akan tumbuh sekitar 39 sampai 47 persen dari tahun atau setara Rp 170—Rp 180 triliun.

"Angka ini sewajarnya adalah kurang lebih sesuai dengan ekspektasi dari para analis yang saat ini berada di rata-rata sekitar Rp 170 triliun. Pada kuartal 1 2022 kita sudah melakukan pencapaian untuk kira-kira 19 persen dari target ini,” imbuh Teddy.

Teddy mengatakan, pendapatan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini utamanya disokong dari produk mix. Di mana perusahaan memiliki strategi untuk meningkatkan kontribusi dari produk-produk atau fitur-fitur yang memiliki take rate yang lebih tinggi.

"Ini sudah mulai kita nikmati, dapat kita lihat dari beberapa kuarter terakhir. Kita juga melihat bahwa progres ini akan terus continue di 2022,” kata Teddy.

 

EBITDA

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) umumkan kinerja keuangan untuk kuartal IV yang berakhir Desember 2021 (Dok:Bukalapak)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) umumkan kinerja keuangan untuk kuartal IV yang berakhir Desember 2021 (Dok:Bukalapak)

Adapun EBITDA yang disesuaikan pada 2022 diperkirakan minus Rp 1,5—Rp1,4 triliun pada 2022, hampir sama seperti 2021 senilai minus Rp 1,41 triliun. Sementara ptoyeksi analis tercatat lebih baik yakni sebesar Rp 1,35 triliun.

"Ini karena kami terus mengembangkan fitur-fitur dengan pendapatan yang lebih tinggi. Namun sebagai fitur baru tentunya diperlukan sedikit support untuk launching, sehingga di tahun ini untuk konservatif kita memberikan guidance EBITDA yang disesuaikan relatif flat," Teddy.

Namun, setelah melihat perkembangan sampai dengan saat ini, perseroan melihat kemungkinan EBITDA yang disesuaikan berada di bawah estimasi perseroan.

"Apabila perseroan mampu mendapatkan EBITDA yang disesuaikan dari bulan Juni sampai Desember per bulan setara dengan EBITDA yang disesuaikan bulan Mei, maka ada kemungkinan kerugian tersebut bisa di bawah 1,4 triliun,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya