Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor tanah air telah tumbuh mencapai 9,4 juta SID pada Agustus 2022. Namun, rupanya angka itu masih kecil dibandingkan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa.
Direktur Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengatakan, hanya ada 1,5 persen orang Indonesia yang jadi investor saham. Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Vietnam di mana sekitar 2,2 persen penduduknya merupakan investor saham, di Thailand 5 persen, Malaysia 7 persen dan Singapore sekitar 16 persen.
Baca Juga
Namun, kabar baiknya, pasar Indonesia justru menjadi salah satu pasar yang tangguh bahkan saat krisis pandemi berlangsung. Termasuk saat terjadi krisis komoditas, imbas situasi geopolitik Rusia—Ukraina, hingga ancaman resesi global.
Advertisement
Dalam catatannya, transaksi yang terjadi di BEI selama periode 5 atau 4,5 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang konsisten. Baik dari sisi nilai transaksi, frekuensi, volume transaksi, dan yang utama tentunya adalah dari pertumbuhan IHSG.
Sampai saat ini, ada 809 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Ini menjadikan BEI sebagai Bursa Efek dengan pertumbuhan jumlah emiten paling tinggi di kawasan ASEAN. Jumlah perusahaan tercatat itu tumbuh 40,4 persen dalam lima tahun terakhir. Dibandingkan dengan Vietnam yang pertumbuhannya hanya 16,8 persen, bakan Singapura membukukan pertumbuhan minus 11,7 persen selama periode itu.
“Ini menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat menarik. Investor harus ikut memanfaatkan potensi ini,” kata Jeffrey dalam Literasi Keuangan Indonesia Terdepan - LIKE IT #3, Kamis (1/9/2022).
Lebih lanjut, Jeffrey menguraikan sejumlah manfaat dari investasi. Pertama, yakni peningkatan aset yang sebaiknya tumbuh melampaui inflasi. Dari sisi pilihan produknya juga beragam. Sehingga calon investor memiliki banyak pilihan sesuai dengan kemampuan dan profil risiko masing-masing.
“Jadi pilihan sangat banyak variasi produk banyak tetapi kembali lagi kita harus ingat, kita harus tahu bagaimana caranya kita mengelola risiko. Sehingga nantinya kita mendapatkan pertumbuhan atau keuntungan yang optimal,” tutur Jeffrey.
Investor Saham Indonesia Termasuk Tertinggi di ASEAN
Jumlah investor saham di Indonesia termasuk tertinggi di kawasan ASEAN. Namun, secara rasio terhadap jumlah penduduk, investor di Indonesia masih kalah dibandingkan negara tetangga.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik menuturkan, investor saham di Indonesia mencapai 4,1 juta, dan tertinggi di kawasan ASEAN. Hal ini jika dibandingkan jumlah investor di Thailand mencapai 3,5 juta, di Malaysia 2,5 juta, Vietnam 2,1 juta, Filipina 1,2 juta dan 921 ribu di Singapura.Akan tetapi, jumlah investor pasar modal di Indonesia baru 1,5 persen dari rasio penduduk.
"Dibandingkan negara ASEAN, Singapura 16,2 persen penduduknya investor saham, Malaysia 8,7 persen, Thailand 2 persen, Vietnam 2,6 persen, Indonesia hanya unggul dari Filipina 1,1 persen, Indonesia 1,5 persen," kata dia saat kelas edukasi pasar modal, Selasa (30/8/2022).
Ia menambahkan,investor hanya 1,5 persen dari rasio penduduk Indonesia bukan hal menggembirakan. Oleh karena itu, BEI juga mendorong pergerakan bersama untuk masyarakat menjadi investor di pasar modal Indonesia.
Adapun salah satu potensi terbesar dimiliki Indonesia adalah generasi muda. Berdasarkan data BEI, investor usia muda di bawah 40 tahun mencapai 3.234.091 investor. Per Juli 2022, investor baru dengan usia 18-25 tahun naik 157.332 atau 25,5 persen dari total investor baru 2022.
"Saat ini dari seluruh investor saham yang ada, 80 persen berusia di bawah 40 tahun," kata dia.
Advertisement
Kelompok Investor yang Perlu Dirawat dan Jaga
Jeffrey mengatakan,investor yang masuk kelompok usia produktif ini dapat menjadi investor yang jangka panjang. Bahkan investor ini yang dinilai untuk tetap dijaga. "Ini adalah kelompok investor harus dirawat dan jaga, supaya tetap jadi investor di pasar modal Indonesia untuk jangka waktu lama," ujar dia.
Jeffry menuturkan, selama pandemi COVID-19 juga mendorong masyarakat terjun investasi. Hal ini juga mendorong jumlah investor meningkat delapan kali lipat di pasar modal dalam lima tahun terakhir. Sedangkan investor saham naik 6,5 kali lipat sejak 2017.
Untuk memudahkan calon investor dan investor pemula lebih mudah memahami investasi saham, BEI pun meluncurkan program pengenalan dengan konsep 3P yaitu paham, punya dan pantau. "Banyak calon investor dan investor pemula masuk ke pasar tanpa pemahaman yang tepat dan benar," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, untuk menjadi investor juga memiliki dana yang sudah disisihkan untuk investasi. Kemudian paham investasi.
"Pahami tujuan investasi kita, mau berapa lama investasi, yang paling penting mengerti diri sendiri. Punya toleransi terhadap risiko sangat tinggi, ada orang tertentu secara nature tidak berani ambil risiko. Pahami diriki kita, nanti kita tahu instrumennya,pahami instrumennya," kata dia.
Mendorong Generasi Muda Paham Investasi
Untuk mendorong generasi muda memahami investasi, Jeffrey menuturkan, saat ini BEI memiliki 700 galeri investasi baik konvensional dan syariah yang tersebar di Indonesia. Ia mengatakan, galeri investasi itu sebagai sarana untuk mengenalkan investasi saham.
"Kami harapkan sejak dini, teman-teman mahasiswa bahkan saat ini BEI sudah punya galeri edukasi yang berada di SMU. Sedini mungkin mengerti saham, pada saatnya sudah punya kemampuan investasi dibekali pemahaman yang baik menjadi investor cerdas,” kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, saat ini produk investasi saham yang paling dipahami oleh investor dibandingkan produk pasar modal lainnya. Hal tersebut pun menjadi pekerjaan rumah BEI untuk mengenalkan produk pasar modal lainnya.
Advertisement