Bumi Resources Private Placement Jumbo, Bakal Ada Investor Baru?

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava menyatakan, pemegang saham pengendali akan perkuat kepemilikan di perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Sep 2022, 17:24 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 17:24 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dalam aksi tersebut, perseroan membidik dana jumbo hingga Rp 24 triliun.

Menyusul rencana tersebut, santer tersiar Grup Salim bakal masuk Bumi Resources melalui penyerapan saham diterbitkan dalam aksi private placement. Sayangnya, manajemen perseroan masih enggan dimintai keterangan lebih rinci mengenai kabar tersebut.

Dalam prospektusnya, perseroan menyatakan tidak terdapat perubahan pengendalian dalam perseroan setelah rencana private placement dilaksanakan.

Perseroan menyatakan pemodal yang akan terlibat dalam aksi korporasi ini merupakan badan hukum yang akan menyetor modal kepada perseroan melalui private placement Di mana pemodal memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan, karena Pemodal merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham pengendali Perseroan,” tulis perseroan.

"Pemegang saham pengendali Bakrie akan memperkuat kepemilikannya di Bumi dengan afiliasi,” kata Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, Selasa, 6 September 2022.Saat dikonfirmasi mengenai kabar masuk grup Salim, Dileep tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Dalam rangka private placement perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 200 miliar saham seri C dengan mekanisme private placement. Bumi Resources pun telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 24 triliun dalam rangka private placement.

Alokasi dana hasil private placement ini antara lain digunakan untuk menyelesaikan kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU, tambahan modal kerja dan pembayaran biaya-biaya terkait restrukturisasi utang dan pelaksanaan PMTHMETD.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 6 September 2022, saham BUMI melonjak 9,64 persen ke posisi Rp 216 per saham.

Saham BUMI dibuka naik 49 poin ke posisi Rp 246 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 246 dan terendah Rp 216 per saham. Total frekuensi perdagangan 76.832 kali dengan volume perdagangan 91.084.072 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 triliun.

 

Private Placement Perseroan

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menambah modal dengan mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD)  atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/9/2022), PT Bumi Resources Tbk akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 200 miliar saham seri C dengan mekanisme private placement. Bumi Resources pun telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 24 triliun dalam rangka private placement.

Pemakaian dana hasil private placement ini antara lain digunakan untuk menyelesaikan kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU, tambahan modal kerja dan pembayaran biaya-biaya terkait restrukturisasi utang dan pelaksanaan PMTHMETD.

PT Bumi Resources Tbk menggelar private placement ini seiring dalam rangka perbaikan posisi keuangan. Perseroan yang memiliki modal kerja bersih negatif dan memiliki liabilitas melebihi 80 persen dari aset perusahaan terbuka pada saat RUPS yang menyetujui penambahan modal tersebut.

Perseroan mencatat modal kerja bersih negatif sebesar USD 1,92 miliar yang berasal dari perhitungan total aset lancar konsolidasi perseroan dikurangi total liabilitas jangka pendek konsolidasi perseroan. Selain itu, rasio total kewajiban konsolidasi terhadap total aset konsolidasi perseroan sebesar USD 4,46 miliar adalah sebesar 80,1 persen.

"Oleh karena itu dana dari PMTHMETD akan digunakan untuk membayar kewajiban perseroan yang akan segera jatuh tempo atau liabilitas jangka pendek,” tulis perseroan.

 

Rencana Private Placement

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menyebutkan, jumlah utang PKPU pada saat rencana pelaksanaan private placement menajdi USD 1,54 miliar karena ada penambahan dari porsi bunga terutang yang diprediksi hingga 17 Oktober 2022 sebesar USD 36,42 juta dan pengurangan dari rencana pembayaran sebagian utang PKPU USD 220,96 juta dengan memakai kas internal perseroan.

Perseroan menyatakan tidak terdapat perubahan pengendalian dalam perseroan setelah rencana private placement dilaksanakan. Perseroan menyatakan pemodal yang akan terlibat dalam aksi korporasi ini merupakan badan hukum yang akan menyetor modal kepada perseroan melalui private placement.

“Pemodal memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan, karena Pemodal merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham pengendali Perseroan,” tulis perseroan.

Adapun dengan pelaksanaan rencana private placement ini akan berdampak terhadap persentase kepemilikan saham seluruh pemegang saham perseroan yang akan terdilusi maksimal 58,8 persen setelah pelaksanaan rencana private placement.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, PT Bumi Resources Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 11 Oktober 2022.

 

Kinerja Semester I 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Bumi Resources berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 167,67 juta atau sekitar Rp 2,49 triliun (kurs Rp 14.861,55 per USD). 

Laba ini naik 8.768,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 1,89 juta. Capaian laba sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 129,62 persen atau sebesar USD 968,69 juta atau sekitar Rp 14,4 triliun pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 421,86 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 754,96 juta, naik dari USD 341,73 juta pada semester I 2021.

Meski begitu, laba bruto perseroan pada paruh pertama 2022 masih tumbuh 166,72 persen menjadi USD 213,72 juta dari USD 80,13 juta pada semester I 2021.

Beban usaha naik menjadi USD 56,58 juta dari USD 30,47 juta pada semester I 2021. Namun, laba usaha juga masih tumbuh 216,44 persen atau tercatat sebesar USD 157,14 juta pada semester I 2022 dari USD 49,66 juta pada semester I 2021.

 

Selanjutnya

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada periode ini, perseroan mencatatkan bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar USD 248,75 juta, penghasilan bunga USD 1,74 juta, beban bunga dan keuangan USD 94,04 juta, laba selisih kurs USD 2,24 juta, dan beban lain-lain USD 120,34 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan sebesar USD 178,44 juta atau sekitar Rp 2,65 triliun. Naik 2.674,52 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 6,43 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2021 tercatat sebesar USD 4,46 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 4,223 miliar.

Terdiri dari aset lancar USD 989,43 juta dan aset tidak lancar USD 3,47 miliar. Liabilitas hingga Juni 2022 turun tipis menjadi USD 3,57 miliar dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 3,58 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 2,9 miliar dan liabilitas jangka panjang USD 662,55 juta. Sementara ekuitas hingga Juni 2022 naik menjadi USD 887,59 juta dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 646,45 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya