Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai prospek saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul berpotensi bergerak positif. Namun, perlu dicermati juga bagaimana kinerja dari emiten SIDO.
"Prospek saham SIDO masih memiliki potensi bergerak positif, tetapi perlu dicermati juga bagaimana kinerja dari emiten SIDO mengingat saat ini Laporan keuangan kuartal III secara topline mengalami penurunan,” kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (2/11/2022).
Baca Juga
Meski demikian, kenaikan harga komoditas serta pelemahan nilai tukar rupiah bisa menjadi penghambat bagi kinerja saham SIDO.
Advertisement
“Selain itu, menurunnya pendapatan dari segmen jamu herbal dan suplemen menyebabkan top line tercatat menurun,” kata dia.
Dengan demikian, prospek kinerja Sido Muncul hingga akhir tahun ini berpeluang tertekan. Lantaran, menurunnya kasus COVID-19 masih bisa menurunkan pendapatan dari jamu herbal dan suplemen.
“Prospek kinerja SIDO hingga akhir tahun masih dapat tertekan mengingat menurunnya kasus COVID-19 masih dapat menurunkan pendapatan dari jamu herbal dan suplemen,” ungkapnya.
Bagi investor yang ingin membeli saham SIDO, bisa melakukan wait and see terlebih dahulu.
“Untuk saham SIDO bisa dilakukan wait and see terlebih dahulu, jika mengalami penurunan dan menembus support 715 kemungkinan akan melanjutkan penurunan ke area support selanjutnya 7,05-700, jika mengalami kenaikan bisa dilakukan trading buy dengan resistance 750-770,” ujar dia.
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, SIDO mulai mengalami perbaikan kinerja pada kuartal III 2022.
"Walaupun secara tahunan mengalami penurunan namun secara kuartalan ada pertumbuhan 83 persen. Salah satunya adanya lonjakan pendapatan pada kuartal III 2022 tumbuh 37 persen secara kuartalan,” kata dia.
Roger prediksi, kinerja Industri Farmasi dan Sido Munculke depan mulai ada perbaikan seiring adanya penurunan bahan baku. Sehingga margin emiten bisa membaik lagi ke depan.
"Kami prediksi bahan baku (khususnya komoditi) mulai melunak pada kuartal IV ini sehingga bisa memberikan sentimen positif ke emiten konsumer,” pungkasnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,61 triliun, turun 5,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,78 triliun.
Sementara beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 1.21 triliun per September 2022. Alhasil, laba bruto perseroan turun menjadi Rp 1,39 triliun pada September 2022 dari Rp 1,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan Rp 20,03 miliar dan biaya keuangan Rp 743 juta pada periode ini. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp 720,45 miliar, turun 16,76 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 865,5 miliar.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Leonard menuturkan, penurunan kinerja ini disebabkan oleh normalisasi permintaan produk-produk kesehatan konsumen dari basis yang tinggi pada kuartal III 2021 karena adanya penyebaran varian Delta.
"Namun dengan melihat peningkatan kinerja pada kuartal III dibandingkan kuartal II 2022, kami optimis permintaan produk kesehatan terutama herbal masih terus bertumbuh," kata Leonardo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/10/2022).
Advertisement
Aset
Memang, kinerja perseroan mengalami perbaikan jika dibandingkan secara kuartalan. Penjualan naik 37 persen dan laba bersih 83 persen dibandingkan kuartal II 2022. Dalam perspektif jangka panjang, Leonardo menguraikan kinerja perseroan masih mencerminkan perusahaan yang solid dengan CAGR (2019–2021) tercatat dua digit, yaitu 14 persen pada penjualan dan 25 persen pada laba bersih.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,05 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,82 triliun.
Liabilitas perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 340,19 miliar, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 597,79 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 298,07 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 42,13 miliar. Sementara ekuitas hingga September 2022 naik menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,47 triliun pada akhir tahun lalu.
Perluas Ekspor hingga ke Kenya
Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melakukan inisiatif bisnis internasional dengan memperluas jaringan pasar ekspor ke sejumlah negara. Hal tersebut dilakukan SIDO dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan.
Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido MunculLeonard menuturkan, salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan laba yakni dengan ekspor ke pasar global antara lain Ghana, China, dan Kenya.
“Kami sedang progres memasuki tujuan ekspor baru Ghana, Cameroon,China, Kenya, Vietnam,” kata Leonard dalam Public Expose Live secara virtual, Jumat (16/9/2022).
Di sisi lain, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul juga ingin menggaet generasi muda sebagai fokus target utama. Upaya SIDO dalam mencapai hal tersebut, dilakukan melalui sejumlah platform digital dengan memberikan edukasi produk Sidomuncul, salah satunya berkolaborasi dengan para influencer.
Sementara itu, Leonard juga menjelaskan terkait strategi utama yang dilakukan SIDO dalam meningkatkan kinerja Perseroan.
“Mendorong ketersediaan barang kami di pasar, juga menambah wholesaler, mendorong pertumbuhan online channel profitabilitas lebih bagus, kita ekspor market ke Ghana, China, Kenya dan fokus distribusi di Nigeria dan Malaysia, kita new product launch, digital marketing,” kata dia.
Dengan demikian, perseroan berharap pendapatan hingga akhir tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya.
“Pendapatan Juni kemarin agak turun, tapi sampai akhir tahun berharap bisa lebih baik dari semester I, tidak bisa janji berapa karena dampak BBM dan juga inflasi. Semester II akan lebih baik, secara umum semester II selalu lebih baik, apalagi saat musim hujan, laba akan lebih baik,” ujar dia.
Advertisement