Paraga Artamida Beli Saham BSDE Rp 12,79 Miliar

PT Paraga Artamida membeli 14.088.500 saham BSDE dengan harga transaksi Rp 908,19 per lembar saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Nov 2022, 21:19 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 21:19 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Paraga Artamida kembali mengoleksi saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada 28 Oktober 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/11/2022), PT Paraga Artamida membeli 14.088.500 saham BSDE dengan harga transaksi Rp 908,19 per lembar saham. Sementara itu, transaksi tersebut menghabiskan dana senilai Rp 12,79 miliar. 

"Tujuan transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan Bumi Serpong Damai, Christy Grassela, dikutip Rabu (2/11/2022).

Dengan demikian, Paraga Artamida menggenggam 7.316.603.264  lembar saham BSDE atau setara dengan 34,56 persen. Sebelum transaksi, Paraga Artamida menggenggam saham BSDE sebanyak 7.302.514.764 atau 34,49 persen.

Sebelumnya, PT Paraga Artamida kembali akumulasi saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada Rabu, 12 Oktober 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat, 14 Oktober 2022, PT Paraga Artamida membeli 28.716.700 saham BSDE dengan harga pembelian per saham Rp 907,79.

Transaksi pembelian saham tersebut dilakukan pada 12 Oktober 2022. Dengan demikian, transaksi pembelian saham BSDE mencapai Rp 26,06 miliar.

"Tujuan transaksi adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya, dikutip Jumat, 14 Oktober 2022.

Kemudian, usai melakukan transaksi pembelian saham BSDE, saat ini Paraga Artamida memiliki saham BSDE sebanyak 7.290.015.264 saham dari 7.261.298.564 saham.

 

 

Pembelian Saham BSDE

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Paraga Artamida kembali menambah kepemilikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 3 Oktober 2022, PT Paraga Artamida membeli 39.650.500 saham dengan harga rata-rata pembelian per saham Rp 937,35. Transaksi pembelian saham dilakukan pada 21-30 September 2022. Dengan demikian, transaksi pembelian saham BSDE itu senilai Rp 37,16 miliar.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya.

Setelah transaksi pembelian saham BSDE, Paraga Artamida menggenggam 7.261.298.564 saham dari sebelumnya 7.211.648.064 saham.

Berdasarkan data RTI, pemegang saham Bumi Serpong Damai per 31 Agustus 2022 antara lain PT Paraga Artamida sebesar 33,90 persen PT Ekacentra Usahamaju sebesar 25,63 persen, masyarakat 39,25 persen dan saham treasury sebesar 1,22 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 3 Oktober 2022, saham BSDE stagnan di posisi Rp 905 per saham. Saham BSDE berada di level tertinggi Rp 910 dan terendah Rp 895 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.261 kali dengan volume perdagangan 182.423 saham. Nilai transaksi Rp 16,4 miliar.

 

Kinerja Kuartal III 2022

Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City (dok: Sinar Mas Land)

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Bumi Serpong Damai meraup pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun tipis hingga September 2022.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 7,15 triliun. Raihan itu naik 38,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,17 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 1,85 triliun pada September 2021.

Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 35,44 persen menjadi Rp 4,49 triliun dari Rp 3,31 triliun pada September 2021. Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin (31/10/2022), beban usaha pada periode ini tercatat naik menjadi Rp 2,32 triliun dari Rp 1,7 triliun pada September 2021. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 2,17 triliun, yang masih tumbuh 34,82 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,61 triliun.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan bunga dan investasi senilai Rp 249,42 miliar, keuntungan dari perubahan nilai wajar investasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi senilai Rp 33,82 miliar, dan pendapatan dividen Rp 3,29 miliar.

Kemudian dampak dari pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan tercatat sebesar R 2,81 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dan keuntungan penjualan aset tetap senilai Rp 323,82 miliar. Perseroan juga mencatatkan kerugian selisih mata uang asing sebesar Rp 349,51 miliar, beban bunga dan keuangan lainnya Rp 1,26 triliun, pendapatan lain-lain Rp 69,56 miliar serta beban lain-lain Rp 1,25 triliun.

 

Selanjutnya

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari rincian itu, setelah dikurangi beban pajak, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 918,3 miliar. Laba ini turun tipis 1,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 930,76 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 64,11 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 29,99 triliun dan aset tidak lancar Rp 34,12 triliun.

Liabilitas hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 27,37 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 25,58 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,09 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 16,28 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 36,74 triliun dari Rp 35,89 triliun pada Desember 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya