PGN Selesaikan Penawaran Tender Obligasi Setara Rp 6,24 Triliun

PGN menyatakan tujuan tender offer ini untuk membeli kembali obligasi PGN USD 400 juta sebagai bagian dari inisiatif PGN dalam kegiatan liability management.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2022, 21:25 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 21:25 WIB
20151028-PGN Siap Salurkan Gas Ke Sektor Industri
Petugas mengecek instalasi pipa metering regulating station PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di PT Lion Metal Works di Jakarta, (28/10/2015). PGN berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi di sektor Industri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah menyelesaikan early tender offer atau penawaran tender lebih awal sebesar USD 400 Juta atau sekitar Rp 6,24 triliun (asumsi kurs Rp 15.610 per dolar AS) pada 12 Desember 2022.

Pada batas waktu early tender offer ini, PGN menerima pengajuan tender dari pemegang obligasi melebihi batas maksimum permintaan (oversubscribe).

Tender offer dijadwalkan berakhir pada 23 Desember 2022 dengan early tender offer yang berakhir pada 9 Desember 2022. Hal ini karena telah menerima pengajuan tender yang cukup dari pemegang obligasi dalam tahap awal tender, PGN tidak lagi menerima pengajuan tender meskipun tender offer masih dibuka sampai dengan 23 Desember 2022.

Pemegang obligasi yang mengajukan tender sebelum batas early tender offer akan mendapatkan USD 1.005,50 untuk setiap USD 1.000 obligasi yang dimiliki.

“Tujuan dari tender offer ini adalah untuk membeli kembali obligasi PGN USD 400 juta dari USD 1,35 miliar (5,125 persen), sebagai bagian dari inisiatif PGN dalam kegiatan liability management perseroan. Tender offer menghasilkan penilaian kredit positif dari lembaga rating karena meningkatkan kesehatan likuiditas perusahaan dan meringankan beban pembiayaan pada tahun 2024,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo.

Setelah tender offer, utang obligasi PGN turun dari USD 1,7 miliar menjadi sekitar USD 1,3 miliar termasuk USD 393 juta di bawah PT Saka Energi Indonesia, sehingga total utang perseroan turun dari USD 2,1 miliar menjadi sekitar USD 1,7 miliar.

Fadjar menambahkan, kinerja laba yang positif hingga kuartal III 2022 mampu meningkatkan posisi ekuitas dan perusahaan dalam melakukan pembayaran liabilitas yang sudah jatuh tempo. Hal ini menurunkan tingkat utang perusahaan.

 

Kinerja

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Arus kas konsolidasian merefleksikan posisi arus kas perseroan yang kuat, terutama didorong dari arus kas operasi yang positif dan peningkatan penerimaan kas dari pelanggan.

PGN telah membukukan pendapatan sebesar USD 2,6 miliar atau naik 17 persen pada kuartal III 2022 dibandingkan periode tahun lalu.

Pendapatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kinerja operasional bisnis utama, termasuk kenaikan yang signifikan dari segmen bisnis upstream. PGN juga dapat menjaga realisasi beban usaha  di bawah target, sehingga mampu menghasilkan peningkatan laba operasi menjadi sebesar USD 480 juta.

Peningkatan pendapatan dan laba operasi yang didukung dengan rendahnya beban keuangan, berkontribusi pada realisasi laba bersih yang tercatat sebesar USD 311 juta atau meningkat 8% dibanding tahun lalu.

"Ke depannya PGN akan mengoptimalkan proyeksi belanja modal dan pembayaran dividen. PGN mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasi di tengah kondisi yang penuh tantangan," ujar Fadjar.

PGN sebagai Subholding Gas Pertamina, terus berupaya melanjutkan tren kinerja positifnya di tengah situasi bisnis yang dinamis. Kebijakan strategis yang diambil diantaranya penambahan pelanggan dan penetrasi pasar, perluasan layanan rumah tangga, diversifikasi bisnis untuk menopang keberlanjutan bisnis prusahaan melalui pengembangan bisnis turunan hilir gas serta didukung pengelolaan cost yang efektif dan program pengembangan SDM.

Tren kinerja PGN yang positif diharapkan dapat terus dilanjutkan dalam rangka memberikan nilai tambah yang optimal bagi para pemangku kepentingan, khususnya pemegang saham dan investor PGN.

PGN Buyback Surat Utang Setara Rp 6,29 Triliun

20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN akan membeli kembali surat utang atau obligasi dengan target pembelian sekitar USD 400 juta atau sekitar Rp 6,29 triliun (asumsi kurs Rp 15.731 per dolar AS).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (30/11/2022), PGN mulai melakukan masa penawaran di pasar pada 28 November 2022, dan dijadwalkan berakhir pada 23 Desember 2022.

Pembelian kembali surat utang ini, menurut perseroan sebagai langkah pro aktif dalam mengelola surat utang yang akan segera jatuh tempo apda 2024. Adapun perseroan telah menerbitkan surat utang senior senilai USD 1,35 miliar pada 16 Mei 2024 untuk jangka waktu selama 10 tahun yang tercatat di Bursa Efek Singapura.

“Perseroan saat ini masih dalam tahap penawaran untuk pembelian kembali surat utang sehingga belum diketahui nilai keberhasilan pembelian kembali dalam mengkaji dampak kejadian secara rinci,” tulis perseroan.

Untuk melakukan buyback obligasi ini, PGN telah menunjuk Mandiri Securities Pte Ltd sebagai salah satu dealer manager dalam perjanjian manajer penjual seiring buyback obligasi yang akan dilakukan perseroan.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 29 November 2022, saham PGAS naik 0,81 persen ke posisi Rp 1.860 per saham.

Saham PGAS berada dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.855 per saham. Saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.875 dan terendah Rp 1.855 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.297 kali dengan volume perdagangan 298.547 saham. Nilai transaksi Rp 55,6 miliar.

PGN Bidik Kontribusi Pendapatan Rp 2,2 Triliun dari Pipa Rokan

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) rilis laporan keuangan semester I 2022 pada Kamis, 22 September 2022 (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) rilis laporan keuangan semester I 2022 pada Kamis, 22 September 2022 (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN memperkirakan pipa blok Rokan bakal memberikan kontribusi pendapatan hingga USD 140 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp 15.726 per USD).

Direktur Keuangan dan manajemen Risiko PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Fadjar harianto Widodo menjelaskan, kontribusi itu seluruhnya berasal dari transportasi minyak.

"Karena di 2023 sudah full stream, harapannya kita bisa berikan tambahan pendapatan dari pipa rokan revenue di USD 130—140 juta. Pipa Rokan kami tidak menambah pendapatan untuk gas atau lifting minyak, tapi murni dari pendapatan dari penyaluran atau transportasi minyak mentah,” kata Fadjar dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Pada 2022, perseroan memperkirakan pipa Rokan bisa berkontribusi hingga USD 30 juta. Dia menambahkan, pada dasarnya pipa Rokan adalah jasa untuk penyaluran minyak mentah yang dikelola oleh anak usaha, PT Pertamina Gas (Pertagas). Sehingga harapannya, pendapatan dari bisnis ini akan memberikan tambahan pendapatan di segmen transportasi minyak Pertagas.

“Posisi di 2022 ini pipa Rokan dalam tahap uji coba untuk penyaluran minyak mentah. Kita ekspektasikan di 2022 karena proses uji coba, kemungkinan kita bisa cetak revenue sekitar USD 30 juta,” kata Fadjar.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya