Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mengalami tren penguatan sepanjang 2022.
Pada perdagangan Senin, 19 Desember 2022, saham ADMR terkoreksi 25 poin atau 1,45 persen ke posisi 1.700. Saham ADMR dibuka pada posisi 1.725 dan bergerak pada rentang 1.685—1.7300.
Baca Juga
Namun sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham ADMR telah naik 1.565 poin atau 1.159,26 persen. Kapitalisasi pasar saham ADMR mencapai Rp 69,5 triliun.
Advertisement
Saham ADMR melambung dari harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 100 per saham. Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata menilai, saham ADMR menarik untuk dikoleksi. Hal itu merujuk pada kinerja fundamental perseroan yang tumbuh positif.
Hingga kuartal III 2022, Adaro Minerals mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 284,26 juta. Laba ini naik 481,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 48,88 juta.
Raihan laba perseroan pada sembilan bulan pertama tahun ini sejalan dengan pendapatan usaha yang naik 188 persen menjadi sebesar USD 666 juta dari USD 231 juta pada periode yang sama tahun lalu berkat kenaikan volume penjualan dan ASP secara yoy.
“Jadi buy on weakness di sekitar 1.700, kemudian average up di atas 1.750, kemudian nanti jalannya baru terbuka bertahap ke 1.860—1.900 atau balik ke level 2.000—2100 untuk jangka menengah,” kata Liza dikutip Selasa (20/12/2022).
Saham ADMR telah diperdagangkan sideways sejak penurunan tertingginya pada April 2022. Berdasarkan data Yahoo Finance, harga saham ADMR menyentuh posisi Rp 2.990 per saham pada 19 April 2022. Namun, kinerja saham ADMR masih mengungguli indeks Bloomberg World yang terdiri dari 2.803 saham. Saham ADMR naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan posisi dua Turkish Airlines.
Sejak debut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2022, saham ADMR melonjak dari Rp 100 per saham menjadi Rp 2.990 per saham dalam waktu tiga bulan sebelum anjlok.
“Jadi sekarang strateginya adala masuk bertahap untuk ADMR jangka pendek maupun mid term,” imbuh dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Beri Cuan Terbesar
Sebelumnya, pada 2022 penuh gejolak seiring pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral global, ketakutan resesi, dan perang di Ukraina, saham tambang Indonesia melambung mencapai 1.600 persen. Bahkan saham tambang tersebut mencatat kinerja saham terbaik di dunia.
Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terbang 1.625 persen ke posisi Rp 1.725 per saham hingga penutupan perdagangan Jumat, 16 Desember 2022. Kapitalisasi pasar saham ADMR mencapai Rp 70,5 triliun. Saham ADMR melambung dari harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 100 per saham.
Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) telah diperdagangkan sideways sejak penurunan tertingginya pada April 2022. Berdasarkan data yahoo finance, harga saham ADMR menyentuh posisi Rp 2.990 per saham pada 19 April 2022. Namun, kinerja saham ADMR masih mengungguli indeks Bloomberg World yang terdiri dari 2.803 saham. Saham ADMR naik lebih dari dua kali lipat dari posisi dua Turkish Airlines.
Advertisement
Tren Naik Sejak Debut di BEI
Sejak debut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2022, saham ADMR melonjak dari Rp 100 per saham menjadi Rp 2.990 per saham dalam waktu tiga bulan sebelum anjlok. Saham ADMR ditutup ke posisi Rp 1.695 per saham pada Rabu, 14 Desember 2022 dan mendorong kapitalisasi pasar USD 4,5 miliar.
Mengutip laman equitypandit.com, Sabtu (17/12/2022), saham ADMR menguat seiring harga batu bara global. Analis melihat Adaro Minerals mendapatkan lebih banyak keuntungan dari strategi perusahaan untuk memakai keuntungan tak terduga melakukan diversifikasi ke produksi aluminium dan baterai kendaraan listrik.
Adaro Minerals Indonesia melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 482 persen hingga September 2022. Hal tersebut seiring kenaikan rata-rata harga jual naik lebih dari dua kali lipat dan penjualan batu bara melonjak 41 persen. Berdasarkan laporan Bloomberg, prediksi dari lima analis menunjukkan saham akan naik lagi 42 persen salaam 12 bulan ke depan.
Rasio price to book Adaro sekitar 9,4 mendekati level terendah sejak pencatatan, tetapi sekitar enam kali lebih tinggi dari perusahaan sama termasuk PT Bukit Asam Tbk Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Rasio antara Shanxi Coking Coal Energy Group Ltd China dan Whitehaven Coal Ltd Australia produksi batu bara kokas sebesar dua.
Kucurkan Modal Rp 1,5 Triliun untuk Bisnis Baterai
Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui anak usahanya PT Adaro Baterai Indonesia (BEI), melakukan penambahan modal kepada PT Adaro Indo Aluminium (AIA) senilai Rp 1,5 triliun.
PT Adaro Indo Aluminium (AIA), suatu perseroan terbatas yang seluruh saham-nya dimiliki secara langsung oleh PT Adaro Baterai Indonesia (ABI). Sementara ABI merupakan perseroan terbatas yang 99 persen sahamnya dimiliki oleh ADMR.
"Nilai penambahan modal yakni sebesar Rp 1,51 triliun atau USD 96,78 juta,” ungkap Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Heri Gunawan dalam keterbukaan informasi BUrsa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/11/2022).
Selanjutnya, AIA akan melakukan penambahan modal kepada PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), suatu perseroan terbatas yang seluruh sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan, dengan nilai penambahan modal sebesar Rp 1,57 miliar atau setara USD 100,78 juta.
Alasan perseroan melakukan penambahan modal pada anak perusahaan Perseroan ini adalah sehubungan dengan kelanjutan restrukturisasi unit-unit bisnis untuk pengelompokkan anak-anak perusahaan Perseroan sesuai klasifikasi jenis industri dan tujuan bisnisnya masing-masing, serta untuk mendukung kebutuhan pendanaan bagi pengembangan bisnis anak- anak perusahaan Adaro Minerals Indonesia.
"Transaksi ini akan berdampak positif terhadap struktur perusahaan, mendukung perkembangan kegiatan operasional anak perusahaan Perseroan, serta tidak akan ada dampak material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” ujar Heri.
Advertisement