Saat Bank Sentral Jepang Picu Gejolak Pasar Global

Bank sentral Jepang membuat pasar lengah dengan mengutak-atik kebijakan yield curve control (YCC) untuk memungkinkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Des 2022, 06:59 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 06:59 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham global tersentak setelah Bank of Japan atau bank sentral Jepang secara tak terduga memperluas kisaran target untuk imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun. Langkah bank sentral Jepang itu memicu aksi jual obligasi dan saham di seluruh dunia.

Bank sentral membuat pasar lengah dengan mengutak-atik kebijakan yield curve control (YCC) untuk memungkinkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun. Obligasi pemerintah Jepang (JGB) bergerak 50 basis poin (bps) dari target nol persen naik dari 25 basis poin sebelumnya. Hal ini sebagai langkah yang bertujuan meredam efek dari langkah-langkah stimulus moneter yang berlarut-larut.

Dalam pernyataan kebijakan, BOJ mengatakan, langkah itu untuk meningkatkan fungsi pasar dan mendorong pembentukan kurva imbal hasil yang lebih “halus”, sambil pertahankan kondisi keuangan yang akomodatif.

Bank sentral memperkenalkan mekanisme kontrol kurva imbal hasil pada September 2016 dengan maksud inflasi menuju target 2 persen setelah periode stagnasi ekonomi yang berkepanjangan dan inflasi sangat rendah.

Bank sentral Jepang dibandingkan dengan sebagian besar bank sentral utama juga mempertahankan suku bunga acuan di -0,1 persen pada Selasa, 20 Desember 2022 dan berjanji meningkatkan pembelian obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun, mempertahankan sikap kebijakan moneter yang sangat longgar.

Sebaliknya, bank sentral lain di dunia terus menaikkan suku bunga dan memperketat kebijakan moneter yang agresif dalam upaya mengendalikan inflasi tinggi.

Perubahan YCC mendorong yen dan imbal hasil obligasi di seluruh dunia meningkat. Bursa saham Asia Pasifik merosot. Indeks Nikkei 225 turun 2,5 persen pada Selasa sore, 20 Desember 2022. Imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun naik menjadi lebih dari 0,43 persen level tertinggi sejak 2015.

Imbal Hasil Obligasi Meningkat

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022, mata uang Eropa, dolar AS turun 3,3 persen terhadap yen yang melonjak. Reli yen mencetak kenaikan terbesar dalam satu hari terhadap dolar AS sejak Maret 1995, berdasarkan data FactSet.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 7 bps menjadi di bawha 3,66 persen dan obligasi bertenor 30 tahun naik 8 bps menjadi 3,7 persen. Yield bergerak terbalik dengan harga. Obligasi Jerman bertenor 10 tahun naik 7 basis poin menjadi 2,26 persen.

“Keputusan tersebut dibaca sebagai tanda menguji untuk potensi penarikan stimulus yang telah dipompa ke dalam perekonomian dan mendorong permintana dan menaikkan harga,” ujar Analis Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter, dikutip dari CNBC, Rabu (21/12/2022).

Ia menuturkan, bank masih terhubung kuat dalam program pembelian obligasi, dan klain hanya penyesuaian bukan awal dari pembalikan kebijakan.

Sementara itu, Head of CEEME Strategy Citi Luis Costa menuturkan, pergerakan pasar mungkin merupakan reaksi berlebihan. Kepada CNBC, ia menyatakan, tidak ada yang mengejutkan sama sekali tentang keputusan bank sentral Jepang.

Costa menuturkan, langkah Bank of Japan tidak diarahkan untuk perangi inflasi tetap menangani infrastruktur dan perdagangan obligasi Jepang yang dinamis.

Bank sentral Jepang dalam pernyataannya menyebutkan, sejak awal musim semi, volatilitas pasar di seluruh dunia telah meningkat dan secara signifikan mempengaruhi pasar di Jepang. “Fungsi pasar obligasi telah memburuk, terutama dalam hal hubungan relatif antara suku bunga obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda, dan hubungan arbitrase antara spot dan pasar berjangka,”

Bank sentral Jepang mengatakan, jika kondisi pasar ini bertahan, itu bisa berdampak negatif pada kondisi keuangan seperti kondisi penerbitan obligasi korporasi.

Indeks Nikkei Pimpin Koreksi

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022. Hal ini seiring Bank of Japan memodifikasi kisaran toleransi kontrol kurva imbal hasil sementara mempertahankan suku bunga acuan ultra rendah tetap stabil.

Indeks Nikkei 225 merosot 2,46 persen menjadi 26.568,03, dan memimpin koreksi di Asia Pasifik. Indeks Topix tergelincir 1,54 persen menjadi 1.905,59. Yen Jepang menguat lebih tiga persen terhadap dolar AS menjadi 132,56.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,8 persen menjadi 2.333,29 dan indeks ASX 200 merosot 1,54 persen menjadi 7.024,3.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,3 persen yang didorong saham teknologi dan properti. Di bursa saham China, indeks Shenzhen melemah 1,58 persen menjadi 10.949,12. Indeks Shanghai terpangkas 1,07 persen menjadi 3.073,77 seiring bank sentral China mempertahankan suku bunga pinjaman tetap stabil.

 

Bank Sentral Jepang Bakal Beli Obligasi

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda menuturkan, bank sentral tidak akan ragu untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika diperlukan karena ekonomi menghadapi banyak ketidakpastian.

Ia menambahkan, masih terlalu dini untuk memperdebatkan jalan keluar dari kebijakan saat ini, dan strategi untuk keluar harus didiskusikan pada pertemuan kebijakan jika ekonomi mendekat target inflasi bank sentral dua persen.

Bank sentral Jepang menawarkan membeli obligasi pemerintah senilai 600 miliar Yen dengan rentang jatuh tempo 1-3 tahun. Bank sentral sebelumnya akan meningkatkan pembelian langsung obligasi pemerintah Jepang menjadi sekitar 9 triliun yen per bulan dari Januari-Maret, naik dari rencana sebelumnya 7,3 triliun yen.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun naik 20,5 basis poin sebelumnya menjadi 0,455 persen, menandai level tertinggi yang terlihat sejak 2015.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya