Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan midifresh akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan maksimal 461.176.480 saham dengan nilai nominal saham Rp 100 per saham.
PT Midi Utama Indonesia Tbk akan memakai dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan serta investasi pada entitas anak.
Baca Juga
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), PT Midi Utama Indonesia Tbk menyatakan, pelaksanaan rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan. Hal itu antara lain memperkuat struktur permodalan perseroan terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Advertisement
Setelah pelaksanaan rights issue, pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi maksimal 13,79 persen.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 17 Februari 2023.
Adapun rights issue ini dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB, kemudian dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Kamis, 12 Januari 2023, saham MIDI melonjak 7,12 persen ke posisi Rp 3.160 per saham.
Saham MIDI naik 140 poin ke posisi Rp 3.090 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 3.190 dan terendah Rp 3.080 per saham. Total frekuensi perdagangan 71 kali dan volume perdagangan 485 saham. Nilai transaksi Rp 152,2 juta.
Kinerja Semester I 2022
Sehelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), emiten pengelola minimarket Alfamidi mengumumkan kinerja sepanjang paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,54 miliar.
Raihan laba itu naik 48,46 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 130,36 miliar. Sehingga laba per saham turut naik menjadi Rp 67,15 dari sebelumnya Rp 45,23. Laba bersih perseroan pada semester I 2022 sejalan dengan kenaikan pendapatan 13,84 persen menjadi Rp 7,66 triliun dari Rp 6,72 triliun pada semester I 2021.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 5,73 triliun dari Rp 5,04 triliun pada semester I 2021. Meski begitu, laba bruto masih tumbuh 14,19 persen menjadi Rp 1,93 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,69 triliun.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan dan distribusi sebesar Rp 1,54 triliun, beban umum dan administrasi Rp 167,2 miliar, pendapatan lainnya Rp 99,48 miliar dan beban lainnya Rp 4,54 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar R[ 313,4 miliar.
Pengelola Alfamidi ini juga mencatatkan pendapatan keuangan sebesar Rp 1,68 miliar dan biaya keuangan Rp 68,24 miliar. Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 193,64 miliar. Naik 48,53 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 130,37 miliar.
Advertisement
Aset Perseroan
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 6,74 triliun, naik dibanding posisi akhir desember 2021 sebesar Rp 6,34 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 2,88 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,87 triliun.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 5,01 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,73 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 4,14 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 870,74 miliar. Sementara ekuitas naik menjadi Rp 1,73 triliun pada 30 Juni 2022 dari Rp 1,62 triliun pada akhir tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 1 September 2022, saham MIDI melonjak 10,27 persen ke posisi Rp 2.470 per saham. Saham MIDI dibuka stagnan Rp 2.240 per saham.
Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 2.730 dan terendah Rp 2.240 per saham. Total frekuensi perdagangan 53 kali dengan volume perdagangan 245 saham. Nilai transaksi Rp 59,9 juta.
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) bakal bagikan dividen tunai 30 persen dari laba 2021 atau senilai Rp 82,5 Miliar. Pembagian akan dilakukan pada 24 Juni 2022. MIDI adalah perusahaan pengelola minimarket Alfamidi Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh.
Finance Director Midi Utama Indonesia Suantopo Po memaparkan, jumlah total dividen tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih MIDI pada 2021.
"Nilainya setara sekitar Rp 82,5 miliar atau 30 persen dari laba bersih tahun lalu," ujarnya dalam public expose yang digelar di Alfa Tower, Alam Sutera, Rabu (25/5/2022).
Dia juga menjabarkan, pada 2021, MIDI mencatatkan kenaikan pendapatan neto sebesar 7.30 persen atau menjadi sebesar Rp 13.58 triliun dari Rp 12.66 triliun pada tahun 2020.
Lalu, pada laba berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik induk, naik 37.42 persen menjadi Rp 275,22 miliar. Angka tersebut tentu naik dari Rp 200.27 miliar di tahun 2020.
Lalu, Suantopo juga menjelaskan bila tahun 2022 ini memiliki optimis lebih tinggi. Perekonomian katanya tumbuh lebih baik, makanya Midi Utama Indonesia optimis tahun ini tumbuh dikisaran minimal sama seperti tahun 2021, yakni sebesar 7.31 persen.
"Sebab kita tidak bisa pungkiri masih dibayangi inflasi, tapi perkembangan mudik kemarin benar-benar menggairahkan perekonomian, termasuk perseroan. Seperti Alfamidi, Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh," katanya.
Advertisement