Bursa Saham Asia Loyo Terseret Wall Street

Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang melemah menekan laju bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Kamis, 19 Januari 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Jan 2023, 09:08 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 09:08 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik lesu pada Kamis (19/1/2023), setelah mengikuti kerugian di wall street.

Melansir CNBC, Kamis (19/1/2023), indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,11 persen.  Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix diperdagangkan turun masing-masing 0,96 persen dan 0,88 persen setelah Jepang mencatat defisit perdagangan lainnya untuk Desember, satu hari setelah Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) mengejutkan pasar dengan mempertahankan batas toleransi kurva imbal hasil tidak berubah. 

Yen saat ini berdiri di 128,73 melawan dolar AS. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,66 persen, sedangkan Kosdaq turun 0,32 persen pada jam pertama perdagangan.

Hong Kong dan Australia dijadwalkan untuk mencatat tingkat pengangguran masing-masing untuk Desember dan Oktober hingga Desember.

Semalam di wall street, indeks saham utama tersandung, dengan indeks S&P 500 mencatat hari terburuknya dalam lebih dari sebulan.

Tingkat pengangguran Australia naik tipis 3,5 persen pada Desember, sedikit mengalahkan ekspektasi Reuters dari pembacaan terendah 48 tahun sebesar 3,4 persen. Angka tersebut dibandingkan dengan tingkat pengangguran 3,4 persen untuk November.

Namun, jumlah pekerjaan untuk Desember anjlok 14.600, jauh meleset dari ekspektasi pertumbuhan 22.500 serta peningkatan 64.000 untuk November. Jepang mencatat defisit perdagangan sebesar 1,45 triliun yen (USD 11,27 miliar) untuk Desember 2022, menurut data resmi.

Impor Jepang pada Desember naik 20,6 persen dibandingkan tahun lalu, sedikit lebih rendah dari ekspektasi Reuters sebesar 22,4 persen.  Ekspornya naik 11,5 persen year on  year, dibandingkan dengan perkiraan 10,1 persen.

 

 

 

Kebijakan The Fed Jadi Perhatian

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pembacaan itu akan menutup satu tahun penuh defisit perdagangan untuk Jepang. Semua rata-rata indeks utama mengakhiri hari lebih rendah pada Rabu.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 613,89 poin, atau 1,81 persen.  S&P 500 kehilangan 1,56 persen dan Nasdaq Composite turun 1,24 persen.

Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa suku bunga harus terus bergerak lebih tinggi bahkan dengan pembacaan inflasi baru-baru ini melemah. Hal itu diungkapkannya pada Rabu.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, pembuat kebijakan tersebut mengatakan bank sentral AS atau the Fed kemungkinan harus mengambil suku bunga acuan di atas 5 persen untuk membuat inflasi bergerak secara konsisten ke sasaran 2 persen bank sentral.  

 

Investor Cermati Besaran Kenaikan Suku Bunga

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Dia mencatat pasar dan ekonomi menyerap setengah poin kenaikan suku bunga pada Desember tanpa masalah.

"Saya hanya berpikir kita perlu melanjutkan, dan kita akan berdiskusi di (31 Januari- 1 Februari) rapat berapa banyak yang harus dilakukan pada satu pertemuan tertentu," kata Mester.  

“Tapi proyeksi saya dan pandangan saya tentang ekonomi adalah bahwa kita perlu berbuat lebih banyak, kita perlu mendapatkan di atas 5 persen dan kemudian menahannya di sana untuk beberapa waktu sampai kita mendapatkan ekspektasi inflasi yang berlabuh dengan sangat baik di 2 persen dan inflasi di jalur ke bawah itu," ia menambahkan.

Fed Funds Rate saat ini ditargetkan pada kisaran antara 4,25 persen - 4,5 persen. Angka penjualan liburan datang lebih ringan dari yang diharapkan pada 2022, menurut data dari National Retail Federation.

Kelompok industri mengatakan penjualan pada  November dan Desember naik 5,3 persen secara year on year. NRF telah memproyeksikan pertumbuhan antara 6 persen dan 8 persen.

Data tersebut tidak termasuk pengeluaran di dealer mobil, pom bensin, dan restoran. Angka penjualan tidak disesuaikan dengan inflasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya