Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar saham perusahaan grup Adani terus tertekan dalam sesi perdagangan tiga hari berturut-turut. Hal ini seiring perusahaan berusaha membantah laporan perusahaan short seller Hindenburg yang menuding konglomerat itu memanipulasi saham dan “skema penipuan akuntansi”
Pada perdagangan Senin, 30 Januari 2023, saham Adani Enterprises memangkas beberapa kenaikan sebelumnya dan ditutup naik 4,76 persen. Lonjakan saham itu di tengah aksi jual untuk sebagian besar afiliasi Adani lainnya.
Baca Juga
Ini terjadi setelah grup Adani menanggapi dan menerbitkan tanggapan lebih dari 400 halaman atas laporan Hindenburg pada akhir. Grup mengatakan akan memakai haknya untuk “mengejar pemulihan” untuk melindungi investornya di hadapan semua otoritas yang sesuai.
Advertisement
Harga saham Adani Enterprises melemah 25 persen month-to-date, berdasarkan data Refinitiv. Hal itu dilanjutkan dengan penjualan saham sekunder senilai USD 2,5 miliar yang dibayangi koreksi sehingga kapitalisasi pasar menyusut USD 65 miliar kemarin.
Pendiri Gautam Adani, orang terkaya di Asia dan pernah yang menjadi kedua setelah Elon Musk, jatuh dari 10 besar dunia ke posisi 11 untuk orang terkaya berdasarkan Bloomberg’s Billionainer Index pada penutupan perdagangan Senin, 30 Januari 2023.
Kekayaan Gautam Adani turun USD 36,1 miliar atau sekitar Rp 541,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.999 per dolar AS)pada 2023, indeks menunjukkan. Sebelumnya kekayaan dia sempat sentuh USD 150 miliar pada 20 September 2022, sebelum turun menjadi USD 84,4 miliar pada penutupan perdagangan Senin, 30 Januari.
Meskipun keuntungan kecil terlihat di Adani Enterprises, afiliasi lain dari grup Adani terus merosot. Saham Adani Total Gas dan Adani Green Energy masing-masing turun 20 persen, mencapai batas harian penurunan. Adani Transmission anjlok lebih dari 15 persen dan Adani Power terpangkas 5 persen. Adani Ports dan Special Economic Zone menghapus keuntungan sebelum dan mengakhir perdagangan sesi mendatar.
Di sisi lain, indeks Nifty 50 India melemah 0,25 persen pada Senin, dan bergerak di level terendah sejak pertengahan Oktober 2022.
Tanggapan Grup Adani
Grup Adani mengatakan tuduhan Hindenburh adalah serangan yang diperhitungkan terhadap India, kemandirian, integritas dan kualitas institusi India, serta cerita pertumbuhan dan ambisi India,” demikian tanggapan grup Adani akhir pekan lalu.
Dalam wawancara dengan CNBC, CFO Grup Adani Jugeshinder Sing menuturkan, nilai dari afiliasi Adani Enterprises tidak berubah hanya karena volatilitas harga saham. Justru menambahkannya pada kemampuan melahirkan produk baru.
Ia yakin dengan penawaran umum lanjutan Adani Enterprises. Ia menyebutkan laporan Hindenburg hanya kebohongan dan jahat.
Hindenburg menggambarkan tanggapan grup tersebut dan klaim abaikan setiap tuduhan utama. “Penipuan tidak dapat dikaburkan oleh nasionalisime dan repons yang membengkak yang abaikan setiap tuduhan utama yang kami ajukan,” kata Hindenburg.
Advertisement
Kapitalisasi Pasar Saham Perusahaan Grup Adani Anjlok Rp 764 Triliun dalam 48 Jam
Sebelumnya, orang terkaya di Asia, Gautam Adani diguncang oleh tuduhan penipuan dan pencucian uang oleh short-seller’s Amerika Serikat. Tuduhan tersebut membuat saham grup Adani dan memangkas kapitalisasi pasar.
Mengutip the Street, kecurigaan tersebut membuat kekacauan di kerajaan yang dibangun miliarder India Gautam Adani, yang sejak tahun lalu menjadi orang terkaya di Asia. Berdasarkan the Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Gautam Adani melonjak lebih dari USD 40 miliar tahun lalu.
Ia berhasil menduduki peringkat sebagai orang terkaya kedua setelah CEO Tesla Elon Musk. Posisi Adani kembali turun ke posisi tiga sebagai orang terkaya pada 2023. Saat ini, ia orang terkaya keempat di dunia dengan kekayaan bersih senilai USD 113 miliar pada 26 Januari 2023, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Posisi kekayaan yang merosot tersebut tak lepas dari saham perusahaan grup Adani yang tertekan. Mengutip CNBC, saham perusahaan grup Adani terus mengalami kerugian tajam pada sesi perdagangan kedua berturut-turut di India, setelah perusahaan short seller Hindenburg mengumumkan posisi short di perusahaan konglomerat awal pekan ini.
Dalam sebuah laporan panjang yang dirilis awal pekan ini, Hindenburg merinci berbagai tuduhan terhadap perusahaan miliarder itu dengan mengatakan grup tersebut telah “terlibat dalam manipulasi saham brutal dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade,” demikian mengutip CNBC, Minggu (29/1/2023).
Adani menolak klaim tersebut dalam dua pernyataan terpisah menggambarkan klaim short seller sebagai upaya yang disengaja dan sembrono oleh entitas asing untuk untuk menyesatkan komunitas investor dan masyarakat umum, berdasarkan siaran pers.
"Kami sedang evaluasi ketentuan yang relevan berdasarkan undang-undang Amerika Serikat (AS) dan India untuk tindakan perbaikan dan hukuman terhadap Hidenburg Research,” ujar Head of Legal grup Adani, Jatin Jalundhawala.
Saham Grup Adani Anjlok
Saham Adani Enterprises yang terdaftar di bursa Mumbai turun lebih dari 9 persen dalam sesi perdagangan di India pada Jumat, 27 Januari 2023. Saham Adani Transmission anjlok 19,47 persen, saham Adani Green Energy terpangkas 19,89 persen dan saham Adani Power turun 5 persen. Harga saham Adani Port’s anjlok 13,8 persen.
Pergerakan saham tersebut mengikuti kerugian perdagangan pada Rabu, 25 Januari 2023 setelah rilis awal laporan Hindenburg. Adapun pasar saham India ditutup pada Kamis, 26 Januari 2023.
Mengutip laman the Street, berdasarkan laporan Bloomberg, selama dua sesi perdagangan terakhir,kerajaan Adani telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 51 miliar atau sekitar Rp 764,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.981 per dolar AS).
Penjualan saham di entitas terkait Adani tersebar luar, dengan volume perdagangan yang besar. Koreksi saham grup Adani juga berdampak terhadap kekayaan Gautam Adani. Berdasarkan Bloomberg, kekayaan Adani turun di bawah USD 100 miliar per 27 Januari 2023. Kekayaan Adani menjadi sekitar USD 93 miliar. Adani telah kehilangan sekitar USD 26 miliar atau sekitar Rp 389,51 triliun.
Sementara itu, perusahaan short seller menggandakan sikap awalnya setelah tanggapan Adani, menekankan konglomerat tersebut belum menjawab pertanyaan apa pun yang diajukan menambahkan setiap tuntutan hukum yang diajukan terhadap Hindenburg akan “tidak pantas”.
“Kalau Adani serius juga harus mengajukan gugatan di Amerika Serikat tempat kami beroperasi. Kami memiiki daftar panjang dokumen yang akan kami tuntut dalam proses hukum,”
“Kami sepenuhnya mendukung laporan kami dan yakin tindakan hukum apa pun yang diambil terhadap kami tidak akan pantas,” tulis Hindenburg.
Advertisement