Saham First Republic Melompat 20 Persen, Pimpin Reli di antara Bank Regional

Saham First Republic kembali memimpin reli di antara saham bank regional pada perdagangan Selasa, 21 Maret 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Mar 2023, 21:44 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2023, 21:44 WIB
Saham First Republic Melonjak pada Perdagangan Pre Market
Saham First Republic melonjak 22 persen pada perdagangan premarket, Selasa, 21 Maret 2023 waktu setempat. (Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, Jakarta - Saham First Republic memimpin reli kembali di saham bank regional pada Selasa, karena investor mengharapkan semacam tindakan strategis oleh bank bermasalah atau langkah regulasi besar lainnya untuk membendung spiral penurunan di sektor ini.

Melansir CNBC, Selasa (21/3/2023) langkah tersebut dilakukan setelah pidato dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen dirilis yang mengatakan pemerintah dapat mendukung simpanan di lebih banyak bank jika ada risiko penularan.

CNBC melaporkan pada Senin JPMorgan Chase memberikan saran tentang alternatif bank San Francisco yang menarik perhatian wall street karena sejumlah besar simpanan yang tidak diasuransikan, mirip dengan Silicon Valley Bank yang gagal. Alternatif-alternatif itu termasuk peningkatan modal atau bahkan mungkin penjualan.

Saham First Republic melonjak 22 persen pada perdagangan premarket pada Selasa, menyusul penurunan 90 persen sejauh ini pada Maret. ETF Perbankan Regional SPDR S&P naik 3,3 persen di awal perdagangan, menyusul penurunan 29 persen pada Maret sejauh ini.

Selain itu, dalam membantu sentimen, laporan oleh Bloomberg News bahwa Departemen Keuangan sedang mempelajari apakah regulator memiliki wewenang untuk sementara mengasuransikan simpanan di atas batas Federal Deposit Insurance Co saat ini tanpa persetujuan Kongres, mengutip orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut.  

 

 

Bagian Penyelamatan First Republic

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Padahal, laporan itu mengatakan para pejabat pemerintah ini belum percaya bahwa tindakan drastis seperti itu diperlukan.

"Ada spekulasi bahwa batasnya dapat digandakan, dan spekulasi lebih lanjut bahwa FDIC dapat memutuskan untuk mengasuransikan semua simpanan,” tulis Analis Piper Sandler, Alexander Twerdahl, dalam sebuah catatan baru-baru ini.  

“Pada kenyataannya, diperlukan tindakan Kongres untuk mengubah batas asuransi FDIC dan pemahaman kami adalah bahwa ini bukanlah masalah yang kemungkinan besar akan diangkat dalam waktu dekat," kata dia.

Sementara itu, JPMorgan memimpin sekelompok 11 bank minggu lalu yang mendepositkan gabungan USD 30 miliar ke First Republic, tetapi sahamnya terus menurun. Bagian dari rencana penyelamatan untuk First Republic dapat mencakup konversi sebagian dari uang deposit itu menjadi suntikan modal, lapor Wall Street Journal.

KeyCorp, Citizens Financial, U.S. Bancorp dan Huntington Bancshares semuanya naik lebih dari 3 persen pada Selasa di awal perdagangan. Saham First Republic mencapai rekor terendah pada Senin.

Penutupan Wall Street 20 Maret 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 20 Maret 2023 seiring pelaku pasar berharap krisis perbankan dapat mereda.

Hal ini setelah UBS caplok Credit Suisse yang didukung oleh Pemerintah Swiss. Dikutip dari CNBC, Selasa (21/3/2023), indeks Dow Jones melonjak 382,60 poin atau 1,2 persen ke posisi 32.244,58. Indeks S&P 500 bertambah 0,89 persen ke posisi 3.951,57. Indeks Nasdaq melonjak 0,39 persen ke posisi 11.675,54.

Sektor saham energi kembali menguat pada awal pekan ini setelah catat performa buruk pekan lalu dengan turun 7 persen. Sektor saham energi menguat 2,2 persen. Kemudian sektor saham bahan baku naik 1,7 persen. Sembilan dari 11 sektor saham bergerak positif.

Saham bank regional menguat pada Senin, 20 Maret 2023 dan pulih dari kerugian besar dalam seminggu terakhir. Wall street mengharapkan lebih banyak tindakan mungkin diperlukan untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan setelah regulator Amerika Serikat mendukung simpanan Silicon Valley Bank (SVB) yang tidak diasuransikan dan menawarkan pendanaan baru untuk bank-bank bermasalah.

The SDPR Regional Banking ETF (KRE) naik lebih dari 1 persen setelah anjlok 14 persen pekan lalu. PacWest, First Citizens dan Fifth Third Bancorp termasuk di antara pemenang utama. ETF naik 5 persen pada satu titik selama sesi perdagangan, tetapi melihat beberapa kenaikannya terbalik karena saham First Republic melemah 47 persen.

“Hanya ada masalah mendasar di sini. Orang-orang yang memegang simpanan yang tidak diasuransikan di bank-bank daerah gelisah dan sistem perbankan didasarkan pada kompetensi, dan kepercayaan. Anda tidak akan menaruh tabungan di suatu tempat, jika Anda tidak 100 persen yakin itu akan ada saat Anda membutuhkannya,” ujar dia.

 

 

The Fed Berpotensi Dongkrak Suku Bunga

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Ketidakstabilan di sektor keuangan selama dua minggu terakhir meningkatkan pertaruhan keputusan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu, 22 Maret 2023. Pada Senin, 20 Maret 2023, ada sekitar 73 persen peluang kenaikan 25 basis poin oleh bank sentral AS, menurut alat FedWatch CME Group.

Sekitar 27 persen lainnya berada di kubu tak setuju kenaikan, mengantisipasi ketua the Fed Jerome Powell mungkin melonggarkan kampanye pengetatan agresifnya yang dimulai pada Maret 2022, dalam hadapi penularan keuangan yang muncul.

"Kami masih belum merasakan efek penuh (dari kenaikan suku bunga). Bank-bank regional yang mungkin menyumbang sekitar sepertiga dari semua pinjaman di Amerika Serikat, sekarang harus menarik kembali pinjaman untuk menopang neraca mereka,” ujar Diton.

Diton menambahkan, itu modal jauh lebih ketat untuk seluruh perekonomian. “Itu melakukan pekerjaan the Fed mencoba memperlambat ekonomi. Jadi apakah mereka tidak melakukan apa-apa, atau mereka menaikkan 25 basis poin, saya pikir ada peluang bagus mereka mungkin duduk dan menunggu setelah itu,” ujar Diton.

 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya