Wall Street Melesat, Saham Bank Regional Melambung Angkat Indeks S&P 500

Wall street melesat pada perdagangan saham Selasa, 21 Maret 2023. Indeks Nasdaq memimpin penguatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mar 2023, 06:57 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2023, 06:54 WIB
Wall Street Menguat pada Selasa 21 Maret 2023
Wall street melanjutkan kenaikan pada perdagangan saham Selasa, 21 Maret 2023. (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 21 Maret 2023. Wall street menanjak seiring pelaku pasar optimistis pada prospek sektor keuangan menyusul jaminan Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk melindungi dari krisis perbankan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (22/3/2023), wall street menandai kenaikan pada hari kedua jelang pengumuman the Federal Reserve (the Fed) tentang suku bunga. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 316,02 poin atau 0,98 persen ke posisi 32.560,60. Indeks S&P 500 naik 1,3 persen ke posisi 4.002,87, untuk pertama kali ditutup di atas ambang batas 4.000 sejak 6 Maret. Indeks Nasdaq menanjak 1,58 persen ke posisi 11.860,11.

Saham bank regional melonjak pada perdagangan Selasa pekan ini yang dipimpin First Republic. Saham First Republic melonjak hampir 30 persen setelah melemah 47 persen. The SDPR Regional Banking ETF (KRE) menguat hampir 6 persen. Saham bank regional mendapatkan dorongan setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kalau pemerintah siap memberikan jaminan lebih lanjut dari deposito jika krisis perbankan memburuk.

Wall street melihat ke arah pengumuman Federal Reserve (the Fed) tentang jalur pengetatan kebijakan moneternya pada Rabu sore pekan ini.Investor sekarang mengharapkan kecepatan pengetatan yang lebih lambat dari Federal Reserve seiring krisis perbankan.

Saat ini pelaku pasar menghargai peluang 86 persen dari kenaikan suku bunga 25 basis poin ketika the Federal Reserve (the Fed) menyelesaikan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu pekan ini, menurut alat FedWatch CME Group. Probalitas jeda adalah 13,6 persen.

 

 

Suku Bunga The Fed Masih Jadi Perhatian

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

“Jika the Fed menghentikan kenaikan suku bunga, itu sama saja dengan mengakui mereka mengetahui sesuatu yang mungkin tidak diketahui pasar. Saya pikir itu akan menjadi ide yang menghancurkan bagi mereka. Tidak pernah ada argument bagi mereka untuk mundur dari 25 basis poin,” ujar dia.

Ia menambahkan, volatilitas pasar setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan kehancuran Credit Suisse adalah reaksi spontan yang sangat alami bagi investor untuk segera pergi ke tempat yang aman.

“Sepertinya proses evaluasi sudah agak tenang, jadi kita bisa melanjutkan dan mengatakan ini adalah insiden yang relatif terisolasi. Sekarang, tentu saja, ini baru retakan pertama,” ujar Grahn.

Ia menuturkan, saat ini berada dalam periode volatilitas yang tinggi. “Saya pikir mudah untuk melupakan seberapa besar volatilitas yang dimiliki baik di sisi saham dan pendapatan tetap,” tutur dia.

Mengenai peluang the Fed menaikkan suku bunga, mantan Ekonom PIMCO Paul McCulley percaya sudah cukup. “Ketika Anda melihatnya dari perspektif manajemen risiko, saya tidak dapat memberikan alasan yang sangat penting atau alasan yang tidak penting untuk pengetatan besok,” ujar dia.

Ia menilai, pasar mengabaikannya, tetapi pihaknya melihat ini sebagai akhir dari siklus pengetatan luar biasa yang mencengkeram sistem keuangan dan ekonomi.

Penutupan Wall Street pada 20 Maret 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 20 Maret 2023 seiring pelaku pasar berharap krisis perbankan dapat mereda.

Hal ini setelah UBS caplok Credit Suisse yang didukung oleh Pemerintah Swiss. Dikutip dari CNBC, Selasa (21/3/2023), indeks Dow Jones melonjak 382,60 poin atau 1,2 persen ke posisi 32.244,58. Indeks S&P 500 bertambah 0,89 persen ke posisi 3.951,57. Indeks Nasdaq melonjak 0,39 persen ke posisi 11.675,54.

Sektor saham energi kembali menguat pada awal pekan ini setelah catat performa buruk pekan lalu dengan turun 7 persen. Sektor saham energi menguat 2,2 persen. Kemudian sektor saham bahan baku naik 1,7 persen. Sembilan dari 11 sektor saham bergerak positif.

Saham bank regional menguat pada Senin, 20 Maret 2023 dan pulih dari kerugian besar dalam seminggu terakhir. Wall street mengharapkan lebih banyak tindakan mungkin diperlukan untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan setelah regulator Amerika Serikat mendukung simpanan Silicon Valley Bank (SVB) yang tidak diasuransikan dan menawarkan pendanaan baru untuk bank-bank bermasalah.

The SDPR Regional Banking ETF (KRE) naik lebih dari 1 persen setelah anjlok 14 persen pekan lalu. PacWest, First Citizens dan Fifth Third Bancorp termasuk di antara pemenang utama. ETF naik 5 persen pada satu titik selama sesi perdagangan, tetapi melihat beberapa kenaikannya terbalik karena saham First Republic melemah 47 persen.

“Hanya ada masalah mendasar di sini. Orang-orang yang memegang simpanan yang tidak diasuransikan di bank-bank daerah gelisah dan sistem perbankan didasarkan pada kompetensi, dan kepercayaan. Anda tidak akan menaruh tabungan di suatu tempat, jika Anda tidak 100 persen yakin itu akan ada saat Anda membutuhkannya,” ujar dia.

 

The Fed Berpotensi Dongkrak Suku Bunga

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Ketidakstabilan di sektor keuangan selama dua minggu terakhir meningkatkan pertaruhan keputusan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu, 22 Maret 2023. Pada Senin, 20 Maret 2023, ada sekitar 73 persen peluang kenaikan 25 basis poin oleh bank sentral AS, menurut alat FedWatch CME Group.

Sekitar 27 persen lainnya berada di kubu tak setuju kenaikan, mengantisipasi ketua the Fed Jerome Powell mungkin melonggarkan kampanye pengetatan agresifnya yang dimulai pada Maret 2022, dalam hadapi penularan keuangan yang muncul.

"Kami masih belum merasakan efek penuh (dari kenaikan suku bunga). Bank-bank regional yang mungkin menyumbang sekitar sepertiga dari semua pinjaman di Amerika Serikat, sekarang harus menarik kembali pinjaman untuk menopang neraca mereka,” ujar Diton.

Diton menambahkan, itu modal jauh lebih ketat untuk seluruh perekonomian. “Itu melakukan pekerjaan the Fed mencoba memperlambat ekonomi. Jadi apakah mereka tidak melakukan apa-apa, atau mereka menaikkan 25 basis poin, saya pikir ada peluang bagus mereka mungkin duduk dan menunggu setelah itu,” ujar Diton.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya