Bursa Saham Asia Menguat, Indeks Nikkei Jepang Sentuh Level Tertinggi Sejak 1990 saat Pertemuan G7

Bursa saham Asia Pasifik meleast pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2023 mengikuti wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mei 2023, 09:01 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 09:01 WIB
Bursa Saham Asia Menguat, Indeks Nikkei Jepang Sentuh Level Tertinggi Sejak 1990 saat Pertemuan G7
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, (19/5/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik seiring dua dari tiga indeks acuan di wall street mencapai rekor tertinggi pada Kamis malam, 18 Mei 2023. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, (19/5/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik seiring dua dari tiga indeks acuan di wall street mencapai rekor tertinggi pada Kamis malam, 18 Mei 2023.

Selain itu, Ketua DPR Kevin McCarthy yakin kesepakatan dapat dicapai untuk plafon utang Amerika Serikat (AS) pekan depan. Indeks S&P 500 dan Nasdaq melonjak hingga mencapai level penutupan tertinggi sejak Agustus 2022 seiring pelaku pasar di wall street fokus pada negosiasi batas utang. Demikian mengutip dari laman CNBC, Jumat pekan ini.

Pada pemimpin dari G-7 akan berkumpul di Hiroshima, Jepang untuk KTT G-7 yang dimulai Jumat, 19 Mei 2023.

Adapun bursa saham Jepang berada di jalur untuk pekan terbaik sejak Oktober. Indeks Nikkei 225 naik 0,67 persen sehingga pertahankan level tertinggi sejak 1990.

Indeks Topix menanjak 0,37 persen pada awal perdagangan, menandai kemenangan beruntun keenamnya. Inflasi inti Jepang pada April 2023 naik 3,4 persen year on year (YoY), mempertahankan level di atas target bank sentral.

Indeks ASX 200 di Australia naik tipis 0,23 persen, indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,42 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 0,37 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong untuk kontrak berjangka di 19.469 dibandingkan penutupan perdagangan terakhir 19.727,25.

Di wall street, tiga indeks acuan menguat dalam dua hari berturut-turut dengan Nasdaq naik 1,51 persen dan mencapai level tertinggi dalam 52 minggu. Indeks S&P 500 menguat 0,94 persen dan indeks Dow Jones bertambah 0,34 persen.

Inflasi Inti Jepang

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sementara itu, inflasi inti Jepang secara nasional naik 3,4 persen pada April sejalan dengan perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Angka tersebut naik lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,1 persen dan menandai level di atas target bank sentral sebesar 2 persen.

Inflasi keseluruha naik dari 3,2 persen pada Maret menjadi 3,5 persen pada April. Yen Jepang menguat 0,2 persen menjadi 138,42 terhadap greenback setelah indeks dolar AS naik naik melewati 103,5, menandai titik tertinggi dalam dua bulan ini.

 

 

Penutupan Wall Street pada 18 Mei 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 18 Mei 2023. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan hingga membukukan level penutupan tertinggi sejak Agustus 2022 seiring pelaku pasar masih fokus pada negosiasi plafon utang.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,94 persen ke posisi 4.198,05. Indeks Dow Jones melambung 115,14 poin atau 0,34 persen ke posisi 33.535,91 setelah diperdagangkan melemah untuk sebagian besar sesi perdagangan. Indeks  Nasdaq naik 1,51 persen ke posisi 12.688,84. Penguatan tersebut melanjutkan kenaikan dalam dua sesi berturut-turut.

Kenaikan wall street pada Kamis, 18 Mei 2023 mendorong penguatan selama sepekan untuk indeks saham. Indeks Nasdaq telah memimpin penguatan dengan melambung 3,3 persen. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 1,8 persen dan 0,7 persen.

Ketua DPR Kevin McCarthy optimistis negosiator kongres dapat mencapai kesepakatan pada waktunya untuk pemunguatan suara DPR pekan depan.

“Saya melihat jalan di mana kitab isa mencapai kesepakatan. Dan saya pikir kami memiliki struktur sekarang dan semua orang bekerja keras, dan maksud saya, kami bekerja dua atau tiga kali sehari, lalu kembali mendapatkan lebih banyak angka,” ujar dia.

Komentar tersebut datang sebelum tanggal 1 Juni, yang merupakan hari paling awal Amerika Serikat dapat gagal bayar. CEO KKM Financial, Jeff Killburg menuturkan, pelaku pasar telah mampu “meneliti” sejumlah sejumlah drama seputar negosiasi plafon utang.

“Saya pikir plafon utang secara pribadi banyak kebisingan, tapi saya pikir investor dan bahkan pelaku pasar kesulitan mengabaikannya,” ujar dia.

“Saya memiliki optimisme di pasar, tetapi juga optimisme kami akan menemukan cara untuk maju. Pemerintah Amerika Serikat tidak akan pernah benar-benar meninggalkan gagal bayarnya,” ia menambahkan.

Saham Walmart

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Saham raksasa ritel Walmart juga turut beri sentimen positif. Saham Walmart naik 1,3 persen di tengah laporan keuangan yang kuat. Perusahaan mengalahkan perkiraan wall street untuk laba per saham dan pendapatan pada kuartal I. Walmart juga dongkrak panduan kinerja setahun penuh.

Namun, sentimen investor sedikit tertahan setelah Presiden the Federal Reserve Dallas Lorie Logan mengatakan data ekonomi terbaru tidak memperdebatkan jeda dalam kenaikan suku bunga. Ia mencatat keputusan kebijakan Juni akan didasarkan pada inflasi dan data ketenagakerjaan yang belum dirilis.

“Karena pasar keuangan terobsesi dengan keadaan negosiasi plafon utang, pernyataan the Fed yang tampaknya ditugaskan untuk mengirim pesan ke pasar,” ujar Chief Global Strategist LPL Financial, Quincy Krosby.

Ia mengatakan, pesan the Fed pada saat ini tidak berencana untuk memangkas suku bunga pada 2023, tetapi sekarang juga memperkenalkan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya yang dapat dilakukan pada pertemuan 13-14 Juni 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya