Tower Bersama Infrastructure Bakal Guyur Dividen Rp 800 Miliar

RUPST PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan membagikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp 800 miliar. Pembagian dividen itu telah ditetapkan dalam RUPST Rabu, 31 Mei 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Jun 2023, 09:03 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 09:03 WIB
20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan bagikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp 800 miliar dari laba bersih tahun buku 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan bagikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp 800 miliar dari laba bersih tahun buku 2022. Rencana pembagian dividen ini telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Rabu, 31 Mei 2023.

"RUPST telah menyetujui pembagian dividen tunai 2022 sebesar Rp 800 miliar atau sekitar 48,9 persen dari Laba bersih perseroan tahun buku 2022," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/6/2023).

Dividen tersebut akan didistribusikan pada 5 Juli 2023 kepada seluruh pemegang saham yang tercatat di Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal recording date 14 Juni 2023 dan tanggal cum dividen (akhir periode perdagangan saham dengan hak atas dividen) 12 Juni 2023.

Sepanjang 2022, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,63 triliun pada 2022. Laba tersebut naik 5,7 persen dari periode 2021 sebesar Rp 1,54 triliun. Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 500 juta dari laa 2022 dialokasikan untuk cadangan umum, dan sisanya dialokasikan untuk saldo laba.

Pada perdagangan Rabu, 31 Mei 2023, harga saham TBIG ditutup naik 0,95 persen ke posisi 2.130. Saham TBIG dibuka pada posisi 2.120 dan bergerak pada rentang 2.080-2.170.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham TBIG tercatat sebanyak 2.214 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 13,58 juta senilai Rp 28,89 miliar. Dalam sepekan, harga saham TBIG naik 6,77 persen. Sementara dalam satu tahun terakhir, harga saham TBIG masih terkoreksi 30,39 persen.

 

 

 

Kinerja Keuangan Kuartal I 2023

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Sebuah tower terlihat di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode 3 bulanan atau kuartalan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Tower Bersama Infrastructure membukukan pendapatan sebesar Rp 1,62 triliun.

Pendapatan pada kuartal I 2023 ini turun 1,44 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,64 triliun. Sementara beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 430,84 miliar dari Rp 405,71 miliar pada kuartal I 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada kuartal I 2023 turun 3,95 persen menjadi Rp 1,19 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,24 triliun.

Beban usaha pada periode ini juga naik menjadi Rp 127,7 miliar dari Rp 110,74 miliar pada kuartal I 2022. Sehingga diperoleh laba dari operasi pada kuartal I 2023 sebesar Rp 1,06 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,13 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/5/2023), perseroan membukukan beban lain-lain sebesar Rp 475,91 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan beban lain-lain pada kuartal I 2022 yang tercatat sebesar Rp 510,79 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 347,1 miliar.

Laba ini turun 19,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 430,19 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk kuartal I 2023 yakni sebesar Rp 332 miliar. Laba tersebut turun 20,05 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 415,27 miliar. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp 14,81 dari sebelumnya Rp 19,2 pada kuartal I 2022.

Aset perseroan hingga 31 maret 2023 naik menjadi Rp 43,28 triliun dari Rp 43,14 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2023 turun menjadi Rp 30,91 triliun dari Rp 32,22 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 12,37 triliun dari Rp 10,92 triliun per 31 Desember 2022.

 

Kinerja Keuangan 2022

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Wisatawan melakukan telepon di dekat tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Perseroan mencatat pendapatan Rp 6,52 triliun dan EBITDA Rp 5,66 triliun hingga akhir Desember 2022 dengan catatan marjin EBITDA perseroan tetap pada 86,6 persen untuk 2022. 

Perseroan catat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,63 triliun pada 2022. Laba tersebut naik 5,7 persen dari periode 2021 sebesar Rp 1,54 triliun. 

Per 31 Desember 2022, Tower Bersama Infrastructure memiliki 40.884 penyewaan dan 21.870 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 21.758 menara telekomunikasi dan 112 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.772, rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,87.

CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, pada 2021, pihaknya menambahkan 2.361 penyewaan kotor yang terdiri dari 1.398 sites telekomunikasi dan 963 kolokasi ke portofolio kami. Penambahan penyewaan bersih dari Grup lebih rendah terutama karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom pada awal tahun dan semester II 2022, beberapa penyewaan yang tidak diperpanjang oleh IOH.

"Per 31 Desember 2022, total pinjaman (debt) perseroan, jika pinjaman dalam mata uang USD yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 27,67 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 4,40 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 966 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26.707 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp 3,43 triliun," kata Hardi dalam keterangan resminya, Selasa (4/4/2023).

Menggunakan EBITDA kuartal IV 2022 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 0,6 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya